"AH! AH! AH!"
Hentakan demi hentakan dihantamkan dengan lebih keras dan lebih dalam. Law, di atas pemuda yang asing bagi dirinya, menggigit bibirnya erat agar ia tidak meneriakan satu nama yang terlintas di benaknya. Tidak. Itu bisa menghancurkan momen menuju puncak kesenangannya. Ia tidak akan lalai seperti pertama kali ia melakukannya.
"Ah, aku..., aku...."
Law tidak peduli dengan erangan pemuda itu. Ia hanya peduli dengan perasaan yang akan segera rasakan. Perasaan yang ia harapkan bisa ia nikmati dengan seseorang yang membuat ia melakukan ini.
Pats.
Law tiba di titik puncak yang ia harapkan. Ia memejamkan mata erat. Menggigit bibir. Lantas pikirannya menjeritkan satu nama: Luffy-ya.
***
"Torao!"
Law menoleh. Ia segera memoles senyum saat matanya melihat seorang pemuda yang bertingkah seperti bocah sedang berlari ke arahnya. Ketika pemuda itu loncat ke arahnya, Law segera menangkapnya dan memeluknya erat. Ia segera mengecup cuping kekasihnya lalu menenggelamkan hidungnya di perpotongan leher sang pemuda.
"Torao, geli."
"Diam sebentar, aku kangen," Law membalas dengan suara yang berat.
"Ih, apaan sih? Shishishi."
Lama Law memeluknya erat dengan keadaan melayang, akhirnya Law menurunkan Luffy dengan satu kecupan di kening menyusul. Lama bibirnya menempel di kening kekasih, hingga akhirnya ia melepaskannya hanya untuk mencium singkat bibir sang kekasih.
Luffy, yang menerima perlakuan tersebut tidak menolak. Ia hanya memberi satu cengiran lebar, lalu menggandeng tangan kekasihnya. Law memberi satu senyum memuja, lalu bersama sang kekasih berjalan masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan pulang setelah menjemput Luffy, Luffy tidak berhenti bercerita sambil sesekali bersenandung riang. Suaranya hilang sekejap ketika melihat sebuah toko es krim.
"Torao, ayo mampir untuk makan es krim!" jerit Luffy seperti anak kecil.
Law mengangguk setuju ketika Luffy merengek selucu itu. Ia segera membelokkan mobil ke parkiran dan membiarkan Luffy berlari terlebih dahulu setelah mengatakan, "Aku cari tempat, torao yang pesan yaa." Law turun perlahan dan melangkah santai memasuki cafe es krim tersebut. Ketika ia menoleh ke kiri, ia melihat Luffy melambaikan tangan. Law mengangguk lalu mulai mengantri untuk memesan es krim beberapa scoop untuk kekasihnya juga dirinya.
"Law?" sebuah suara asing terdengar dari sebelah kanannya. Seorang pemuda yang ia rasa tidak asing berada di sana dengan satu senyum menggoda. "Kamu lupa denganku?" Alis Law terangkat satu. "Kalau begitu aku bantu mengingat."
Usai kalimat itu, sang pemuda menarik kerah bajunya, membuat sedikit menunduk dan membiarkan bibirnya dilumat hingga ia ingat siapa pemuda yang sedang menciumnya.
"Sekarang ingat?" tanya sang pemuda. Law tidak menjawab. Pemuda itu mengulurkan tangan, menyentuh pundak Law bergerak turun menyusuri dadanya, lalu membiarkan tangannya diam di sana sesaat. "Kamu benar-benar tidak ingat? Benar-benar melupakan malam panas kita beberapa waktu lalu?"
Law kehilangan kata-kata. Ia sekejap ingat. Sekejap ia merasa pening.
Pemuda di hadapannya menyelipkan selembar kertas ke dalam genggamannya lalu mengecup singkat bibirnya dan berucap penuh rayuan, "Hubungi aku kapan pun kamu ingin," dan berjalan menjauh dari Law.
Law mematung hingga untuk cukup waktu yang lama, hingga sebuah suara menyadarkannya, "Ciuman yang menyenangkan ya, Torao?"
Law segera membalikkan badan. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Luffy berada di belakangnya. Luffy memasang satu senyum manis lalu berucap, "Aku udah enggak mau es krim. Yuk pulang," lalu Luffy berjalan keluar meninggalkannya. Law pening. Rasanya seperti dihantam tanpa ampun. Ketika kesadarannya mengutuh, ia tersadar bahwa Luffy telah beranjak pergi dari cafe, itu membuatnya segera berlari kencang menuju parkiran mobil dan kekasihnya tidak ada di dekat mobil miliknya. Segera Law masuk ke dalam mobil dan membawa laju mobilnya.
***
Law terengah-engah ketika ia telah tiba di depan sebuah pintu. Sebelum ia mengetuk pintu tersebut, ia menarik dalam-dalam napasnya, lalu menghembuskan dengan kasar. Tangannya mengayun untuk mengetuk pintu.
Tidak butuh lama, pintu terbuka. Pemuda yang ia cari ada di sana. Menatapnya dengan pandangan lugu yang penuh dengan kebohongan. Tersenyum manis dengan makna lain.
"Aku minta maaf," ujar Law sebelum Luffy bersuara.
Senyum manis Luffy tidak hilang, ia malah membuka pintu lebih lebar. "Yuk masuk," ujarnya mempersilakan. Law tersentak. Kekasihnya sungguh marah. Ketika Law tidak juga masuk, Luffy mengangkat bahu, lalu membiarkan pintu tetap terbuka dan masuk ke dalam apartemennya sendiri. Law, menengguk ludah, masuk setelah ia melihat Luffy duduk di sofa usai membawa dua gelas minuman. Ia duduk di hadapan Luffy, dan Luffy masih dengan senyum manisnya. Law kehilangan kata-kata.
"Di mata kamu, aku enggak berharga ya?"
Law tersentak. Ia sadar, sejak awal ia tidak semestinya melakukan hal tersebut.
"Enggak, bukan begitu," Law menggelengkan kepalanya.
"Aku enggak tau apakah Torao menganggap aku penting atau setidaknya..., kamu mencintaiku."
"Aku mencintaimu!" sentak Law.
"Oh, oke. Makasih. Tapi itu cuman di awal, kan? Cuman bualan?"
"Mugiwara-ya...," suara Law terdengar putus asa. "Aku sungguh mencintaimu. Dari dulu, sekarang, bahkan nanti, aku akan tetap mencintaimu."
"Terima kasih atas bualanmu, Law. Kamu boleh pulang," Luffy beranjak berdiri, meninggalkan Law sendiri di ruang tamu apartemennya menuju kamarnya. Lama Law duduk di sofa, hingga akhirnya ia memutuskan berdiri berjalan menuju pintu kamar Luffy yang tertutup rapat.
"Luffy-ya, aku sungguh mencintaimu. Aku harap, suatu waktu, kamu bersedia mendengarkan alasanku," ujarnya serak. Ia meninggalkan apartemen Luffy usai mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan.
[FIN]
a.n.: Hai, hai, hai. Balik lagi sama aku, di cerita baru, hahahahaha. Endingnya jelek ya? Aku juga sadar kok, hehe. Jujur aja, aku dilematis endingnya mau gimana. jadi aku putuskan begini saja. Moga bisa kalian terima yaa. Hehe. Sampai jumpa di cerita lain, bubay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekumpulan Cerita Absurd Fanfiction
FanfictionKurang lebih aja dengan cerita saya yang cergam. Bedanya, ini murni hasil pemikiran, enggak ada patokan-patokan apapun. Patokannya kanya khayalan liar saya, hahahah. Platform ini sama seperti dengan Cergam, sumber karakter bisa dari mana saja. Selam...