2

15 0 0
                                    

Di sekolah SMA Perwira, tepat nya di depan gerbang ada beberapa anak osis yang sedang berjaga, menghukum siapa saja yang telat.

"Lena!" panggil seorang lelaki yang bertubuh jangkung pada Alena.

"Ya?" jawab Alena sembari melihat arloji nya, kemana suami malas nya itu? 5 menit lagi bel masuk akan di bunyikan dan sekarang? belum datang juga padahal ia sudah mengingatkan nya tadi.

"Len, kamu denger aku gak?" tanya lelaki tersebut sambil menyadarkan Alena dari lamunan nya.

"Um maaf maaf, kenapa? Gue gak denger tadi.." ucap Alena tersenyum kikuk membuat lelaki di hadapan nya terpesona.

Cantik banget tuhan.. -batin Vano

"Hahaha, lagian kamu tuh ngelamunin apa sih?" tanya Vano, lelaki tadi.

"Hah? Bukan apa apa kok.. Hehe.." jawab Alena tertawa kecil.

Ketika mereka asyik mengobrol ada suara motor yang dengan sengaja menggeber motornya di hadapan Alena dan Vano.

Eh? Itu kan Adit.. Pasti kalo liat gue lagi dua dua an gini dia tambah ngambek.. -batin Alena khawatir.

"Sok banget badboy aja! Pake gebar geber depan kita!" sewot Vano membuat Alena meringis kikuk.

Tak ada yang tau mengenai hubungan dia dengan Arsein, memang sengaja Alena menyembunyikan nya. Bukan karena malu bahwa Arsein itu badboy, toh walaupun badboy ia pintar kok. Namun semua di minta sembunyikan oleh Alena karna ia tak ingin ada gosip dari para fans seorang Arsein mengenai dirinya.

Krriiiingg!!

Bel masuk pun berbunyi, ada beberapa orang siswa dan siswi yang telat.

Alena pun segara menyuruh mereka ikut ke ruang osis.

Vano sedari tadi mengikuti Alena karna ia sendiri adalah Waketos, wakil ketua osis.

"Kalian gak ada cape-cape nya ya telat?" gertak Vano membuat salah satu siswa diantara mereka nyeletuk.

"Sengaja nih, biar bisa ngobrol sama bidadari hehe." kata seorang siswa tampan nampak nya ia anak band.

"Bidadari? Maksud lo?" tanya Vano bingung.

"Itu yang lagi nulis di buku BP!" katanya lagi membuat Alena yang merasa sadar di bicarakan pun menoleh.

"Kenapa ketos kita cantik banget?" tanya seorang lagi di samping lelaki yang nyeletuk tadi.

"Heh! Apa apaan lo! Udah telat, bukan nya malu malah godain Lena!" ucap Vano marah membuat Alena berdehem.

"Udah udah! Gausah ribut tulis nama kalian masing masing di buku BP ini." kata Alena menengahi keributan tadi.

"Wajar kak Lena di godain..Kak Vano liat sendiri kan? Betapa cantik nya kak Lena, jadi.. Kak Vano udah jangan marah marah.." kata seorang siswi junior bername tag Rina.

"Udah ya, please jangan ribut cepet tulis nama kalian ini udah masuk jam pelajaran kedua soal nya, setelah itu kalian ikutin hukuman yang gue kasih tau sesuai waktu keterlambatan kalian." titah Alena tegas membuat siapa saja yang melihat nya makin terpesona dengan Alena.

Saat mereka sedang menulis nama mereka masing masing Alena melotot saat melihat ke arah jendela dan suami bandel nya itu sedang bersiul santai melewati ruang osis.

"ADITYA ARSEIN XAVIER, BERHENTI!" panggil Alena dengan suara penuh penekanan membuat Arsein menoleh ke arah dalam ruang osis sambil menunjuk dirinya sambil berkata tanpa suara "gue?"

Alena mengangguk santai, "Iya, lo! Siapa lagi?"

Arsein hanya nyengir kuda membuat siswi siswi yang telat menjerit tertahan melihat ketampanan Sang Badboy.

"Kenapa?" tanya Arsein polos pada Alena membuat Vano menggeram kesal.

"Lo masih gak sadar sama kesalahan lo? Udah berapa kali lo bolos pelajaran?" tanya Vano tak santai membuat Arsein mengernyitkan kening nya tak suka

"Urusan nya sama lo apa? Wahai waketos yang terhormat?" balas Arsein mengejek.

Alena menghela napas panjang

"Kalo gak bolos sehari kenapa sih, Arsein?" tanya Alena dengan nada tegas, ohya Alena memanggil Arsein dengan sebutan Adit ketika di rumah saja, begitu pun Arsein yang memanggil Alena dengan sebutan Ale ketika di rumah saja.

"Gak bisa Len, soal nya tiap hari rasanya mau berurusan sama lu terus." kata Arsein santai membuat Vano kesal.

"Biar apa mau nya berurusan sama Alena terus?" tanya Vano dengan nada menggertak.

"Biar kangen nya ilang dong qaqa Vano yang tamvan, eh tapi masih tamvanan gue sih ya gak?" ujar Arsein narsis dan bertanya pada siswi yang telat tadi membuat siswi siswi tadi mengangguk semangat, memang kenyataan nya Arsein lebih tampan di banding Vano, memang dasar nya Arsein lebih seksi di banding Vano, eh tuhkan Arsein sombong. Iya sih sombong, dikit hehhee..

"Udah narsis nya?" tanya Alena dingin melihat Arsein-nya ganjen pada siswi tadi.

"Oke, kalian semua biar Vano yang urus, Van lo urus mereka gue harus urus ni bocah satu." ucap Alena sinis

"Tapi Len, "

"Gak ada tapi tapian, Vano." lagi dan lagi Alena berkata dingin membuat Vano mau gak mau mengiyakan ucapan Alena, sedangkan Arsein? Ia tersenyum penuh arti.

Saat mereka sudah keluar dari ruang osis, dan hanya tinggal Alena dan Arsein tiba tiba Arsein menyedekapkan tangan nya di depan perut sambil cemberut.

"Berduaan terus nih ketos sama waketos nya!" celetuk Arsein dengan nada menyindir membuat Alena menghela napas panjang.

"Ini sekolah Adit, kita bisa bicarain ini nanti. Kamu kenapa bolos lagi?" tanya Alena lembut sambil mengusap rambut tebal Arsein.

"Aku kangen kamu, tadi aku udah chat kamu tapi kamu gak bales bales padahal aku udah bela belain loh minjem powerbank Tiyo, soalnya powerbank aku abis batre juga, mana dia anak paling cupu di kelas ku. Udah berusaha tapi sama kamu gak di bales yaudah aku jalan jalan aja biar ketemu kamu." jelas Arsein sambil menatap Alena kesal.

"Tadi pagi kita baru sarapan bareng, terus kamu udah kangen aku? Apa gak aneh?" tanya Alena lembut dan masih sambil mengusap rambut tebal milik Arsein yang selalu wangi mint.

"Aku kangen kamu setiap saat, Ale."
Seketika pipi Alena bersemu merah.

"Kamu kena hukuman dit, aku harap ini terakhir kali nya kamu bolos jam pelajaran." jelas Alena membuat Arsein berdehem sambil memainkan jari jemari Alena.

"Hm."

"Bersihin perpustakaan pulang sekolah nanti, sekarang kamu boleh masuk kelas." kata Alena tapi Arsein tak beranjak sedikitpun dari tempat nya.

"Adit..." tegur Alena lembut membuat Arsein menghela napas panjang.

"Iya sayang.. Iya.. Ni aku balik ke kelas, kamu awas aja malah dua duaan sama si tengil itu." peringat Arsein pada Alena, Alena pun paham siapa yang di maksud Arsein.

"Nama nya Vano, adit.. " ralat Alena membuat Arsein mengangkat bahu nya acuh lalu mengecup kening Alena dan langsung bergegas pergi ke kelas nya.

"Mimpi apa gue.. Harus punya suami macem dia." guman Alena sambil terkekeh.

-------------------------------------------------------------

Hai gais balik lagi sama akuuu!
Maaf ya kalo cerita nya masih gajelas gini hehehee, stay di story ini ya!!

Luv u gais!
Tertanda, author kesayangan Arsein.

AlenarseinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang