"Bukankah cinta memang sering membuat Hal sederhana terasa istimewa"
Ia terus menahan sesuatu yang kian memanas,menyesak dan serasa semakin kuat ingin meledak di sudut pelopak mata. Sudah lebih dari 2 jam ia hanya diam.Usiannya kurang 3 tahun dari seperempat abad.Masih terlalu muda.Ia menatap barisan figuran foto yang masih tertata rapi di atas meja belajar yang terbuat dari pohon kayu jati .Di sebelahnya ada buku buku dan alat tulis untuk kuliahnya.
"Aku nggak boleh cengeng",bisiknya, "..perempuan harus tangguh!" Is terus menahan perasaan,ia berusaha agar tetap kokoh.
Ia mengambil foto itu "kamu!" ucapnya penuh emosi,Gigi"nya saling mengigit,semakin rapat.tubuhnya masih gemetaran menahan emosi yg Blum reda."Kamu pernah mikir nggak sih,gimana susahnya ngejaga hati? Terus knp kamu malah pergi sama perempuan JALANG itu.Arrrgt!"Ia mengepal jemarinya, semakin keras.
"Kamu memang cwok brengsek!"la merobek foto yang sudah terbagi dua itu.kertas bergmbar 2 org berpelukan terbagi jadi semakin banyak.
Dadanya semakin sesak oleh emosi yg semakin tak terkendali. Air matanya terus menggaliri lekuk pipi. Ia masih belum bisa memercayai kenyatan; lelaki itu tega mengkianati cintanya.
Tubuhnya lelah,hatinya patah. Wajahnya biasanya teduh,kini membiaskan gerimis kesedihan.Ia ingin tertidur. Mencoba melepaskan diri dari segala rasa sakit
Nama perempuan itu adalah Aruna. Ya, Aruna yang Malang.