Our Bond.

(2)

"Hwang Hyunjin."

"Hm."

"Hyunjiiin."

"Hm."

"Hyunjin-aaaaah~ Aku bosan sekali~"

"Lakukan sesuatu kalau kau bosan. Jangan malah berisik dan ganggu aku, aku mau tidur."

Jisung yang mendengarnya langsung mengubah posisinya, yang awalnya berbaring malas di atas kasurnya ke posisi duduk secara mendadak, membuat Hyunjin yang ada di kasur sebelahnya ikut terkejut.

"Apa? Kenapa?"

"Tidak tidak. Kau yang kenapa, Hyunjin?"

"...Hah?"

"Kau tidak pernah tidur awal. Kau kenapa? Sedang kemasukan?"

Kemudian lemparan guling tepat mengenai perut Jisung diberikan setelahnya.

"Jangan ngawur. Aku memang ngantuk, tadi tidak banyak tidur di pesawat."

Jisung menganggukkan kepalanya paham mendengar jawaban teman seusianya yang satu itu, kemudian akhirnya kembali merebahkan tubuhnya dengan nyaman.

"Tapi aku bosan.."

"Dan aku tidak. Selamat berbosan-bosan, aku mau tidur."

"Dasar tidak seru. Ya sudah, sana tidur!"

Jisung kira, Hyunjin tidak akan tertidur secepat itu. Makanya, ia mengerutkan keningnya heran saat tidak mendengar jawaban apa-apa setelahnya.

"Hwang Hyunjin?"

"..."

"Hyunjin?"

"..."

"Oke, aku coba sekali lagi. Kalau masih tidak jawab juga, mungkin dia benar-benar tidur. Hyunjin—"

"Berisik, Han Jisung."

"Kan, kau belum tidur!"

"Bagaimana mau tidur kalau kau bawelnya melebihi anak ayam?"

Jisung memutar bola matanya mendengar penuturan Hyunjin barusan. Akhirnya ia memutuskan untuk memainkan ponselnya saja, ketimbang memberikan jawaban.

Sayangnya, bermain ponsel juga tidak membuat bosannya hilang. Tanpa sadar, ia menghembuskan nafasnya.

"Mau nonton?"

Jisung tersentak kaget saat mendengar suara Hyunjin. Ia kira, temannya sudah tertidur.

"Bukannya kau mengantuk?"

"Iya, tapi tetap tidak masuk ke dunia mimpi juga. Sudah, jangan cemberut begitu, jadi makin jelek. Kutemani kau menonton sampai mengantuk."

Malam itu, hanya Hyunjin dan Jisung yang tahu jam berapa mereka akhirnya terlelap.

Dan paginya, mereka mendapat omelan dari manager karena sulit dibangunkan.