6

12 0 0
                                    

"Aiih den Arsein senyum senyum.." goda bi Darsih membuat Arsein nyengir.

"Iya dong bi, ohya makasih ya bi masakan bibi enak. Tapi lebih enak masakan Ale walaupun gosong." kata Arsein lalu beranjak dari meja makan membuat bi Darsih yang mendengar nya terbahak bahak.

Arsein merasa bosan, ia ingin ke kamar namun takut membangunkan Alena.

Akhirnya Arsein pun punya ide cemerlang. Duduklah Arsein di depan TV dan menonton channel kartun.

Sangat fokus, begitu fokus hingga..

Cup!

Alena mengecup pipi Arsein dari belakang karena Arsein terlihat sangat fokus dengan kartun yang di tayangkan.

Arsein tersentak hebat, bagaimana tidak? Alena baru saja mencium nya. Dan bisa di bilang itu pertama kali nya Alena mencium Arsein. Inget ya Alena yang mencium Arsein, bukan Arsein yang cium Alena kalo opsi terakhir mah Arsein udah sering.

"Siang Adit." sapa nya lalu melenggang ke ruang makan. Bisa di pastikan Alena akan makan.

Arsein terpaku kemudian saat baru sadar apa yang terjadi Arsein langsung turun ke karpet bulu yang ada di depan sofa sambil guling gulingan, hal itu di lihat oleh pak Restu. Membuat pak Restu heran dan takut, apakah tuan muda nya kesurupan? Pasalnya Arsein bergulingan kesana kemari tak henti henti nya bergumam
"Aaaa Finally!"

"Den? Den Ars kenapa atuh begitu? Kenapa gulingan di bawah?" tanya pak Restu lalu dengan sigap Arsein bangun tapi masih tersenyum riang.

"Mulai sekarang gaji kalian saya tambah 5 kali lipat. Pak Riset jangan lupa bilangin bi Darsih sama pak Budi." lantang Arsein malah membuat pak Restu bingung sekaligus bahagia, tidak di lipat ganda kan saja gaji nya sudah banyak. Apalagi di lipat gandakan? Tuhan.. Arsein kesambet apa?

"Ih? Kenapa sih den? Saya bingung masa tau tau gaji nya jadi 5 kali lipat?" tanya pak Restu yang masih amat sangat bingung, Arsein tak menjawab hanya terus melamun mimikirkan Alena sambil senyum senyum sendiri.
Pak Restu jadi takut tuan muda nya kesambet setan mesem.

Pak Restu lari ke arah dapur, di sana ada Pak Budi dan Bi Darsih yang menemani nona muda nya makan siang.

"Non non!" panggil pak Restu pelan

Alena pun menoleh dan tersenyum "Ya pak? Mari makan." tanya Alena sambil mengajak Pak Restu makan bersama.

"Saya udah makan duluan non, itu.. Anu non.." ucap Pak Restu terbata bata membuat Alena bingung.

"Kenapa sih? Yang bener atuh Restu! Jangan itu itu itu doang, Bikin non Lena bingung wae lah kamu." damprat bi Darsih kakak pak Restu.

"Sabar bi.. Kenapa pak? Ada apa?" tanya Alena lagi.

"Den Arsein teh daritadi mesem mesem wae non.. Terus bilang kalo gaji kita bakal naik 5 kali lipat. Takut nya den Arsein kesambet." jawab pak Restu membuat yang lain tercengang kecuali Alena. Ia tampak biasa saja.

"Lagi bahagia kali pak dia, yaudah bi Darsih, pak Restu dan pak Budi terima aja.. Syukuri apa yang terjadi." ujar Alena sambil tersenyum manis dan melanjutkan makan siang nya.

"5 kali lipat gak salah non? Banyak banget.. Udah kayak gaji nya PNS aja." celetuk pak Budi langsung di iyakan pak Restu dan bi Darsih.

"Gapapa.. Lagian kalian udah lama kerja di keluarga Xavier , lumayan kan? Bisa bagi bagi buat kerabat bibi yang lain.." ucap Alena lalu membereskan bekas makan nya langsung di cegah bi Darsih.

"Udah non, biar bibi aja.. Non temenin den Arsein aja takut takut teh den Arsein bener kesambet." bi Darsih sudah berpikiran macam macam membuat Alena tertawa.

"Engga usah bi.. Biar aku aja, bibi udah cape beresin rumah.." cegah Alena lalu mulai mencuci piring bekas makan nya.

"Eh gapapa atuh non, bibi teh kan emang tugas nya kitu.." jelas bi Darsih membuat Alena mendecak sebal.

"Ini perintah dari aku, bibi mending istirahat. Inget ya! Ini perintah yang lain juga istirahat aja." titah Alena membuat mereka mau tak mau hanya duduk sambil membantu bi Darsih membersihkan meja makan.

"Pak, bi.. Duluan ya! Mau ke depan periksa Adit takut takut Adit make up in moza lagi." sontak saja semua yang ada di ruang makan tertawa geli.

Alena berjalan ke arah ruang keluarga, di sana terpampang leher kepala Arsein yang sedang menatap TV dengan tenang.

"Hai!" sapa Alena lalu duduk di samping Arsein.

Arsein menoleh dan tersenyum merekah, masih sama masih menawan seperti pertama kali Alena melihat nya.

"Hai juga sayang! Udah makan nya?" sapa Arsein kembali lalu bertanya pada Alena.

"Udah, kamu kok tadi mau ke bawah gak bangunin aku?" tanya Alena pada Arsein yang kini telah merubah posisi nya menjadi tiduran diatas paha Alena.

"Aku gak mau ganggu tidur kamu, kepala ku pusing Ale." kata Arsein sambil memejamkan matanya menikmati usapan di kepalanya oleh tangan lembut Alena.

"Kamu mikirin apa kemarin? Maafin aku.." lirih Alena dan wajah nya seketika murung.

"Aku yang harus nya minta maaf Ale.. Aku.. Aku terlalu berpikiran negatif, tentang ucapan kamu kemarin." tukas Arsein yang sudah duduk dan memeluk Alena, membenamkan wajah Alena di dada bidang nya.

Alena menangis merasa bersalah, dengan apa yang ia ucapkan kemarin. Ya, memang sangat keterlaluan sekali dirinya ini, padahal seharus nya ia bersyukur karena Arsein tidak meminta agar hubungan yang sebenarnya di ketahui publik.

"Jangan nangis sayang.. Aku yang sakit disini kalo liat kamu nangis.. Apalagi semua nya gara gara aku. Maafin aku by.. Maaf.. Maaf.. Maaf." ucap Arsein sambil tak henti hentinya mencium puncak kepala Alena penuh kasih sayang.

Alena menggeleng pelan di dada bidang Arsein.

"Maafin aku dit.. Hiks hiks.."

"Udah Ale.. I'm Fine.." kata Arsein sambil menaruh dagu nya di kepala Alena.

"Kamu mau kita go public kan Dit?"

Deg!

Arsein merasa jantung nya ingin copot saat itu juga, apakah Alena bercanda?

Alena masih setia mendongak menatap manik mata hijau milik Arsein.
Arsein masih menatap Alena tak percaya.

"Seriously? "

Alena mengangguk yakin, tekad nya sudah bulat saat ini. Ia tidak ingin menyakiti perasaan lelaki di hadapan nya. Lagi.

"Sumpah Ale, aku gak maksa kamu.. Dan aku janji gak akan ngerasa sedih karna kamu gak mau kita go public, aku janji Ale.. Aku gak bakal buat kamu terkekang lagi---" sebelum Arsein menyelesaikan ucapan nya Alena menempelkan jari nya di bibir tipis namun sexy milik Arsein.

"Aku sayang kamu, aku mau kita go public. Im your's."

Lagi dan lagi Arsein merasa sangat bahagia kemudian ia berteriak keras

"GAJI KALIAN TAMBAH 10 KALI LIPAT!!" teriak Arsein membuat yang ada di ruang makan pingsan berjamaah. ggg

Alena terkekeh kemudian mencium rahang Arsein.

"Pangeran aku baik banget!" kata Alena membuat Arsein tersenyum bahagia.

"Makasih Alena, aku lebih sayang kamu. Im your's too! " Sambil mengecup kening Alena.

------------------------------------------------------------------------

Hmmm gimana niii gimanaaaa Alena nya udah mau go public tuuhhh bikin Arsein kejang kejang seketika, mei sih pengen jadi bi Darsih biar gaji nya naik. Hahahaah

Jangan lupa votmen ya mantemannn!!!:)))

Luv u gais!
Tertanda, author kesayangan Arsein.

AlenarseinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang