04

513 48 11
                                    

Semarang, 15 Juli 2013

Penerimaan peserta didik baru di salah satu sekolah menengah pertama negeri favorit di Semarang baru saja dimulai.

Seungmin yang saat itu memutuskan untuk mengikuti sang kakak untuk tinggal bersama eyang putra dan eyang putri nya dengan riang memasuki gerbang gedung sekolah yang nantinya akan menjadi tempatnya untuk menimba ilmu. Wajah manisnya berseri-seri, membuat beberapa siswa entah berstatus sebagai kakak tingkat ataupun seangkatan dengannya mulai berbisik, mengagumi keindahan paras si mungil. Suara semanis madu miliknya bergema kecil, kian menarik atensi orang-orang disekitarnya.

Kepala sang objek perhatian bergerak kesana-kemari, memperhatikan setiap detail lingkungan juga bangunan yang terdiri dari dua lantai tersebut. Kegiatan observasi nya terhenti begitu tubuh ringkihnya tak sengaja bertumbukan dengan tubuh tinggi seseorang dari arah berlawanan.

Bruk

"Eh, maaf ya!"

Suara yang begitu familiar membuat Seungmin dengan cepat mendongak, memperhatikan lamat-lamat wajah tampan lelaki yang kini bahkan mengulurkan tangannya di depan wajah Seungmin yang masih terduduk. "Arsha nggak papa?"

Seungmin menganggukkan kepalanya antusias, kemudian segera beranjak dari posisinya, hingga dua detik berikutnya tubuh kurus miliknya sudah terbungkus tubuh tegap sosok yang tersenyum kecil. "KAKAKKKK!!"

Yang dipanggil kakak terkekeh-kekeh, menepuk kecil kepala yang lebih muda. "Nah, karena kakak udah ketemu Arsha, sekarang saatnya kakak anterin Arsha ke aula ya.. sama teman-teman yang lain.. karena mau ada pengarahan..."

Seungmin menganggukkan kepalanya, kemudian mengikuti langkah yang lebih tua guna memasuki bangunan luas yang dijadikan tempat untuk para peserta didik untuk menerima arahan dan juga berkenalan sekilas dengan sistem dan struktur yang ada.

Si manis mendudukkan tubuh serupa manekin miliknya di dekat pintu, sedikit merasa canggung juga karena sejak kedatangannya seluruh atensi seakan berpusat kepada dirinya. Ia langsung terperanjat ketika sorak sorai bersahutan, bertepatan dengan munculnya sosok yang lebih tinggi dari Seungmin, dengan wajah tampan yang menyiratkan rasa tidak nyaman yang tersembunyi apik oleh raut datarnya. Namun, Seungmin tetap bisa menangkap hawa-hawa tak enak melalui sorot mata pemuda itu.

Duk

Netra indah Seungmin membulat sempurna ketika si tampan menempatkan diri di kursi kosong tepat disampingnya. Tanpa terduga, wajah mereka saat ini hanya berjarak kurang lebih tiga puluh sentimeter; akibat Seungmin yang sedang memajukan wajahnya guna mengamati deretan siswa lain di sebelah kanan si tampan, sementara yang lebih tinggi sendiri menoleh ke arah Seungmin, menatap lamat paras manis yang kini dihiasi rona kemerahan yang kian mempercantik wajahnya.

"Eeehhh..." Seungmin memundurkan kepalanya. Tersenyum kikuk dan menatap takut-takut pada sosok di depannya. "H-halo... Namaku Arsha. Aku asli sini kok.. hehehehe.. kalau kamu?"

Anggukan pasti dengan senyum tipis dilakukan sebagai langkah awal memberi timbal balik atas konversasi yang dilakukan Seungmin, "aku Davin, Davin Hendrawan...asal Jakarta, dan salam kenal, Arsha..."

Detik itu juga, hari pertama MOPDIK, Hyunjin dan Seungmin berkenalan. Awal mula bagaimana kedua anak Adam itu mulai terlibat lingkaran pertemanan, hingga satu tahun selanjutnya, Hyunjin yang terlanjur di mabuk asmara sejak pandangan pertama, memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan dan mengajak Seungmin agar berelasi lebih dari sahabat. Tak peduli mereka masih terlalu dini untuk mengenal lebih jauh apa itu cinta.

sincerity [SeungJin ft WooSan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang