1

14 1 0
                                    

Kanaya aurora
Leonard J. dimitri

Naya pov

Ini sudah malam, anak baik. Biasanya  di rumah sudah bersiap untuk tidur. Tapi apa daya sebagai teman baik aku harus membantu temanku memberi kejutan ulang tahun pacarnya. Jadi di sini kita berdua di salah satu cafe teman kami untuk mengambil kue yang kita pesan.

"Hi, guys". Sapa pemilik cafe yang merupakan temanku dan romi

"Hai Ser". Balaskan kami berdua.

"Kalian ingin minum dulu?"

"Tidak terima kasih, yang lain sedang menunggu jadi kami hanya akan mengambil kue".

"Aku akan mengambilnya, tunggu sebentar."

Sera pergi ke dapur cafe untuk memgambil pesanan Romi. Sambil menunggu aku melihat sekitar kafe, tidak terlalu besar dan mewah tapi cafe milik Sera ini sangat nyaman. Aku sedang melihat seorang wanita cantik yang sedang berbicara dengan salah satu pelayan cafe, dan dia menyerahkan bungkusan plastik kecil yang memiliki bubuk di dalamnya dan beberapa lembar uang . Aku berpikir dia akan merencanakan hal buruk pada cafe sera. Aku berpaling pandangan ketika pelayan berjalan ke dapur dan berlalu melewati aku dan romi.

"ROM." Aku berbisik padanya. Tapi dia hanya bergumam dan berfokus pada ponselnya. Aku memamggilnya  lagi dan menyenggol bahunya untuk mendapatkan perhatiannya.

"Romi psssts"

"Apa?" , akhirnya menjawab.

"Kau melihatnya?". Aku menunjuk seorang wanita dengan daguku, sekarang dia tidak sendiri. Sepertinya pria yang dedepannya sekarang adalah orang yang dia tunggu sejak tadi.

"Tadi, dia memberikan sesuatu pada pelayan dan beberapa lembar uang".

"Aku tahu, jangan bertindak dulu, kita tunggu sedikit lebih lama".

"Tap-"

"Aku sudah bilang ke teman-teman lalau kita akan terlambat". Dia menunjukkan ponselnya yang menampilkan roomchat dengan teman kami yang lain. Aku pun hanya mengangguk menyetujui. Tak lama Sera datang membawa kuenya.

"Maaf lama, maaf juga tidak bisa ikut kalian menyiapkan segalanya".

"Tidak apa, Sera aku pesan 1 americano untuk take out"

"Huh?, bukannya kalian buru-buru?"

"Perubahan rencana, Naya kamu pesan apa?". Romi menoleh pada Naya yang masih memperhatikan gerak gerik wanita tadi secara diam - diam. Di tariknya tengkuk Naya untuk menghadap Sera secara paksa.

"Huh? Apa?". Sera hanya terkekeh

"Pesan apa?"

"Oh lemon tea"

"Baiklah tunggu sebentar".

Kami berdua duduk tepat di samping meja wanita tadi untuk menunggu pesanan kami. Dari percakapan mereka yang memang sengaja kami dengarkan, mereka sepertinya hanya teman. Si pria pergi untuk mengangkat telfon saat pesanan mereka datang. Dia dan pelayan tadi terlibat sedikit perbincangan.

"Pesanan anda nona"

"Kau sudah melakukan yang aku suruh?". Pelayan tersebut mengangguk kecil.

"Tapi itu bukan obat berbahaya kan nona?"

"Bukan urusanmu, sekarang lakulan tugasmu selanjutnya, pastikan kau mengambil gambar yang bagus".

Gambar?
Obat?
Apa maksudnya semua ini.
Pelayan itu pergi ke meja kasir karena memang meja kami lumayan dekat dengan meja kasir. Sepertinya dia bersiap untuk pergi.Namun gumaman wanita tadi membuatku dan Romi membelalakkan mata sambil bertukar pandangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

am I that easy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang