Chapter 3 : Kegagalan yang Sama

7.7K 1K 20
                                    

Chapter 3 : Kegagalan yang  Sama

Sepertinya takdir terlalu sayang, hingga menjebak aku dalam masalah yang sama - Anza

Acara makan siang hari ini berlangsung disalah satu restoran terkenal. Beberapa pihak sudah menyewa sebuah ruangan khusus yang sengaja  terpisah dari pelanggan lain. Hal ini mungkin dilakukan untuk memberikan kesan nyaman dan aman mengingat ada lima orang artis terkemuka yang ikut dalam acara makan-makan pada hari ini.

Begitu mereka sampai di restoran yang telah ditetapkan beberapa pasang mata sudah menatap penuh minat lima artis yang sering wara-wiri di televisi. Rion ketiban sial karena berjalan paling lambat, pria itu terpaksa harus meladeni beberapa fansnya yang mendadak ingin foto bersama.

Anza segera meninggalkan rombongan yang tertinggal secepat mungkin. Dia berjalan di berisan depan dengan beberapa pengawalan dari staf-staf yang mendadak berubah jadi bodyguard. Anza bersyukur tidak ada pelanggan lain yang berani mendekatinya hingga dia sampai di ruang private tersebut, saat ini mood-nya tidak terlalu baik untuk beramah-tamah dengan orang asing. Anza hanya tidak mau sifatnya yang terkesan cuek malah akan menyakiti mereka.

Tempat yang dipesan ini ternyata memilih konsep lesehan dimana ada beberapa meja yang terpisahkan, disetiap sisi meja tersebut ada bantal dudukan kecil yang dikhususkan untuk para tamu.

Anza memilih duduk di sudut meja yang langsung bersebelahan dengan dinding. Sambil menunggu rombongan lain datang dia mencoba mengecek telfon genggamnya yang sejak tadi sudah bergetar beberapa kali.

Reno: kamu dimana?

Reno: bisa kita bertemu? Ada hal yang perlu aku jelaskan sebelum pernihakan aku minggu ini terlaksana.

Reno: please, I miss you so much...

Anza segera menghapus ketiga pesan tersebut. Untuk apa pria ini menghubunginya lagi? Dan kenapa juga mereka harus bertemu kembali padahal pernikahan pria itu sudah di depan mata. Hubungan mereka telah kandas sejak dua bulan yang lalu dan pria itu telah memilih untuk menikahi gadis pilihan orang tuanya, jadi untuk apa mereka bertemu kembali? Anza tersenyum getir, mendadak sesak yang awalnya mulai berkurang kini kembali memenuhi dadanya. Matanya bahkan sudah memanas walau sudah dia tahan sekuat mungkin.

Pergerakan orang yang duduk di sebelahnya membuat Anza menoleh, matanya langsung melotot ketika menemukan pria dengan kemeja biru kotak-kotak duduk dengan tenang tepat di samping kanannya. Reval duduk dengan diam, sedikit membenahi letak sendok dan garpu yang memang sudah disusun sedemikan rupa di hadapan mereka.

Kini senyum getir di bibirnya berubah menjadi senyum sinis. Pria yang tadinya berpura-pura tidak tahu akan kehadirannya malah mengambil tempat duduk yang sangat berdekatan, tapi anehnya pria ini bahkan tidak berniat menoleh sedikitpun, bahkan hanya untuk memberikan senyum sopan.

Anza mendengus samar, dia memasukan kembali telfon genggamnya ke dalam tas mini yang dia bawa dan menengakkan tubuhnya yang tadi mulai melemas. Dilihatnya seisi ruangan sudah dipenuhi oleh orang-orang dan semua tempat juga telah diduduki. Mungkin ini alasan pria itu memilih duduk di samping Anza karena sejak tadi sepertinya banyak yang sungkan juga harus bersebelahan dengan artis cantik itu.

"Capek banget! Heboh di luar, pasti bentar lagi media udah tahu kalau kita kumpul lagi." Suara Rion yang duduk di hadapan Reval menyadarkan Anza, kedatangan Naufal dan Vano juga menyusul di belakangnya. Pria dengan lesung pipi dikedua pipinya tersebut mengelap sedikit pelu di dahinya. Sepertinya Rion benar-benar kelelahan sehabis menghadapi fans-fansnya di luar.

Public StuntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang