SILENCE ~ 02

21 1 0
                                    

"Ingat pada siapa kamu memilih lalu jangan pergi tanpa meninggalkan faktamorgana"
-Arkana Malvino

KRINGGG.......
Jam istirahat tiba, Alana mengambil sebuah novel dari laci nya. Alana tipe yang sangat malas keluar, kecuali ada hal penting. Alana lebih suka membaca novel sambil mendengarkan musik untuk mengisi jam istirahat nya.

Brakk..

Seseorang menggebrak mejanya membuat dania terkejut seketika. "ADUHH NAY LO SEHARI GAK BUAT JANTUNG GUE MAU COPOT BISA GAK SIH!!" Dania mengeluarkan seuara toa nya.
"Hehe sorry Nia, gue lagi seneng dapet kawan baru lagii. Mwhehe. Oh iya Na kenalin nama gue Naraya Radiva, panggil aja Naya" Naya menjulurkan tangan nya. "oh iya, Hai Naya" Alana membalas juluran tangan Naya

"Nia, ke kantin yukkk, laper gue" ajak Naya. "Yauda yukk, Na skuy kita ke kantin. Biar banyak kenalan lo disini" tawar Nia kepadanya. Alana bingung satu sisi dia Mager ke kantin satu sisi lagi dia juga segan menolak ajakan temannya "Hm yaudah deh, tapi jangan lama lama ya"
"wkwk aman Na"

Di Kantin terdengar sangat riuh dan ricuh, beberapa diantara mereka ada yang menggosip, tertawa, main game, mendengar musik, dan lainnya.

Alana melihat sekeliling, kantin itu cukup luas dan penuh dengan murid lainnya hingga mereka kesusahan mendapatkan bangku kosong. Alana melihat dipojokan kantin ada bangku yang kosong "guys, dipojokan ada bangku kosong tuh, kalian kesana aja duluan, gue mau ke toilet dulu"
"yaudah Na, lo mau pesen apa? Biar sekalian" lanjut Naya. "jus pokat aja satu" Naya membalas dengan anggukan.

Alana berjalan menelusuri koridor mencari sebuah toilet. Dia melihat tulisan yang tergantung disetiap pintu mencari kata Toilet.. "Akhirnya ketemu juga, dari tadi kek" Gumam Alana.

Alana keluar dari Toilet dengan perasaan lega. Sebenarnya dia sudah merasa kebelet sejak jam pelajaran fisika, namun karena gurunya super killer Alana membatalkan rencananya untuk permisi.

BRUKK...
ADUUH....
Sesuatu menabrak Alana dari arah berlawanan membuat kaki Alana terbentur bangku. Alana melihat seorang cowok berjalan membelakangi Alana, dengan postur tubuh tegap, dan tangan yang berada didalam saku celana Membuat dia terlihat sangat keren. Iya, dia adalah Arkan.

Alana merasa kesal dengan tingkah Arkan, jangankan membantu menoleh kearah Alana saja tidak, bahkan dia masih tetap berjalan tanpa mempedulikan Alana ibaratkan Alana hanya angin yang lewat saja.

"Woii!! lo itu buta atau apa sih??" Teriak Alana namun Arkan masih saja berjalan tanpa mempedulikan omongan Alana.

Alana mengambil sebuah botol air mineral yang masih terisi sedikit air diatas bangku, dan melemparkan nya tepat mengenai punggung arkan.

Arkan merasa kesal karena telah dilempar dengan botol tersebut , dia berpaling dan mendekati Alana dengan wajahnya yang merah padam. "Mau apa lo?" ucap Arkan dingin.

Alana bangkit dan menatap Arkan, "Mau gue? gue mau lo tanggung jawab! Bukan malah pergi! Gak punya hati banget sih" Arkan menaikkan sebelah Alisnya "terus? " Alana melongo

What the hell ini orang atau kuda nil sih? Minta dicekek Batin Alana

"iya lo harus minta maaf ke gue atau anterin gue ke uks kek" Arkan sama sekali tidak menghiraukan omongan Alana, malah dia berbalik badan membiarkan Alana.
"WOYY!! NGESELIN BANGET SIH LO" teriak Alana kesal.

Alana berjalan menghampiri Dania dan Naya. Mereka berdua keheranan dengan Alana yang berjalan sedikit pincang. "Na lo kenapa?" tanya Nia khawatir
"Nia, gue kesel bangett sama cowok yang sok ganteng sok keren dan super ngeselin itu. Sumpah ya sampe kapan pun gue bakalan benci sama tu orang" Naya dan Dania menyerit kebingungan "siapa sih Na yang lo maksud??"tanya Naya"gue gak tau namanya siapa pokoknya gue ga akan mau terima maaf dari dia sampe kapan pun!!"

"Gak usah geer!! Gue gak sudi minta maaf sama lo" Alana membulatkan matanya melihat Arkan yang berada di hadapannya sekarang

Ni anak tau gak ya kalo gue ngegibahin dia dari tadi? Batin Alana

"Gak usah bengong!! Gue tau lo ngomong apa tadi" sorotan mata tertuju pada Arkan yang berbicara dengan nada yang datar namun sangat menusuk ke hati itu. Alana terdiam tak tahu ingin berkata apa. Seluruh sorotan mata membuatnya risih dan ingin segera pergi dari tempat itu

"Emang salah ya kalau gue ngomong yang sebenarnya? Lagian lo juga gak usah sewot, yang punya mulut gue bukan lo. Jadi lo gak berhak buat ngatur gue. Dan satu lagi jadi cowok gak usah sok kegantengan, Ngerti lo? " tanpa butuh waktu yang lama Alana pergi meninggalkan Arkan yang masih berdiam diri, Naya dan Nia juga pergi mengikuti Alana karena tidak ingin berurusan dengan Arkan lebih jauh lagi.

"Aduhh Na.. Lo kok berani banget sih ngomong kayak gitu ke dia" Alana memutar bola matanya malas "Emang kenapa Nia? Lagian Tuh cowok kebangetan harus dikasi pelajaran" Nia kali ini masih sabar dengan sikap Alana, lagian Alana masih murid baru disekolah ini jadi belum terlalu paham dengan karakteristik cabe cabe busuk khas SMA HARAPAN SAKTI.

"Na, Lo tau lo bicara siapa tadi?" Tanya Naya
"Gak tau" jawab Alana santuy
"Dia itu salah satu anggota AGA. AGA itu singkatan nama mereka Arkan, Gio dan Andiaz. Mereka adalah the most wanted disekolah ini, dan yang tadi itu Namanya Arkan, dia ketua basket disekolah kita dia udah meraih juara 1 tingkat Nasional. Dia anak XI IPA 1 pinter sih emang tapi dia itu beku amat kayak es. Dan lo hati hati kalau ketemu sama Disha, karena dia gak akan tinggal diam dengan orang yang berani mendekati Arkan" Naya menjelaskan tentang Arkan secara detail.

"terus, Disha itu siapa? Pacar si curut itu?" tanya Alana yang masih merasa kesal. Dania menepuk jidatnya dengan wajah memelas "Aduh please deh Na, bedain mana curut mana Arkan" Alana memutar bola matanya malas, namun dia memilih mengalah dari teman nya itu dari pada harus bertengkar tidak jelas "Serah lo deh Nay, so.. Disha siapa? Kenapa gue harus berhati hati sama dia?" tanya Alana.

"Hm.. Duh Nia, kayaknya untuk si kudis itu lo aja ya yang jelasin. Jijik gue sebut sebut nama dia" ungkap Naya. Nia menganggukkan kepalanya paham, dan dia mendeskripsikan Disha secara singkat kepada Alana

"Jadi gini Na, Disha itu musuh terbesar Naya sejak kelas 10, dimulai dari perbuatannya yang seenaknya aja disekolah ini, seperti membuly. Banyak yang udah jadi korban bulyan dia. Terlebih lagi dia tidak segan segan akan menyakiti orang yang berani mendekati Arkan. Kami berdua selalu coba mencegah supaya murid murid lain tidak terbuly oleh Disha, itu sebabnya dia membenci kami berdua" Alana mengerti sekarang Alasannya untuk menjauhi Disha, salah satunya dia tidak ingin terlibat kasus BK. "Oke, gue ngerti kok, thanks buat info dari kalian" Alana tersenyum kepada Naya dan Dania yang dibalas juga senyuman hangat dari keduanya.

"Guys, btw gue masih laper nih, balik ke kantin lagi yuk" pinta Naya dengan wajah memelas. "Yaelah Nay, tadi lo kan udah makan 2 mangkok bakso. Masa gak kenyang kenyang juga" ucap Dania "lo kayak gatau gue aja Nia, gue kan hobi makan, walau engga gendut gendut sih" timpal Naya.

Alana melihat Arloji ditangannya menunjukkan pukul 09.45 "Yaudah buruan yuk ke kantin, lumayan masih ada sisa waktu 15 menitan, lagipula gue juga belum makan dari tadi" Dengan penuh semangat mereka ke kantin bersama sesekali sambil merangkul, Alana merasa beruntung bertemu dengan teman baik seperti mereka disekolah barunya. Dan dia yakin pertemanan ini tidak akan hancur sampai kapanpun.

----------------------------------------------------------

HI READERS!!💕
Jangan bosen baca ceritanya ya...
Di Chapter selanjutnya aku bakal kenalin Mereka ke kalian semua. Ikuti terus ceritanya gais!!

SILENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang