Bab III - Orang Yang Sama

1 0 0
                                    

Mungkin semua hal akan berjalan sama seperti yang pernah aku jalani, karna kupikir ini adalah masa lalu dan hanya harus kuulang untuk kedua kalinya, namun tidak.., tidak sama sekali. Entah kenapa, aku berpikir seperti itu, dan merasa, suatu hal yang aneh akan terjadi, atau mungkin hanya perasaanku saja kupikir. Canda & tawa selama perjalanan ke sekolah, begitu menyenangkan, sama seperti dulu, rasanya, sangat nostalgia ketika mengingat kenangan kenangan dulu bahkan.., sempat tersirat dipikiranku, bahwa aku akan menetap di masa lalu ini dan tak ingin kembali.

Waktu berlalu sekitar 10 menit, sesampainya di sekolah, aku hanya duduk termenung menunggu berbunyinya bel sekolah. Sembari menyiapkan buku, aku meratapi kosongnya hidupku dan membuatku ingin menulis beberapa bait puisi di secarik kertas. Memang, itu adalah hobiku, menulis beberapa kalimat atau bait puitis hanya untuk kubuang di tempat sampah, itu juga menjadi alasan mengapa kamarku selalu berantakan dan dipenuhi beberapa kertas berserakan di lantai. Suasana yang sepi di kelas karna belum ada satupun murid yang datang, juga segarnya udara pagi, sangatlah nyaman, namun tak lama.., suatu hal datang.

Seorang murid berparas cantik nan indah, datang dan duduk dikursi sebelah, tempatku duduk, itulah yang awalnya kupikir ketika melihat ada seorang murid yang belum pernah kulihat sebelumnya sewaktu kelas 11 dulu. Sempat aneh karna seharusnya ini bukanlah kenyataan yang terjadi di masa laluku, karna.., yang terjadi sebenarnya, tidak ada murid baru sepanjang masa kelas 11-ku dulu, dan itu benar benar kuingat. Namun sesaat aku melupakan hal tersebut dan melanjutkan menulis baitku yang hampir selesai kutulis. Sekali kali aku memperhatikan dan melirik apa yang dilakukan si murid baru dan ternyata ia terlihat mengeluarkan sebungkus roti..-, bukan, sepertinya bukan roti, itu terlihat lebih mirip seperti, pinggiran rotinya saja.

Ya, aku mengalihkan pandanganku darinya, dan segera pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri. Tidak salah lagi !, murid baru tersebut adalah wanita yang sempat aku temui dan aku selamatkan, sesaat sebelum aku meninggal tertabrak oleh mobil. Panik, sempat menyelimuti diriku sesaat, dan aku berpikir kenapa dia bisa ada disini, dan apa semua hal yang kulewati ini, ada hubungannya ?. Setelah pergi dari kamar mandi, kucoba berpikir tenang, dan.., tak lama aku dikagetkan lagi.

Bait yang kubuat tadi dan belum selesai sepenuhnya, kini malah dibaca olehnya, oleh si murid baru. Sembari mengunyah pinggiran roti dengan lahapnya, ia memegang kertas baitku dan membaca dengan tenangnya. Sempat bingung, dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri menanyakan dirinya.

"Anu.., murid baru ya ?, kenalin nama gw Adrian, tinggal di perum. Alam Indah, nama lu siapa ?"

"Nama gw Karina Firantika, panggil aja Karina, tinggal di Apartemen Green Semanggi, oiya, kalo gw boleh bilang, gw suka banget sama bait yang lu buat, tapi.., terlalu banyak ngegambarin kesedihannya" ucap dirinya sembari mengembalikan kertasnya.

"Ah lu bisa aja, btw, lu suka banget makan pinggiran roti ya ?, maaf kalo tersinggung ya, cuman.., gw baru liat aja gitu"

"Oh.., bisa dibilang iya, soalnya daripada rotinya gw lebih suka pinggirannya, oiya gw boleh panggil lu Yan kan ?, biar lebih gampang aja"

"Ngga papa kok, banyak yang panggil gw begitu juga"

"Yaudah jadi gini.., ngebahas soal tadi, kalo gw boleh nanya, lu suka banget bikin bait puisi ya ?"

"Ya.., sering sih, cuman kebiasaan doang"

"Kebiasaan ?, jadi itu bukan hobi ?" tanya Karina dengan terkejut.

"Iya, emang itu rutinitas gw sih"

"Oh.., lu emang orang berbakat ya ?"

"Ya.., ngga juga kok, biasa biasa aja" jawab diriku sembari tersenyum.

"Ngga usah bohong, gw tahu kok, dari senyum lu, lu kayak nyembunyiin seseatu" balas Karina dengan pelan.

"Haha, bisa aja, yaudah kalo gitu gw mau lanjutin nulis dulu ya"

"Ohh yaudah, boleh kok" jawab Karina sembari merapihkan kursi.



Aku pikir.., ini akan menjadi hidupku yang kedua kalinya, hanya mengulang semua hal seperti memainkan game untuk kedua kalinya untuk mendapatkan ending yang sama. Namun.., semua itu mungkin akan berubah, layaknya di akhir ketika hidupku mulai berakhir sejak bertemu dengannya, mungkin inilah awal yang juga dimulai sejak aku bertemu dengannya pula. Sulit untuk menjelaskan keadaan saat ini, tapi satu hal yang pasti, selain kenyataan di dunia ini sudah berbeda, Karina Firantika, ia.., bukanlah orang biasa. Bel pun berbunyi setelah menunggu sekian lama, seluruh murid memasuki kelas dan menunggu guru yang akan datang, jika seingatku dulu, Pak Herman yang akan menjadi pengajar di kelas ini nantinya, ia adalah guru yang cukup ramah dan bisa berbaur dengan murid muridnya, namun bisa menjadi tegas pula apabila muridnya melakukan kesalahan. Seketika.., dugaanku yang sudah pasti menjadi sia sia, ketika aku sadar dan melihat bahwa guru yang mengajar bukanlah Pak Herman lagi.., melainkan Pak Kepsek yang masuk kedalam kelas dan terlihat ingin mengumumkan seseatu.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi semuanya" sapa Pak Kepsek.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, pagi pak..." jawab seluruh kelas dengan lantang.

"Ya.., hari ini bapak mau mengumumkan seseatu, jadi.., sebenernya yang akan jadi wali kelas kalian adalah Pak Herman lagi sama seperti tahun kemarin, cuman.., waktu dengar kabarnya Pak Herman kena musibah kecelakaan, jadi untuk beberapa bulan kedepan, wali kelas kalian akan digantikan sementara, oleh Bu Lisa, yang juga baru menjadi guru di sekolah ini".

Aku sempat bingung, ada apalagi hal aneh yang terjadi di dunia ini ?. Sedari awal aku sudah dikagetkan dengan kenyataan yang kudapat di dunia ini, berbeda dengan duniaku yang sebelumnya. Mulai dari munculnya murid baru yang ternyata adalah orang yang sama dengan yang kutemui dulu dan sekarang Pak Herman bukanlah wali kelas ini untuk sementara. Banyak hal aneh terjadi hingga membuatku berpikir, ada apa sebenarnya ?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhir Yang MengawaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang