Bab I - Mimpi

5 1 0
                                    

Malam itu.., aku bermimpi, setitik cahaya.. yang menyilaukan mata, dalam heningnya ruangan yang hampa. Deja vu ini membuatku ingat akan kosongnya hidupku, hanyalah.. kekosongan, tak berarti, namun seolah memberi harapan tuk kesekian kalinya dan seperti berbisik, menyuruh jiwaku yang kosong untuk diisi kembali.

Fajar pun tiba.., mimpi yang aneh semalam itu, membuatku pusing untuk sesaat ketika terbangun. Waktu menunjukkan sekitar pukul 05.00, dan segera aku mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Selepas sholat pun selesai, aku hanya terbaring, memikirkan kembali apa maksud dari mimpi barusan, karena aku merasa, itu bukanlah sekedar mimpi biasa, heningnya.., dan sepinya suasana di mimpi tersebut bukanlah hal yang biasa aku alami dan juga cahaya aneh yang menyilaukan seperti menggambarkan akan ada hal yang besar menimpa dan berujung pada keindahan. Namun.. segera aku melupakan hal tersebut dan pergi mengambil handuk untuk mandi, karena.., soal keindahan dalam hidupku itu.., mustahil kan ?.

Selesai memakai baju dan sarapan, ntah kenapa aku merasa hari ini sangat berbeda. Bukan karna soal tanggal yang menunjukkan 10 November 2028, ataupun soal jemuran baju yang masih belum aku angkat, tapi.., aku seperti merasa.., aku harus pergi untuk hari ini.., kemanapun itu. Sembari merapihkan kasur, aku pun memutuskan untuk berjalan santai berkeliling keliling sekitar luar komplek, tempatku tinggal. Kebetulan karna hari itu masih pagi buta dan sepi, jadi suasananya masih sangat sunyi, setelah bersiap siap memakai jaket dan merapihkan diri, aku mulai pergi dan berkeliling. Mungkin, pertama kali bagiku, aku merasakan hal ini semenjak aku selalu mengurung diri dirumah dan hanya pergi keluar untuk membeli kebutuhan ataupun berbelanja, rasanya sangatlah nyaman apalagi dengan keadaan jalan raya yang masih sangat sepi karna belum terlalu banyak orang berangkat bekerja.

Tidak banyak hal yang aku lakukan, hanya berjalan jalan dan membeli minuman di warung terdekat sembari memutar mp3 di handphone. Merasakan hal tersebut, diriku seperti tercerahkan dan membuatku bertanya tanya, kenapa tidak kulakukan saja hal ini sedari dulu ?, mungkin aku yang waktu itu sempat depresi, memang menyerah dan menjauhkan diri dari hidup, namun setidaknya masih ada keindahan yang bisa aku rasakan dalam hidup, aku sadar, jika aku hanya selalu negatif memandang seseatu, aku tidak akan pernah merasakan hal positif setiap waktu. Sejenak aku melihat kursi umum dan segera duduk beristirahat, merenungkan, dan menenangkan diri. Bisa saja, apa yang ada dalam mimpi tersebut, memanglah benar, jika saja benar akan ada hal indah yang akan datang, maka kenapa harus mustahil ?.

2 menit berlalu, aku membuat keputusan yang bulat tentang hal yang akan aku lakukan untuk kedepannya, aku ingin melanjutkan tekadku menjadi seorang penulis kembali, dan mulai merubah hidupku kembali seperti dulu lagi. Bukanlah hal yang mudah, tapi sejak aku tahu meski banyak cobaan menghampiri, setidaknya aku tahu, hidup ini masih berguna untuk diriku sendiri. Sesaat setelah selesai duduk beristirahat, aku melangkah pulang, dan tiba tiba, seseatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya muncul tepat didepan mataku.

Seorang perempuan berparas cantik nan indah, datang dan duduk dikursi sebelah, tempatku duduk. Berpenampilan hanya memakai longdress sembari memakan pinggiran roti yang sudah ia bungkus didalam sebuah plastik. Memang bukan pemandangan umum bagi seorang lelaki melihat wanita cantik datang dan duduk hanya untuk makan, terlebih lagi apa yang ia makan hanyalah sebuah pinggiran roti, tapi apa yang kurasakan tentang wanita itu hanyalah satu.., ia adalah Seseatu. Sejenak setelah aku melihat wanita tersebut, aku lansung dikagetkan dengan hal tak terduga. Wanita itu berlari dengan mendadak menghampiri seekor kucing ditengah jalan dan secara bersamaan aku juga melihat dari kejauhan, sebuah mobil yang melaju kencang terlihat ingin menabrak dirinya dan juga kucing itu. Spontan, aku berlari mendorong si wanita ke pinggir jalan untuk menghindari hal yang tak diinginkan..., tapi.., aku mengorbankan nyawaku sebagai gantinya dan tertabrak oleh mobil tersebut pada akhirnya. Setidaknya aku merasa senang, sangat senang, hidupku yang sudah lama tidak berguna kini bisa berguna untuk yang terakhir kalinya, dan detik detik sebelum aku memejamkan mataku sesaat setelah kejadian, dalam hatiku, aku seperti berharap, andai waktu bisa kembali dan mengulang semuanya dari awal lagi.

Akhir Yang MengawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang