Terbaring tak berdaya, mungkin sebentar lagi, orang orang akan mengingatku sebagai nama saja, tak peduli berapa kali ku mencoba, tetap saja kegagalan yang kuterima. Hari itu akan menjadi hari terakhirku, hari yang pantas untuk seorang pecundang dengan mimpi bodohnya menjadi seorang seniman, gusar dan hilanglah harapan ku untuk hidup, dan kini hanya bisa memejamkan mata untuk yang terakhir kalinya.
Gw.., ada dimana ya ? tanya diriku yang sempat kebingungan. Ini bukan mimpi lagi kan ?, aduh, mana kepala pusing lagi, kalo ngga salah barusan gw ketabrak, habis itu gw meninggal kan ? tanya diriku yang masih sempat kebingungan.
Pemandangan yang kulihat sesaat setelah aku terbangun, benar benar terlihat tidak asing, bahkan itu masih membekas di ingatanku, padahal kupikir, aku sudah benar benar berada di akhirat. Sebuah meja minimalis yang terletak disudut kamar, beberapa poster band The Beatle yang terpajang didinding, dan beberapa kertas yang berserakan di lantai, aku sempat berpikir bahwa ini adalah pemandangan kamarku dulu sewaktu tahun 2013 dan ternyata..
Astaghfirullah, ini kan kamar gw dulu ?, kenapa gw bisa ada disini ?! teriak diriku dalam hati dan sempat panik tuk sesaat.
Memang tak salah, tak salah lagi, jikalau kubilang ini adalah kamarku sewaktu dulu. Pemandangan yang sangat familiar, bahkan barang barangnya, ntah kenapa, setelah kematianku, aku bermimpi...-bukan, apa yang kulihat terlalu nyata untuk disebut mimpi, malah aku merasa seperti masih hidup. Aku mencoba berpikir tenang, dan berpikir kenapa semua ini bisa terjadi ?. Waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi, keadaan masih sangat sepi, aku mencoba melihat kalender, dan anehnya, hari ini masih menunjukkan bulan Juni 2013, dan jika diingat, hari ini adalah hari pertama kenaikan kelas 11, dan ini.., benar benar membuatku kebingungan. Hal pertama yang muncul dipikiranku berhubung dengan keadaan ini adalah, aku mengalami perjalanan waktu. Sesaat setelah meninggal nya diriku, ada kemungkinan aku terlompat disuatu titik, di masa lalu dan terbangun di tahun yang berbeda, yang itu berarti, umurku juga kembali muda bersamaan dengan tahun yang ada.
Tak habis pikir aku bertanya, kenapa ?, dan ada apa ?, aku memang tidak ingin menyebut ini sebagai cobaan ataupun ujian dari yang diatas, meskipun nyatanya, ini sangatlah aneh untuk dikatakan sebagai fenomena biasa. Waktu berlalu sekitar 10 menit, keputusan sudah kutetapkan, yaitu.., dengan menjalani apa adanya hidupku yang sekarang, karena aku sempat berpikir, mungkin ini bisa menjadi jalan terbaik bagiku, untuk memperbaiki segala kesalahanku yang ada, dan mengulang semuanya menjadi lebih baik, terlepas, dari segala hal yang barusan terjadi. Inilah harapanku satu satunya, jalanku satu satunya.
Bapak dan ibu masih tertidur, sebenarnya aku sangat merindukan mereka, tetapi.., segera aku melupakannya dan mengambil handuk untuk pergi mandi. Memang, kematian tak bisa dihindari, bahkan aku sendiri ingin menyelamatkan mereka walaupun aku tak tahu bagaimana caranya, tapi setidaknya, dengan melakukan yang terbaik bagi mereka, itu sudah cukup.
"Sekarang hari pertama masuk ya ?, bener bener gw ngga percaya, gw bisa ngelakuin perjalanan waktu kayak begini, tapi mudah mudahan gw bisa ngejalaninnya" kata diriku sembari memakai seragam
"Yan..!" teriak ibu memanggil dari luar kamar. "Masih pake seragam ?, kalo udah selesai ambil sarapannya di meja !, ibu mau pergi ke pasar dulu sebentar !"
"Iya Bu.." jawab diriku.
Selesai memakai seragam dan berkemas, segera diriku mengambil sarapan, dan pergi berangkat kemudian setelah berpamitan dengan bapak. Bisa dikatakan diriku sedikit gugup dan senang serta ragu, tentang bagaimana untuk kedepannya, belum lagi, aku harus mengulangi semua hal dari awal. SMK Bakti Kejuruan, adalah nama tempat dimana aku bersekolah sekarang, jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Sekolah yang lumayan elit untuk kalangan kelas atas dan dilengkapi fasilitas fasilitas yang lengkap pula, padahal aku sempat bilang, agar aku ingin bersekolah di tempat yang biasa saja, tapi.., orangtuaku tetap keras kepala menyekolahkanku disitu, namun kupikir ini adalah pilihan yang terbaik. Selama diperjalanan tidak banyak hal yang terjadi, hanya ada sahabatku yang biasa menyapaku ketika aku bertemu dengannya.
"Woy Yan..!, gimana kabarnya ?, gak kerasa ya tahu tahu kita dah kelas 11 aja, bentar lagi lulus nih" ucap Dani sembari menepuk pundakku.
"Ngga lah Dan, lulus mah masih lama, btw, liburan kemarin lu jalan jalan kemana ?" tanya diriku dengan penasaran.
"Ya.., cuma 5 kali ke Mall, habis itu jalan jalan ke Bali bareng saudara gw"
"Buset, itu mah mantep kali, kalo gw palingan habis menangin beberapa kontes sama penghargaan doang, piala sama piagam ampe ngga muat tuh di lemari"
"Widih.., pamer nih ?, hahaha, mudah mudahan ntar di kelas ada murid baru ya"
"Ngarep lu mah, palingan lu pengen cewek cakep doang kan ?"
"Hehe, tahu aja lu"
Namanya adalah Dani, Dani Antoro Ramadhan, dia adalah sahabatku sejak kelas 5 SD, dan dia juga salah satu temanku yang paling mengetahui banyak soal bakatku meski dia tidak terlalu tertarik pada seni sih. Dia mengambil jurusan Teknik sedangkan aku mengambil jurusan Desain Grafis, namun, ketika lulus SMK, dia memutuskan melanjutkan kuliah di luar negeri dan semenjak itu kami berpisah dan tak dapat berkomunikasi satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Yang Mengawali
Teen FictionBaginya seni adalah segalanya, walau saat ini ia hanyalah pengangguran biasa hingga suatu hari ia bertemu seorang perempuan yang tak asing di matanya. Cover : Loundraw, Pixiv