Lanjutan II

1 0 0
                                    

  Seperti biasanya aku duduk berhadapan dengan bunda,sedangkan ayah yang sejak tadi sudah pulang dari kantornya,sudah duduk dengan sempurna diatas singgahsana nya,tidak ada obrolan pada makan malam hari ini,hanya dentingan sendok dan gatpu yang saling beradu dengan piring makan."Milan,ada yang mau bunda omongin sama kamu sayang," akhirnya bunda membuka obrolan "iya bunda ada apa?" aku menghentikan aksi makanku "nanti udah ini kita kumpul diruang tamu,sayang ya" timpal ayah,"biar ayahmu saja nanti yang bicara" "ya sudah",setelah selesai makan aku menghampiri wastafel dan mencuci piring yang tadi sudah ku gunakan,kebiasaan ini sudah diterapkan bunda sejak aku menginjak kelas 5 sekolah dasar,"ya sudah bun,yah kalo aku udah nyiapin jadwal buat besok nanti aku turun ya" bunda dan ayah menjawab dengan anggukan.Setelahnya aku pun pergi kekamar,baru juga naik beberapa anak tangga tiba-tiba bunda memanggil "milan.." Aku berbalik badan,dan seketika bunda sedang bergeming "ada apa bun?" Aku tersenyum ke arahnya "ayah sama bunda sayang sama kamu nak," aku sangat terharu mendengarnya,ketika ayah melihatku dengan senyuman kasih sayangnya."memangnya aku tak sayang?" Sambil berkacak pinggang dan pura-pura berakting didepan mereka "bukan begitu sayang,kami..." "Iya,aku juga sayang banget sama kalian,kalian adalah nafas dan hidupku.I love you ayahku sayang,I love you juga bunda sayang".
  Setelah aku mempersiapkan keperluan untuk kesekolah besok,aku turun kebawah menuju ruang tamu karena aku ada janji dengan orang yang aku sayang,mereka sudah duduk manis disofa putih yang empuk sedang menonton TV."Ayah" Panggilku ketika memasuki ruang tamu,kemudian ayah berbalik dan sadar akan panggilanku "sini,sayang" aku kemudian menghampiri mereka berdua dan duduk berhadapan dengan bunda,"jadi gini sayang,kamu ingetkan waktu perdebatan kita lalu?" Dengan santainya ayah bertanya dan dia seperti sedang berpikir untuk mengingatnya,oh..iya,aku lupa,soal mondok itu kan?."iya,ayah aku sudah memikirnya dan aku juga sudah memputuskannya,yah" senyumku selebar melon,seketika itu ayah dan bunda langsung terperanjat,entah kenapa mereka "kenapa" tanyaku penasaran,mereka malah menjawabku dengan gelengan saja "eum..gin bun..eumm aku emang udah putusin..eumm dan aku..akan nurut sama ayah,sama bunda juga..dan aku mau yah" betapa senangnya mereka berdua ketika aku menjawab seperti itu,entah hidayah dari mana asalnya aku tak tahu mengapa aku tiba-tiba saja ingin masuk ke pondok pesantren "kamu yakinkan,sayang?" Ayah malah bertanya seperti itu padaku.Aku memdekati mereka dan duduk ditengah-tengah mereka berdua sambil memeluk mereka "iya ayahku sayang,aku sangat yakin dengan keputusanku".

. ____ .

  Setelah 1 minggu obrolan waktu itu terjadi,bunda dan ayah kini mengajakku ke sebuah bangunan besar yang arsitekturnya cukup indah dan bagus,yang mana disintu juga bertengger masjid yang tidak kalah dengan bangunan tadi,dan terpajang dibangunan yang satunya lagi nama " Pondok Pesantren As-sa'diyyah Salafiyah" awalnya aku sangat ragu untuk mondok disini karena aku malu,aku ada anak yang jauh sekali dari kata solehah,"assalamua'alaikum" ayah menhampiri seorang laki-laki,dia memakai baju koko putih dan sarung hitam yang dikenakannya terlihat tampan😁,tidak lupa dengan kopiah hitam yang dikenakan diatas kepalanya menjadikan ciri bahwa dia adalah seorang santri disini "Iya,ada yang bisa saya bantu pak?" Menurutku dia adalah sosok yang sangat ramah,sudah terlihat bagaimana cara dia memperlakukan orang asing ahh...dia terlihat hebat."Begini nak,eumm..saya sebenarnya ingin bertanya,dimanakah rumah pimpinan pesantren ini?" Tanya ayah yang sekarang menghampirinya,"mari pak,saya antar" dengan sangat sopan dia tersenyum pada bunda dan ayahku.Setelah sampai dirumah tersebut,kami mengucapkan salam dan seorang perempuan yang sudah tua tetapi dia masih cantik,datang menghampiri kami dan tanpa bertanya terlebih dahulu,dia membiarkan kami masuk kedalam rumahnya, karena dari minggu-mingu kemarin ayah sepertinya sudah menghubungi pimpinan ini,ohh iya,laki-laki tadi setelah mengantarkan kami kesini dia lalu pergi dan permisi meninggalkan kami disini,dan dia tersenyum manis padaku.ahh..seperti melihat pangeran-pangeran yang ada di dunia dongeng😂."Saya permisi" setelah menjawab nya dia lalu pergi.Sekarang kami sedang berhadapan dengan pimpinan pondok itu dan ahh..perempuan tadi,itu adalah istrinya dia sangat cantik,kami sedang mengobrol bersama dan teruss memanjang.
  Setelah lama mengobrol dan berpamitan,ayah,aku dan bunda akan pulang lagi kerumah.Aku hanya akan menempuh waktu 5 jam untuk perjalanan ku pulang karena jarak rumahku dan pesantren cukup jauh,kata ayah aku akan mondok sekitar 1 minggu lagi aku kembali kesini untuk mondok dan yaa..aku juga dengan terpaksa harus pindah sekolah lagi.uhh..rasanya sangat lega mendengar aku akan pindah sekolah lagi dan meninggalkan kelas yang seperti pasar itu,tapi aku juga tidak yakin dengan keputusan ku karena sebentar lagi aku kuga akan meninggalkan sahabat tercintaku Renata,kami sudah lama besahabat,2 hari setelah insiden dengan manusia es itu,dan ahh..manusia es itu maksudku,leo,kali ini aku sudah mengenalnya tapi yang lebih tepat nya lagi aku hanya sekedar tau orang itu dengan namanya saja,lama aku sekolah disana sepertinya dia pernah menganggap alu ada,ahh..sudahlah memikirkan itu sangat tidak penting.Aku masuk ke dalam mobil dan sambil mendengarkan alunan musik dari boyband yang aku sukai,ohh..iya aku belum menceritakannya,selain membaca novel adalah hobiku aku juga punya idola yang sangat aku kagumi kalian tau EXO yaa boyband terkenal dikorea dan hampir mendunia,mereka adalah yang terbaik😎.
Hari yang sangat melelahkan,kali ini ayah menyupiri mobilnya sendiri tanpa membawa pak sarmin,selanjutnya aku terbawa arus dari aluna musik yang aku dengarkan dan akhirnya..aku pun pergi ke pulau mimpi.

Seterang cahaya cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang