Tiga

19 3 2
                                    

Happy reading 🎉

Semua pasang mata melihat ke arahnya, bejalan dengan angkuh baju di keluarkan, dasi yang sengaja di kendurkan, rambut acak-acakan dan kancing baju yang terbuka pada tiga bagian atas menampakkan sedikit dada nya. Dia- Julian

Brukkk

"Lo kalau jalan pake mata dong" bentak nya pada gadis yang sedang memungut buku-buku yang jatuh berserakan.

"Lo yang nabrak gue kenapa Lo yang marah?" Tanya gadis itu menantang, mata Julian terbelalak melihat siapa yang baru saja di bentaknya.

"Gue ga sengaja" Jessy berdecih lalu berjalan meninggalkan Julian.

"Oh iya" ujarnya membalikkan badan "jalan pake kaki bukan mata" Julian menatap punggung Jessy yang berlalu menjauh.

Matanya di kedipkan beberapa kali,
Kenapa Jessy jadi judes gitu?

Julian mengangkat bahunya acuh dan berlalu pergi.

"Julian" baru saja beberapa langkah berjalan suara pak Usman berhasil membuatnya berbalik.

"Apa apaan ini? Mau jadi apa kamu? Berandal? Ini sekolah, rapikan pakaian kamu, atau saya hukum" ancamnya

"Iya pak iya" jawabnya malas lalu pamit pergi. Sudah menjadi makanan sehari-hari nya, teguran-teguran itu sudah kebal.

Laki-laki itu kembali berjalan, tujuannya hanya satu yaitu, kantin.

••••

"Kenapa muka Lo? Ga biasanya!"

"Gue heran sama tu cowok! Maunya apaan coba? Ngedeketin gue?"

Alina memiringkan kepalanya melihat lebih jelas raut wajah Jessy.

"Kenapa?" Tanyanya mengerutkan kening

"Gue ga lagi mimpi kan Jes? Tampar gue coba!"  Jessy menurutinya "www! Sakit jesssss!"

"Lo yang minta kan?"

"Tapi pake hati juga dong Jess!" Jessy mendengus.

"Bacot"

"Terserah lo deh, sekarang cerita lo kenapa?" Jessy menatap Alina sebentar lalu menurunkan kepalanya pada lipatan tangan.

"Gue heran aja kenapa tiba-tiba aja ada cowok yang dateng ke hidup gue!" Ujarnya sambil menompang kepalanya pada tangan.

"Julian? Emang dia kenapa?"

"Yaa gue aneh aja sama dia, tiba-tiba dia dateng dan .." Jessy menghentikan kalimatnya lalu menegakkan tubuhnya.

"Apa dia beneran mau belajar biologi sama gue? Dan karna gue gamau ngajarin dia, dia mau ganggu gue terus?" Alina menghembuskan nafas lega sekaligus kesal

"Jes! Lo itu pinter, juara sekolah, tapi kenapa otak lo masih aja ada begonya"

"Emang ada yang salah? Kan wajar kalau dia juga mau belajar, terus gue ga ngajarin, terus dia gengsi sama temen nya terus dia mau ngedeketin gue biar gue mau ngajarin dia! Iya kan Lin?"

Alina memutar bola matanya malas, memilih menelengkupkan kepalanya.

"Yah Lin, gue lagi curhat lo malah tidur!"

"Lagian elo si! Kenapa lo jadi cewe lugu banget?" Tanya Alina gemas

"Ya terus kenapa dong Julian ganggu gue?" Tanya nya akhirnya. Alina wajar saja mengapa Jessy begini, gadis di depan nya terlalu lugu dan tak pernah dekat dengan siapapun meskipun banyak yang menyukai, dan banyak pula yang tak berani mendekatinya.

"Mungkin Julian suka sama lo, dia pengen aja gitu jadi temen lo, tapi karna gatau caranya julian deketin lo dengan cara yang beda" Jessy mengangguk mengerti

"Bukan karna gue gamau ngajarin dia biologi kan? Takutnya dia dendam lagi!"

"Ya ampun Jessy, dimana-mana juga orang tau, itu bukan permintaan serius tapi basa basi gimana sih lo?"

"Yaaa gue cuma ga enak aja!"

"Serah lo deh, gue mau tidur!"

Jessy menghembuskan nafas perlahan, Alina baru saja terlelap.

Miss Raisya baru saja masuk, seperti biasa Miss Raisya yang terkenal judes dan galak itu akan langsung menghukum muridnya yang tertidur dan terlambat masuk kelas.

"Selamat siang anak-an ..."

Ucapan nya terhenti saat melihat Alina tertidur pulas, Jessy kebingungan bagaimana lagi caranya membangunkannya, pasalnya tadi Jessy sudah membangunkan Alina tetapi Alina tidak kunjung bangun juga.

Semua mata menatap ke arah meja mereka.

Miss Raisya tak berkomentar apapun dan langsung duduk di meja guru.

Semua mata kini beralih menatap ke arahnya dengan menganga lebar.

"Hari ini mood saya sedang baik, jangan ada yang memancing, biarkan saja Alina tidur wajahnya terlihat kelelahan"

semua pasang mata menatap Miss Raisya dengan tatapan yang sulit diartikan dan beberapa siswi menatap Alina sinis.

👽👽👽

Thank you gais telah membaca cerita saya jangan lupa tekan bintangnya guys

Another DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang