The Heir is Here: Quiet Down, School Prince! ( Part 2 )

Bab 411 dan Bab 412

Bab 411: Hidup dan Mati (10)

An Yibei terdiam beberapa saat sebelum dia berkata, "Aku tahu kamu anak yang baik. Berjanjilah padaku, jangan biarkan sesuatu terjadi padanya lagi. Dia adalah satu-satunya saudara perempuan yang saya miliki ... Setiap kali saya melihatnya menangis atas Anda dan terluka karena Anda, saya ingin membunuh Anda. Tapi Anda kebetulan adalah orang yang paling disukainya ... "

Perasaan yang sangat mengerikan.

Sheng Yize mengepalkan tangannya. Urat biru muncul di punggung tangannya dan buku-buku jarinya memutih.

Seseorang kemudian tiba sambil berteriak, "Minggir! Saya di sini dengan bank darah berjalan! Sana! Ambil darah sebanyak yang kamu butuhkan! "

Mereka mengikuti suara dan melihat bahwa Qi Yanxi adalah orang yang membuat semua kebisingan. Di sebelahnya ada seorang remaja setinggi 186cm yang terlihat jauh lebih dewasa dan mantap. Dia mengenakan mantel di atas kemeja sederhana dan memiliki wajah tampan dan mata jernih. Hanya saja sudut mulutnya bergerak tanpa sadar atas kata-kata Qi Yanxi.

"Pasien sudah menjalani transfusi darah. Bisakah pria ini ikut bersamaku? Kami akan mengambil 400CC dari Anda sebagai cadangan, hanya untuk aman. " Perawat itu memberi isyarat padanya dengan sopan.

Remaja 186cm itu mengangguk dan berkata dengan lembut, "Tentu saja."

Qi Yanxi berkata dengan geram, "Gambarkan sebanyak yang dibutuhkan Little Dummy Xia! Jangan pedulikan dia! "

Perawat itu malu dengan hal itu dan merasa kasihan pada bocah jangkung itu. Dia mencuri pandang padanya dan melihat bahwa raut wajahnya tidak berubah sama sekali. Seolah-olah dia selalu diperlakukan seperti ini dan sudah terbiasa dengan itu.

Qi Yanxi melangkah ke arah mereka dan bertanya, "Bagaimana Little Dummy Xia lakukan?"

Baik Sheng Yize dan An Yibei memberinya pandangan dingin tanpa mengatakan apa-apa.

Qi Yanxi semakin jengkel dan merasa gelisah. Dia berteriak, "Bicaralah padaku! Kalian berdua numbskull! "

"Diam. Tidakkah kamu tahu bahwa kamu harus tetap diam di rumah sakit? " An Yibei memelototinya. "Duduklah! Dia masih di ruang operasi! "

Qi Yanxi bersikap pada kata-kata itu dan duduk dengan patuh di bangku.

Keluarga Xiaxia telah diberitahu tentang kecelakaannya. Mendengar bahwa ada kekurangan darah, An Yibei bergegas ke sini untuk menawarkannya, sementara Qi Yanxi telah membawa putra ibu tirinya.

Hampir dua puluh menit berlalu sebelum remaja jangkung itu keluar, tampak sedikit pucat. Melihat ketiganya duduk berderet di bangku, dia mengerutkan kening dan pergi ke kafe di sebelah rumah sakit, di mana dia membeli tiga cangkir kopi panas.

Dia ingat untuk meletakkan dua porsi krim lagi di kopi Qi Yanxi.

Meskipun dia sangat peduli pada Qi Yanxi, yang terakhir hanya memutar matanya dan berkata, "Rasanya seperti sampah."

Bocah itu berkata dengan baik, "Aku akan memberimu sesuatu yang lain kali."

"Hmph!"

Mereka duduk di sana dengan canggung seperti itu sampai lampu di atas ruang operasi dimatikan. Mereka bergegas ke dokter yang bertugas bersama.

Dokter tampak kelelahan. "Dia berhasil. Tapi Anda belum bisa mengunjunginya dulu. Kita harus mengawasinya untuk malam ini. "

Dokter pergi setelah itu. Karena Sheng Yize dan An Yibei tidak menunjukkan niat untuk pergi, Qi Yanxi juga tidak akan pergi. Selain itu, dia bahkan memaksa bocah itu untuk tetap tinggal juga.