1. Hobi

25 6 1
                                    

"SATU,DUA,TIGA!"

gadis yang tadinya makan cemilan langsung menutup telinganya rapat-rapat tatkala adiknya dan segerombolan temannya masuk kamar.

Mereka sedang membuat Tiktok bersama.

Arghh!! ia frustasi sekamar bersama adik sok cantiknya terus. Setiap ia pulang sekolah, kamarnya selalu dibuat seperti kapal pecah. Dan saat itu juga ia wajib membereskan semua kekacauan yang dibuat Adena. Memang adik tidak tahu diri!

Aileen sudah tak tahan menutup telinganya lagi. Ia Manatap langit - langit kamar jengah.

"Hey!! kalian bisa gak main di luar aja? Di ruang tamu kek, mana kek," ujarnya frustasi.

"NGGAK!" jawab mereka serempak. Kemudian lanjut menatap layar handphone sambil berjoget ria mengikuti irama musik Tiktok.

Udah biasa. Aileen yang punya kamar, adeknya yang nguasain.
Terpaksa ia keluar kamar membawa beberapa camilan dan handphone. Raut sebal terpasang di wajah cantiknya. Melihat mamanya sedang menonton tv, ia memutuskan ikut bergabung.

"Ma, si Adena kenapa suka banget main tiktok si?" Masih dengan raut kesal duduk di samping Mamanya. Atau kerap di Panggil Mama-ri.

Mama menyomot cemilan Aileen.

"Gpp lah, suka suka dia."

Mendadak Aileen jadi tak bernafsu menyemil.

"Ih mama, masalahnya kamar Ai diberantakin mulu sama mereka. Pusing tau beresinnya."

Mama-ri menatap Aileen. "itu tandanya adik kamu punya hobi, emang kayak kamu? Gapunya." Mama kembali memusatkan pandangannya pada layar televisi, tak berniat melanjutkan obrolan dengan Ai, sedang seru, nonton dunia terbalik.

Aileen menganga tak percaya, mamanya menganggapnya begitu? Padahal banyak sekali hobi yang ia suka.
Setelah memandang sinis  mamanya, ia kembali menuju kamar untuk ganti baju. Sebentar lagi ia ada jadwal ekskul.

Begitu membuka pintu, tubuh Aileen mendapat dorongan bertubi-tubi oleh teman teman Adena yang berhamburan keluar.

"Mama Denaaa, kita pulang dulu yaa udah sore nanti dicari mamii," ujar salah satu bocah.

Ai langsung membanting pintu kencang.

"Kampret!"

___

Aileen mengangkat tangannya bosan. Melihat sudah berapa puluh panggilan untuk teman-temannya yang tak kunjung datang menjemputnya juga. Sudah dua puluh menit ia menunggu di teras. Ia berdecak. Kebiasaan sekali teman - teman lucknutnya itu. Selalu saja ngaret. Bikin naik darah saja.

lama setelah itu pun..

Tinn! tinnn!

Aileen segera bangkit dan masuk kedalam mobil dengan wajah kusut.

Kyran menaikkan alisnya bingung.

"Udah pamit kan?" 

"Udah dari setengah jam lalu." Jawab Ai penuh penekanan disetiap katanya.

"Yaelah cuma setengah jam aja lebay lo ah," ujar Mira menabok bahu Ai pelan. Setelah itu tertawa.

"ngaca dulu ya mira, boro boro setengah jam, lo nunggu baru 5 menit aja udah urak - urakan kayak monyet kesurupan." Balas Nayara yang disambut gelak tawa teman - temannya. Kecuali Ai yang masih badmood.

"Iya anjir, udah gitu ngoceh mulu. Bukan apa apa, ocehannya ngalahin mak-mak di gang kompleks perumahan gue." Sahut Kyran bergidik yang mengambil alih kemudi.

IphindaPhindweTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang