chap5

31 4 0
                                    

Sesampainya di kamar, Ayuni langsung membuka jendelanya lebar lebar.

Kemudian dilihatnya Sahlan sedang berbaring santai di kasur seraya memakai headset-nya. Laki laki itu tidak terlihat menyesal sama sekali padahal dia telah meninggalkan ayuni sendirian di sekolahan.

“SAHLAN!!! LO KOK NINGGALIN GUE SIH~!!” teriak Ayuni.

Sahlan bergeming.

“sahlan! Dengerin gue kalo ngomong!”

Sahlan masih diam.

“tega banget lo ninggalin gue disana sendirian...SAHABAT MACEM APA LO!!~” ujar ayuni, suaranya mulai sumbang karena tangis.

Sahlan tetap diam.

Ayuni menyeka air matanya sendiri.”untung disana ada wahyu...kalo nggak gue nggak tau gimana caranya pulang.”

Sahlan kini balas menatapnya, kemudian berdiri— kemudian berjalan mendekat kearah jendela.” Disana ada wahyu-kan..itu namanya lo nggak sendirian!!...udah ah bacot. Berisik. Gue mau istirahat” ujarnya lalu menutup jendela keras keras.

Dear diary

21-09-2019

Apa aku pernah bilang kalau sahabat terbaikku itu sahlan? Aku tarik semua kata kataku! Aku benci anak itu. Dia egois! Tidak pernah paham aku itu bagaimana...pokoknya aku benci!

Aku menyesal karena pernah jadi sahabatnya 16 tahun ini!

Pagi ini ayuni bangun sendiri tanpa bantuan mantan sahabatnya. Ayuni tak peduli sahlan sekarang sedang apa, paling juga anak itu belum bangun, pikirnya.

Ayuni melangkah keluar, ia memilih naik angkutan umum daripada harus merepotkan ayahnya.
Toh~ pagi ini ayahnya juga cukup sibuk mengurus banyak hal.

Saat di sekolah baik dia maupun sahlan sama sama tidak ada yang berniat untuk saling menegur atau meminta maaf duluan.
Dua sahabat itu terjebak dalam zona kebisuan hanya gara gara kesalahpahaman sederhana.

Tapi sebenarnya sahlan sudah berniat akan meminta maaf di malam minggunya. Karena biasanya mereka dua memang pergi bersama.

Namun lagi lagi terjadi kesalahpahaman.

Sahlan sudah menunggu ayuni berjam jam di dalam kamarnya. Padahal biasanya gadis itu akan menarik telpon kaleng mereka lalu berkata dengan suara cemprengnya
’sahlan, gue udah siap’,
tapi bahkan sampai detik ini pun jendela sahabatnya itu tertutup rapat seolah tidak ada siapa siapa di dalam.

Sahlan geram. Jujur, dia tidak terbiasa memulai sesuatu, termasuk meminta maaf. Tapi dia juga tidak bisa perang dingin lama lama dengan Ayuni. Akhirnya sahlan memutuskan untuk turun dan memanggil Ayuni langsung dari depan rumahnya.

Sahlan memencet bel, berharap sahabatnya yang keluar untuk menyambutnya.

Namun..

“eh sahlan…”

Sahlan tersenyum ramah pada bunda nia, ibu dari sahabatnya yang sudah ia anggap ibu sendiri selama 16 tahun ini.
”malem bunda…ayuni-nya ada?”

Dahi ibu paruh baya itu berkerut.”lho bukannya biasanya pergi sama kamu kalo malem minggu..”

Sahlan terkejut.

“rencananya sih iya bunda… tapi—“

“duh, bunda kok jadi khawatir ya kalo perginya nggak sama kamu..”

“bunda tenang aja…jangan khawatir~ sahlan pasti nemuin dia.” Ujar sahlan. “ sahlan janji.”

Bunda nia mengangguk.”bunda percaya sama kamu…tolong ya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang