14

55 0 3
                                    

"Baiklah sekarang kalian saya beri hukum untuk membersihkan lapangan basket dan kamu rian walaupun kamu baru disini kamu juga saya beri hukuman yg sama" Perintah bu sinta

"Tapi bu kita kan hanya telat 5 menit saja bu"elak gilang

"Saya tau itu gilang,pelanggaran tetap saja pelanggaran walaupun hanya berselisi 5 menit itu sudah ketentuan sekolah,skrng laksanakan hukuman kalian"

"Baik bu"ucap ketiganya.

Ketika keluar ruangan gilang tidak berhenti mengoceh,pada halnya dia tidak pernah dihukum seperti ini walaupun ia sedikit nakal.

"Ngak bgt sih tuh guru"oceh gilang

"Udah lang kita yang salah kan"tutur salsa

Mereka bertiga pun berjalan menuju lapangan basket indoor yaang dimiliki sekolah mereka. Sebenarnya salsa sangat malas harus menjalankan hukuman bersama rian tapi apa boleh buat ia harus menerimanya.

"Baru kali ini kapten basket disuruh bersih bersih lapangan basket"keluh gilang yang sedang menyalu lapangan

"Ohya lo rian kan,anak pindahan dari bandung. Tadi pagi knpa lo ada di depan rumah salsa dan kmren knpa lo maksa dia buat balik bareng lo, apa hubungan lo sama salsa"tanya gilang berhati-hati agar salsa tidak mendengar percakapan itu.

Ya salsa memang tidak berada di tengah-tengah lapangan, ia diperintahkan gilang untuk merapi ruang ganti saja karena jika membersihkan seluruh lapangan akan membuat gadis itu kelelahan. Begitu perhatiannya gilang terhapadan gadis munggil itu.

"Dan apa urusan lo untuk tau itu"dingin rian

"Karena gw wajib tau semua hal tentang salsa"tegas gilang

"Status lo apa sampai sampai lo harus tau semua hal tentang salsa"

Gilang bungkam, benar apa yang dikatakan rian. Status apa yang ada diantar gilang dan salsa, pasalnya ia dan salsa sampai detik ini hanya sebuah teman yang menginginkan lebih dari pertemanan.

"Diem kan lo. Gw harap lo sekarang jangan deket deket lagi sama salsa, sebab salsa cman untuk gw. Salsa bisa bahagia bareng gw"ucap rian

Emosi gilang memuncak bersamaan dengan kalimat terakhir yang terucap dari mulut rian. Gilang maju mendekati rian menatal pria itu dengan tatap membunuh,seperti memperingati kalau sampai rian macam macam dengan gadisnya ia akan habis ditangannya.

Tiba-tiba saja salsa muncul dari arah ruang ganti,ia berlari kecil menuju gilang dan rian berada. Karena ia sempat mendengar ucapan yang dilontarkan dari mulut rian yang membuat matanya memanas. Mengapa dirinya sangat lah lemah,mengapa ia harus bertemu kembali dengan rian. Padahal ia sudah berusaha sekuat yang ia bisa untuk melupakan pria itu.

"Lang"ucap salsa menarik mundur gilang agar menjauh dari rian.

Rian menatap remeh gilang, knpa gadis nya dulu lebih memilih pria yanh ada dihadapnya itu.

"Ca knpa lo lebih milih dia ketimbang gw ca, knapa ketika gw udah menemukan lo, lo malah susah untuk gw gapai kembali"ucap rian menatap salsa

Salsa hanya diam dibalik tubuh tinggi gilang,gadis itu hanya merasa bersalah kepada rian karena meninggalkannya dengan alasan yang tidak masuk di akal itu.

"Maksud lo apa ketika lo uda menemukan dia" tanya gilang seraya mengenggam tangan salsa

"Lo bisa tanyakan langsung sama dia"jawab rian

Gilang menatap salsa dengan menaikan satu alisnya.

"Nanti gw ceritain"cicit salsa menunduk

Merasa udara di lapangan ini semakin panas gilang membawa salsa untuk keluar dari lapangan. Gilang berharap salsa segera memberi perjelas atas semua ini. Pasalnya hati dan pikirannya sudah terisi dengana nama gadis munggil yang ia genggam.

***
Angin segar menerpa wajah kecil salsa,ia sekarang sedang berada di rooftop. Gilang membawanya kesini ketika kejadian tadi,katanya ketika ia memiliki banyak masalah ia akan segera kesinj dan merasa lebih baik.

"Sini duduk,lo ngak akan makin tinggi hanya dengan berdiri terus disitu"ucap gilang membuat garis wajah salsa berubah

"Ngebelin"jawab salsa mengikuti perintah gilang

Gilang hanya tersenyum memperhatikan gadis yang sedang duduk disampingnya ini.

"Sebenarnya ada apa antara kamu dan rian, apa sebelumnya kalian saling mengenal" tanya gilang mulai membuka pembicaraan

Salsa sempat membuang nafasnya dengan kasar.

"Sebenarnya rian itu mantan caca" jawab salsa menahan gejolak yang sekarang menerpa hatinya.

Gilang diam guna mempersilakan salsa untuk bercerita.

"Caca putus sama rian bukan keinginan kita berdua,melainkan meinginan mama caca. Caca ngak tau alasan mama caca untuk menyelesaikan hubungan kita tapi kata mama caca,rian itu ngak baik buat caca"

"Dan keesokan hari setelah selesainya hubungan caca dan rian, mama membawa caca pindah ke jakarta tanpa sepengetahuan rian. Nomor caca pun diganti sama mama. Dan selama di sini lah salsa berusaha melupakan rian,mungkin ini yang terbaik buat caca. Tapi kenapa dia kembali,knapa dia muncul kembali di kehidupan caca ketika caca sudah melupakannya" lanjut salsa dan membuat air matanya jatuh membasahi pipinya

Tangan gilang pun terulur menghapus butiran bening yang berhasil lolos itu dan memposisikan duduknya menghadap penuh kearah gadis itu.

" Ternyata saat lo nanggis sama aja ya"ucap gilang seraya tersenyum kecil

"Mksudnya"tanya salsa sambil menghapus sisa air mata

"Iya sama aja jeleknya" jawab gilang dan mendapatkan satu pukulan dibahunya.

"Ihh bisa ngak sih lo ngak nyebelin lang, uda tau lagi melow gini tetep aja nyebelin" ucap salsa

"Yaudah sebagai permintaan maaf gw beliin ice cream di kedai pelangi"

"Beneran lang"ucap salsa dengan mata berbinar dan mendapatkan anggukan dri gilang

"Ngak mau ya udah alhamdulillah"jawab gilang bangkit dari duduknya dan berjalan meninggali salsa

"Kata siapa caca ngak mau. GILANG CACA MAUUUU" ucap salsa berlari menghampiri gilang.

Dan lagi lagi gilang membuat salsanya ceria.

_______________My Kapten Basket__________

10-10-2019




















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang