Chap 5 : Malaikat maut bersabit

325 50 2
                                    

Sekarang mungkin saya akan sedikit lama untuk pembaruan, sedang sibuk haha:'v
*pict diatas hanya untuk kebutuhan fisiologis penulis*

✧✦✧✦

Wei Siyan tidur disiang hari hingga sore, ia sangat lelah oleh hari yang panjang, dan nanti akan ada hari yang panjang lagi. Mengandalkan pengetahuannya dari novel, Wei Siyan beegegas mandi disebuah sungai dibelakang istanah kaisar.

Air nya jernih dengan beberapa batu didasar, Wei siyan dengan cepat mencuci diri dan berganti dari pakaian yang kurang pantas dengan kain tipis yang diberikan Ningli, ia suka ini, sangat lembut dan wangi.

Selesai, Wei Siyan kembali kekamarnya dan beristirahat hingga malam tiba, Ningli memintanya untuk pergi ke ruang makan. Wei Siyan segera menuju ruang makan, disana ia melihat dari kejauhan meja panjang besar dengan seorang pria  tampan di bagian ujung yang dikelilingi gadis-gadis cantik.

Wei siyan mendengus didalam hati Huh, dasar playboy. Namun ia juga mulai berpikir Ibu, kapan putramu akan menjadi raja harem seperti itu? Duduk dikelilingi gadis-gadis yang menyejukan mata...

•[ Harem, artinya orang yang dikelilingi lawan jenisnya yang menyukainya. Namun ada juga yang sejenis, Maybe?'-'  akh! Jangan dengarkan saya! Saya gila! Giiilaaaaaaa ]


Kaisar melihat Wei Siyan yang berdiri dikejauhan, menyuruh para selirnya pergi dan melambai pada Wei Siyan untuk mendekat. Wei Siyan mematuhi sang kaisar, ia menatap kaisar yang juga menatapnya dengan mata dingin. Wei Siyan tidak bisa untuk tidak menggigil.

“Hormat kepada kaisar agung” Wei Siyan membungkuk. Secara jelas ia tau peraturan kekaisaran ini.

Dimana ‘Seorang raja adalah layaknya tuhan dan wajib disembah’ , kurang lebih.

Sedangkan Wei Siyan yang menggigil, kaisar merasakan aneh. Aura didepanya berbeda dengan Wei Siyan yang dulu, Wei Siyan biasanya memancarkan aura terisolasi dengan senyum palsu sedangkan orang didepan nya, sedikit aneh. Ada cahaya putih kenyamanan disekitar orang ini. Ditambah dengan pakaian putih sederhana itu, itu lebih seperti malaikat yang kehilangan sayap...

•[Saya ingatkan kembali, Wei Siyan dengan tulisan miring adalah Wei Siyan asli, bukan protagonis kita:"3]

Kaisar batuk “Duduk.” Perintah kaisar, mengambil dari sikap Wei Siyan asli di dalam Novel, Wei Siyan berjalan mengitari meja duduk di sisi lain dengan patuh, namun kepalanya menunduk takut.

Apa kamu gila? Mata itu jelas sangat tajam seperti ujung pedang, aku masih takut mati.

Dan oh, tentu saja, mau bagaimapun aku meniru saudara kembarku sendiri, aku tetap tidak akan mirip dengannya.

Kaisar memanggil “Wei Siyan.” dengan nada datar.

Wei Siyan yang tertunduk tidak bisa untuk tidak gemetar dan pucat. Aku mati aku mati aku mati. Wei Siyan panik, mendongkak menatap kaisar.

Namun kaisar tidak mengeluarkan suara untuk setelahnya, hanya menatap Wei Siyan dengan mata sedikit besar. Wei Siyan merasa semakin canggung, dengan gagap bertanya “Yang mulia Kaisar Feng Gang, apa kehendak anda pada saya?”

Oh shit!

Ini benar-benar memalukan memuja muja seorang lelaki tolol!

Kaisar kembali terbatuk uhuk uhuk “Ini masalah tempat tidur.” Kaisar bicara dengan nada seius menatap Wei Siyan. Oh, dulu saudaranya juga ditugaskan sebagai pembantu perbaikan kasur. Sering kali Wei Siyan yang memeperbaiki kasur megah jebol oleh kaisar dan permaisur permaisur nya, ia juga mengingat kejadian-kejadian sedikit vulgar di dalam novel...

[BL] The Steep Plot!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang