Part 20🍃

12 6 0
                                    

Kejadian tadi sore masih terbayang olehnya. Dengan kaki yang gontai algeta melangkah menuju meja belajar nya mengambil ponsel yang sudah dibiar kan lama menganggur begitu saja tanpa di sentuh sedikit pun.

" halo al kenapa? " saut suara echa dari seberang ponsel nya.

" gue mau curhat caa " jawab Algeta lirih dan sedih

" ntaran aja ya gue lagi sibuk nih, soalnya haszkan sama harlan tadi berantem lagi jadi mereka lagi disidang sama papa, gue pengen liat mereka disidang sampe tuntas, okeh byee al muach "

" tapi gu'___

Titt titt tiitt

" pemutusan secara sepihak ni anak " protes algeta memencet mencet asal dan kasar Keyboard ponselnya.

" echa sibuk, lia Lagi kontrol, Mitsuki jam segini udah tidur, dan gue harus curhat ke siapa donk " gumam Algeta kesal.

Tiing

Algeta melihat ponsel nya karna sebuah pesan telah masuk ke ponsel nya.

Harlan

Lo mau di pindahin ke pesantren?
Ikutin aja al, gue setuju! Karna supaya gue juga bisa cepet buat lupain lo al, sorri al kayk nya gue gak bisa lagi ketemu sama lo, maaf al, kyknya gue hrus ptusin hubngn kita dsni, walupun kta udh gk ad hubngn spesial lagi, tapi gue ttp hrus putusin semua hubungan sma lo, maaf al

Algeta menatap panas pesan itu, mata nya memerah gigi nya menggerutu menaham geram.

Brakk

ponsel itu sudah tergeletak hancur hasil lemparan Algeta yang sangat kuat ke dinding kamar.

" PENGECUT LO LAN, BISA NYA CUMA NGOMONG DI HP, KENAPA LO GAK NGOMONG LANGSUNG KE GUE! DASAR PENGECUT, BANGSAT LO! " napas nya naik turun karna energi dan tenaga yang terkuras begitu banyak karena amarah.

" pokoknya gue benci hari ini " gumamnya mengelap air mata yang sudah membasahi wajah dan pipi nya yang sedikit tembam.

" oke kalo itu mau lo gue bakal lakuin lan " algeta masih menangis. Bantal tidur yang selalu di peluknya setiap malam kini sudah basah karna air mata.

©©©

Algeta berjalan menyisir setiap tepi pantai, memungut ranting ranting di tepi itu. Memang apa yang dilakukannya seperti anak yang tidak punya kerjaan saja tapi saat ini hanya itu yang bisa membuat nya tenang sesaat.

Masalah yang datang kian hari kian berganti, membuat hari hari nya terasa lebih lama dan berat.

Algeta berhenti saat penglihatan nya terfokus pada pria yang juga tengah duduk di bibir pantai. tangan nya bergerak kesana kemari menulis sebuah tulisan yang di tulis tanpa sadar. Wajah nya juga murung.

Algeta ingin menghampiri pria itu meminta penjelasan tapi cepat cepat di di tahan nya karna, ia belum siap mendengar hal tersebut.

Pria itu berdiri setelah melempar ranting yang digunakan untuk menulis tadi ke pantai. dengan sigap Algeta berlari ke tempat pria itu duduk, karna ingin melihat apa yang di tulis.

Bersabar lah, ini tidak akan lama, Semua akan kembali baik baik saja. Algeta, maaf! Gue rindu sama lo Al! Selamat tinggal! Thanks buat hari hari nya.

Algeta terdiam setelah membaca apa yang tertulis di sana, tampak seperti pesan, namun Algeta beranggapan itu bukan lah pesan yang ingin disampaikan tapi Harlan hanya ingin mengungkapkan perasaan nya lewat keisengan ini.

di belakang Harlan tersenyum kecut! Ia sengaja menuliskan pesan tersebut, setelah melihat gadis itu berdiri menatap nya. Ingin rasanya ia berlari menghampiri Algeta dan memeluk tubuh nya karna rindu yang sudah memberat.

Harlan membuang napas berat lalu pergi. dan Algeta terduduk disana, menatap sedih penuh tangis tulisan tersebut hingga akhirnya ombak menghapus.



Salam manis
Lintasan_Bintang

Algeta Story's(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang