Kasih Sayang?

3.7K 256 19
                                    

Namja manis dengan mata bak rubah itu menghela napas lelah. Ini bukanlah yang pertama. Bahkan bisa dibilang ia terlalu sering mengalaminya.

Sendiri. Ya, sendiri. Ah, mungkin bagi banyak orang hidupnya sungguh sempurna. Hidup dengan keluarga yang selalu terlihat harmonis. Hidup dengan bergelimang harta. Dan jangan lupakan wajahnya yang rupawan. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona.

Itu adalah pemikiran orang-orang diluar sana. Tanpa tahu apa yang ia rasakan dan alami sesungguhnya. Tanpa tahu bahwa ia tak seberuntung itu. Tanpa tahu bahwa ia tak sebahagia itu.

Ia hanyalah seorang namja biasa yang begitu menginginkan kasih sayang. Kasih sayang yang sesungguhnya. Bukan dinilai dengan harta.

"Hei, orang tuamu tak datang?" Lamunan Wonwoo buyar saat seseorang tiba-tiba saja mengajaknya bicara. Teman sekelasnya. Seorang namja tampan yang Wonwoo tahu adalah idola kaum hawa di sekolahnya. Sosok tampan dan hangat, itulah Kim Mingyu.

"Tidak." Jawab Wonwoo tak acuh. Sungguh. Ia baru saja membayangkan tentang kesendiriannya dan sekarang namja Kim itu malah menanyakannya. Bukankah itu menyebalkan?

Hari ini ada acara pentas disekolahnya. Dan Wonwoo adalah salah satu yang mengisi acara. Saat itu dengan bangga Wonwoo mengatakan pada ayah dan ibunya, meminta mereka untuk datang melihat penampilannya. Namun jawaban dari kedua orang tuanya sungguh tak sesuai harapan. Mereka memilih untuk tak menghadiri pentas Wonwoo karena ada rapat yang tak bisa mereka tinggalkan. Ya, mereka tak bisa meninggalkan rapat. Namun mereka bisa melewatkan acara putra mereka.

"Sudah, jangan bersedih. Ikut denganku." Wonwoo berdecak saat namja Kim itu tiba-tiba menyeretnya. Bahkan sebelum ia mengiyakan ajakannya.

Dua namja berbeda tinggi itu sekarang sampai dihadapan dua orang paruh baya yang menatap mereka dengan tatapan bingung. Ah, bukan hanya mereka. Karena Wonwoo juga merasa bingung dengan maksud dari Mingyu.

"Appa, eomma ini Jeon Wonwoo, temanku. Orang tuanya tak datang karena ada urusan, jadi bagaimana kalau Wonwoo berfoto dengan kalian. Anggap Wonwoo sebagai putra kalian juga." Wonwoo tampak terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Mingyu. Memang, semua anak yang selesai pentas akan berfoto dengan orang tua mereka. Dan Wonwoo tentu saja tak bisa, karena orang tuanya tak datang. Namun ia tak menyangka jika Mingyu akan meminta orang tuanya untuk berfoto dan menganggap ia sebagai anak. Sungguh. Hati namja manis itu menghangat dengan semua tindakan Mingyu.

"Tentu saja, sayang. Wonwoo, kemari nak." Dan hati Wonwoo semakin menghangat saat ibu dari Mingyu itu memintanya mendekat. Bahkan wanita paruh baya itu mengucapkan selamat dan memberikan pelukan hangat saat Wonwoo mendekat. Sementara ayah dari Mingyu mengucapkan selamat dan mengusap kepala Wonwoo dengan lembut.

Apa yang dilakukan orang tua Mingyu itu memang hanyalah sesuatu yang sederhana. Namun, itulah yang Wonwoo inginkan selama ini. Kehangatan dan kasih sayang yang sebenarnya dari orang tua. Dan selama ini, ia tak mendapatkan dari orang tuanya.

Wonwoo tersenyum. Kehadiran keluarga Kim dalam hidupnya sungguh membuat ia bahagia. Ya, bahagia yang sesungguhnya.

.

.

.

Wonwoo menyiapkan bahan makanan yang akan ia masak dengan semangat. Ia mendapat kabar bahwa ayah dan ibunya akan pulang setelah mereka berada di Jepang selama satu bulan.

Senyum tak sedikitpun luntur dari wajah manisnya. Ah, untung saja ia sudah belajar memasak dari Kim eomma, jadi sekarang ia bisa memasakkan makanan istimewa untuk orang tuanya.

Wonwoo memasak beberapa jenis makanan. Memang hanya makanan sederhana, karena ia masih belajar. Namun ia berharap ayah dan ibunya akan suka. Ia ingin memperlihatkan pada orang tuanya bahwa sekarang ia bisa memasak.

Meanie (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang