Alfatahio Sastra

4.1K 350 76
                                    

Created by Yolanxreal

Edited by Mei-kss75

Seorang lelaki menggunakan kaos putih polos dan celana training hitam yang membalut kaki jenjangnya. Dia mendrible bola basket dengan lihainya, dan keringat tampak menetes di pelipisnya. Kadar ketampanannya pun semakin menjadi, ditambah lagi teriakan dari para siswi menggema di lapangan.

"ASTRA!"

"Ganteng sekali."

"OMG! Keringatnya menetesss uhh."

"Semangat pacar hayalanku."

Dan masih banyak lagi yang dilontarkan para siswi untuk Astra. Di  Senior High School ini, lelaki itu memang sangat populer.

Astra menyelesaikan permainan bola basketnya, lalu ia menuju loker untuk mengambil baju ganti.

"Huh," desah Astra saat melihat isi loker yang penuh dengan coklat dan surat. Setiap hari Astra pasti mendapatkan loker yang penuh dengan ini semua.

"Lebih baik bawa pulang saja. Ini semua akan aku berikan kepada Thea," guman Astra lalu berlanjut memasukkan coklat dan surat-surat kedalam paper bang miliknya.

"Hei bro!" sapa seorang lelaki sambil menepuk pundak kekar milik Astra. Astra hanya tersenyum melihat lelaki itu.

"Sepertinya, semakin hari semakin banyak yang memberimu hadiah." ujar lelaki itu kagum.

"Aku bingung kenapa mereka semua memberikan ini kepadaku." gumam Astra sambil memasukkan paper bag ke dalam lokernya.

"Kau tidak peka sekali Astra! Kau tidak tahu bahwa mereka semua berlomba-lomba untuk menjadikanmu sebagai kekasihnya!"

Astra mengerutkan dahinya bingung. "Apa maksudmu?"

Lelaki yang bernama Xavie itu gemas mendengarkan pertanyaan sahabatnya itu. "Akanku jelaskan, semua siswi yang memberimu coklat dan surat mereka semua berlomba-lomba untuk mendapatkan hatimu, jadi kau harus memilih salah satu diantara mereka yang beruntung," jelas Xavie

"Kenapa mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan hatiku? Apa ada yang menarik di hatiku ini? Sepertinya tidak," ucap Astra

Xavie mengontrol emosinya. "Tanyakan kepada mereka Astra. Sebelumnya kau pernah memiliki kekasih?" tanya Xavie to the point.

Astra menggeleng. "Aku belum pernah memiliki kekasih, dan juga aku tidak ingin memiliki kekasih."

"Pria tampan sepertimu masih single? Ya ampun Astra, wanita banyak yang menyukaimu. Kenapa kau tidak memilih satu di antara mereka semua?"

"Aku tidak ingin menyakiti hati mereka karena aku memilih salah satu diantara mereka."

"Tapi, kau menyukai salah satu di antara mereka kan?" Astra menggeleng

"Baiklah kalau begitu. Aku harap kau mendapat wanita yang bisa merubahmu Astra."

Astra dan Xavie melewati koridor untuk menuju ruang ganti, banyak pasang mata yang melihat kearah mereka, Astra hanya tersenyum ramah kearah mereka semua.

Setelah mengganti baju Astra dan Xavie memasuki kelas, tepat saat itu belum ada guru. Semua teman kelas Astra langsung menghampiri dirinya.

"Astra, bolehkah aku melihat jawaban matematikamu? Ayolah Astra kau ini kan pintar dan baik, pasti bolehkan?" tanya seorang siswi dengan ekspresi memohon.

"Iya Astra, bolehkan?"

"Apa kau tidak kasihan kepada kami, kalau guru menghukum kami karena tidak mengerjakan tugas?"

"Astra yang tampan bolehkah aku melihat jawabanmu?

Astra menuju tempat duduknya, dan mengambil buku matematika di dalam tas miliknya. "Ini, aku harap kalian menyelesaikannya tepat waktu karena sebentar lagi guru akan datang," jelas Astra sambil mengulurkan buku kepada teman-temannya dan buku Astra menjadi rebutan.

"Baiklah Astra."

"Terimakasih Astra."

"Kau sangat baik."

Semua teman Astra mulai mengerjakan tugas matematika dengan melihat jawaban Astra. Inilah Astra, yang selalu menjadi target untuk teman-temannya. Bagi Astra, membahagiakan orang adalah prioritasnya.

------------------------------------------
Tbc.

Astra

Astra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang