02

552 79 28
                                    

Jakarta, 11 Agustus 2019

Menjelang perayaan dirgahayu Republik Indonesia, tentunya masyarakat dengan antusiasme tinggi bersiap menyambutnya. Termasuk seorang Davin Hendrawan tentunya. Hidup di lingkungan yang begitu mencintai bumi Pertiwi kian memperkokoh dirinya yang juga begitu jatuh pada tanah air tercinta.

Hyunjinㅡalias Davin Hendrawanㅡ saat ini tengah larut dengan berbagai bendel kertas yang berisi cetakan huruf dan angka; tersusun dengan sampul bertuliskan proposal kegiatan rukun tetangga tempatnya tinggal saat ini. Lelaki yang sedang dalam masa peralihan dari masa remaja ke dewasa itu memasang ekspresi wajah yang sulit diartikan, sebanding dengan pikirannya yang seketika ruwet ketika teringat obrolannya dengan salah satu kakak pendampingnya di masa Orientasi nanti. Hela napas perlahan terdengar darinya. Sejujurnya lelaki itu sedang dalam kondisi dimana jalan pikirannya tidak sepenuhnya berada di bawah kontrolnya. Sedikit merutuk keputusannya dua tahun yang lalu, dimana keputusan itu membuatnya dihantui rasa sakit dan penyesalan yang begitu dalam.

Walaupun tak dipungkiri jika ia akan terus memanjatkan syukur, mengingat masa orientasi yang akan ia hadapi sangat kontras dengan angkatan yang begitu jauh di atasnya.

Puk.

Tepukan kecil di bahu tegapnya sedikitnya membuat lelaki dua puluh tahun itu tersadar dari trance nya. "Woi, Vin! Ngelamun aja, kamu. Kenapa?!"

Suara berat sosok itu menggema, memecah keheningan yang sempat mencengkram diantara mereka.

Hyunjin terkekeh-kekeh, kemudian menggelengkan kepalanya kecil. "Nggak kenapa-napa, Kak. Santai aja, ah." Kelakarnya sembari dengan atraktif membereskan hasil olahan batang kayu di depannya; menyusun sesuai urutan tanggal, berlanjut menumpuknya menjadi satu sehingga tidak terlalu berantakan. "Tapi, kalau boleh jujur, entah kenapa aku ngerasa kaya bakal seneng gitu, kak..."

"Oh ya?" Sosok yang dipanggil kakak olehnya mengerutkan kening, kemudian mendengus kecil. "Ya udah terserah kamu aja, Vin."

Hyunjin mengedikan bahunya tak acuh, dan kembali memusatkan fokus pada kumpulan data di depannya.

Sosok satunya bangkit, menepuk kecil celana hitam yang membalut kaki jenjangnya. "Ya udah kalau gitu.  Besok-besok kalau ada perlu sama kakak dan kamu lagi masa nggak boleh pegang hp, datang aja ke kelompok 44, kelompok Prodi Hukum."

"..oke.. prodi hukum..." Hyunjin mengangguk mengerti, "terus kakak mau kemana?"

Sosok itu lagi-lagi hanya tertawa kecil, mengacak surai panjang sang adik sepupu sebelum kemudian melenggang dengan santainya tanpa acuh dengan seruan kesal yang terlontar begitu saja dari bilah berisi yang lebih muda.

"Dasar kak Faras nyebelin!"

Hari ketiga masa orientasi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ketiga masa orientasi,

bersamaan dengan berjalannya waktu  untuk beradaptasi dengan civitas akademika universitas tempatnya menuntut ilmu kelak, Hyunjin mulai memperlihatkan kepribadiannya; mulut tajam, dingin, cuek namun tanpa sadar menimbulkan stigma bahwa dirinya adalah sosok badboy yang saat ini begitu digandrungi.

sincerity [SeungJin ft WooSan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang