Cermin terbaik ke 3

13 3 0
                                    

HILANG


Karya: Nur Hidayah



Langit mendung mengiringi perjalanan surat yang sejak 3 hari kutunggu. Iya, itu surat dari seseorang yang jauh di mata namun dekat di hati. Kata orang tak ada persahabatan yang benar- benar murni antara laki-laki dan perempuan sebab pasti salah satunya menyimpan rasa. Dan aku sedang mengalaminya, aku tak peduli jika harus bertepuk sebelah tangan, yang pasti ini rasaku dan aku yang berhak untuk terus menumbuhkannya atau memberhentikannya.


Aku menengkurapkan tubuhku di atas kasur, senyumku tak pernah luntur sedari tadi. Kubuka perlahan dan membaca setiap rangkaian katanya.


Dear Melody,


Aku tak pernah sangka jika Tuhan memperkenalkan aku denganmu, meski tak pernah melihat langsung rupamu. Lewat doa kusampaikan rindu untukmu meski semesta tak merestuiku melihatmu. Kamu bukan hanya sekedar sahabat penaku, mungkin jika waktu memihakku kita bisa lebih dari itu. Namun sayang seribu sayang ternyata Tuhan lebih sayang padaku. Jika surat ini sampai padamu, mungkin aku tak bisa lagi berada di sisimu, membalas semua suratmu atau mengirim kabar lewat pesan singkatku. Aku pergi bukan aku yang mau tapi ini hanya tentang masalah waktu, kita masih bisa bertemu lewat doa yang kau untai untuk mengiringi perjalananku menuju ke haribaan Tuhanku.


Your Lovely, Angkasa Saputra


Aku menyeka dan menarik napas panjang. "Seingatku kau pernah berjanji satu hal," gumamku.


5 hari yang lalu,


"Kamu sakit, Sa?"


"Nggak, Mel." Meski hanya mendengar suaranya dari telepon, aku yakin dia tak baik-baik saja.


"Mel, dengar. Aku pernah berjanji tapi maaf jika suatu saat tak bisa menepatinya."


Aku tak pernah menyangka jika itu telepon terakhir darinya.



Banjarmasin, 07 September 2019


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cermin Tema : " Sahabat Pena "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang