begin

9 1 0
                                    

"pesanan esspreso atas nama bunny ?"

"sekali lagi pesanan espresso atas nama bunny"

"yaa saya "
Tampak seorang pemuda yang terlonjak kaget karna namanya kusebut, aku meliriknya sambil menggigit bibir bawahku .

'ah sepertinya ku membuyarkan lamunanya'
Racauku dalam hati

Lalu dengan segera dia berjalan menuju meja pemesanan yang dimana aku juga sedang berdiri, menanti kadatanganya untuk mengambil pesanan

'astaga, astaga dia kemari.. Aku harus apaa .. Oke jung soffa tenang!tenangkan dirimu, mari segera berikan dan selesai '
Aku panik kepalang saat pria berambut gondrong bergigi kelinci mengampiriku, padahal tadi aku yang memanggilnya, astaga secret admirer macam apa aku ini. Harusnya aku tenang tak boleh gelisah seperti ini, nanti akan terbaca gerak-gerikku.

Langkah besarnya makin mendekat lalu berhenti tepat didepanku menampilkan senyum tipis yang arghhhh aku tidak bisa mendefinisikan keindahanya, tanganya terulur untuk mengambil espresso di genggamanku. Sejenak aku menahan nafas lalu menjulurkan juga tanganku untuk mengantarkan pesananya..

'oh tuhan tangan kami bersentuhan'
Aku terlonjak semi kegiarangan ketika jari kami bersinggungan, setelah menerima secangkir esspreso tadi dia langsung menundukan kepala lalu berbalik ke meja tempat ia duduk tadi.

Ya dia adalah idolaku, pria manis berbadan ramping,namun berkaki jenjang, rambutnya lumayan panjang dan bergelombang , wajahnya kecil matanya besar hidungnya bangir dan melengkung seperti beo. Oh apakah tuhan sedang girang saat menciptakanya, setiap jengkal tubuhnya terlalu indah.

'bunny '

Itu nama yang selalu dia sebutkan saat ia memesan minuman favoritnya, ya esspreso !

Aku yakin itu bukan nama sesungguhnya tapi sumpah aku terlalu sering menyebutnya dalam benak bagai senandung yang tak bosan bosan kurapalkan.kenapa semua dalam dirinya terlalu indah.

Aku sudah menjadi pengagum rahasia sejak pertama kali ia datang kemari. Aku masih ingat persis senin sore pada musim gugur 5 bulan yang lalu , awal kedatanganya sudah menarik perhatianku, eksistensinya sangat berpengaruh bagiku.

Dulu awal kedatanganya rambutnya tak sepanjang itu, sumpahlah masih teringat segar dalam memoriku hari itu dia datang memesan sebuah esspreso lalu duduk dipojokan ruangan sambil bersenandung kecil, ah sepertinya kala itu dia sedang bahagia, rambutnya masih sepanjang telinga menari-nari terbawa angin membuatku ingin menyentuhnya .

Dia selalu datang dua kali dalam seminggu dan selalu duduk dipojok ruangan, membuatku kegirangan karna tempat duduknya persis bersebrangan dengan meja kasir sehingga aku bisa meliriknya sebentar-sebentar lalu cekikikan seperti wanita mesum.

"hei jung soffa hentikan aksi mesumu, terlalu kentara bodoh !"
Aku menoleh sambil melototi pria yang ada disebelahku ini.

"ya park jimin jangan kencang-kencang nanti ketauan olehnya "

"kau yang akan ketauan nona mesum, sedari tadi kau cengar-cengir sambil memandanginya, untung aku yang memergokimu. Coba kaalau dia! Pasti dia sudah ilfeel "

"sudahlah kau diam saja sana kedapur, jangan ganggu kegiatan fangirl ku"

"ewww fangirl apanya"

Pun akhirnya aku hanya mencibirnya lalu menepuk2 pantat pria bantet disampingku ini agar dia segera pergi kedapur.

"yaaah dia sudah mau pergi "

Rapalku pada diri sendiri, yaa tuan bunny itu tiba tiba saja berdiri dari singgah sananya lalu segera melangkahkan kaki buru-buru keluar dengan senyuman besar menghiasi wajah indahnya, kurasa dia akan menemui sesorang spesial.

H A L U || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang