Prologue: A Word from The Moonchild

636 55 2
                                    

Populasi dunia sekarang ini menurut data yang ada adalah sekitar tujuh miliar orang. Namun percayakah kamu kalau aku bilang tidak semuanya yang sedang hidup saat ini adalah murni manusia? Apakah kamu akan percaya kalau kuberitahukan padamu, bahwa ada bangsa-bangsa selain manusia yang hidup dengan saling membaur dan menyamarkan diri satu sama lain dan hidup berdampingan dengan manusia—golongan-golongan yang beberapa ratus sampai ribu tahun lalu saling memburu dan membinasakan?

Apa yang hendak kusampaikan padamu ini seharusnya rahasia, tetapi sepertinya aku bisa memberitahukannya padamu. Bersikap hati-hati dan selalu waspada tidak pernah menjadi sebuah kesalahan—menurutku malah akan sangat menguntungkan untukmu kalau tahu hal ini lebih dulu ketimbang sebagian besar manusia yang lain. Tetapi, tentu saja informasi semacam ini bukannya tidak penuh konsekuensi. Kalau jatuh ke tangan yang salah, bisa-bisa sejarah kelam yang tidak pernah tercatat di buku sejarah bangsa manusia bisa terulang kembali. Aku sendiri hampir kehilangan nyawaku sekaligus orang yang paling kukasihi dalam hidupku—untuk mempertahankan agar informasi ini tidak disalahgunakan.

Kalau begitu, mengapa informasi sepenting yang hendak kusampaikan ini kuberikan padamu, mungkin itu pertanyaanmu. Jawabannya mudah saja. Aku tidak abadi. Harus ada orang lain yang menggantikan posisiku, menjaga kedamaian antara manusia dan bangsa-bangsa lainnya yang hidup di muka bumi ini. Lagipula, aku percaya padamu. Kamu akan melakukan tugas ini jauh lebih baik dari aku.

Kalau kamu takut sesuatu akan menjadi salah di tanganmu, aku punya sedikit solusi yang sederhana. Berjanjilah untuk tidak dengan sengaja mencari bangsa-bangsa selain manusia ini. Kalau menemui mereka secara tidak sengaja, pura-pura tidak tahu akan membuatmu lebih aman—toh kita juga tidak pernah tahu bagaimana personality asli mereka, tidak ada yang baik maupun jahat meskipun nama mereka cahaya dan gelap. Tidak keluar rumah dengan sengaja di malam hari antara pukul setengah dua sampai setengah empat dini hari akan kecuali kalau sangat terpaksa akan memperkecil kemungkinanmu bertemu dengan mereka yang mungkin akan membuat jantungmu jatuh ke dasar lambung. Sederhana, kan? Jangan keluar malam, dan kalau terpaksa sampai menemui mereka yang bukan manusia, pura-pura tidak tahu apa-apa. Mengapa harus sampai seperti itu.... Kamu akan tahu sendiri.

Tentang sejarah yang tidak tercantum pada catatan manusia yang kusebutkan tadi, bangsa golongan cahaya dan golongan gelap menyebutnya sebagai Monochrome War. Perang yang awalnya menumpahkan darah begitu banyak bangsa manusia dan bangsa-bangsa lain yang mendiami muka bumi ini, tetapi untungnya dapat berakhir dengan perjanjian damai. Alasan perang itu pecah, adalah karena adanya ketidakadilan dalam perlakuan yang diterima golongan tertentu—selain manusia yang mendiami muka bumi ini juga ada golongan bangsa peri, elf, merpeople, vampir, undead, dan succubus. Kalau tidak kuberitahu lebih dulu kalau tidak ada 'baik' maupun 'jahat' di antara golongan non-manusia ini, pasti kamu sudah mengecap vampir, undead, dan succubus sebagai pihak 'jahat'. Bukan salahmu.

Benar-benar bukan salahmu, karena doktrin bahwa vampir, undead dan succubus ini 'jahat' adalah hal yang menyebabkan Monochrome War meletus—salah satu pemimpin dari golongan cahaya di zaman dulu, entah dari bangsa mana, berhasil menghasut manusia untuk menganggap tiga golongan lain sebagai hama, bahaya, dan pembawa pengaruh buruk. Manusia waktu itu 'dipaksa' untuk memburu dan membinasakan anggota golongan mahkluk gelap. Rincian sejarah lengkapnya tidak pernah kutemukan, banyak yang bilang sudah tenggelam bersama Atlantis atau terbakar di Alexandria. Apa yang kuketahui sekarang ini juga sebagian berupa hipotesis semata, karena tidak ada data pendukung yang berhasil menguatkan perkiraan tersebut menjadi sebuah fakta.

Kembali pada diskusi tentang Monochrome War. Perang itu akhirnya dapat diselesaikan dengan cara yang meskipun damai, tergolong cukup ekstrim. Pemimpin bangsa merpeople waktu itu membuat pernyataan yang menyatakan bahwa mulai matahari terbit sampai dua jam setelah matahari terbenam adalah waktu untuk makhluk cahaya dan sisanya diperuntukkan untuk makhluk gelap—usaha perdamaian yang akhirnya tergolong cukup berhasil karena manusia menganggap mereka akan aman selama tetap tinggal di rumah waktu malam hari, meskipun tidak sepenuhnya menghentikan manusia untuk memburu vampir, undead, dan succubus—sebelum perburuan terhadap penyihir mendadak populer di abad pertengahan. Mungkin konspirasi yang diciptakan bangsa gelap supaya manusia berhenti memburu mereka—alih-alih memburu elf yang ahli ramuan maupun manusia lain yang kelewat jenius pada zamannya sehingga mampu meramu obat dari tumbuhan-tumbuhan eksotis.

Seiring berjalannya waktu, keadaan dunia sepertinya berubah menjadi jauh lebih stabil. Tidak ada lagi korban dari bangsa manusia maupun bangsa-bangsa lainnya—kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit. Bangsa yang menjadi anggota golongan makhluk gelap semakin pandai bersembunyi, dan bangsa yang menjadi anggota golongan makhluk cahaya perlahan juga memilih untuk bersembunyi, karena doktrin keliru (atau konspirasi, entahlah,) yang disebarkan di kalangan manusia itu pada akhirnya merugikan mereka juga.

Hal ini kusampaikan padamu, karena kita sama-sama tahu meskipun manusia banyak jumlahnya namun dari segi manapun tidak ada apa-apanya dibandingkan bangsa-bangsa lainnya. Bangsa non-manusia, semuanya memiliki keistimewaan yang sangat menarik. Keabadian, kekuatan, kemampuan adaptasi luar biasa, kemampuan sihir, ramuan penyembuh, serta kesuburan—banyak doktrin yang diacak-acak dan aku yakin ketika kamu mendengar siapa yang memiliki kemampuan seperti apa, kamu akan sama terkejutnya seperti aku saat menemukannya dulu.

Sejak ragam peristiwa yang bercampur aduk tidak karuan seperti yang sudah kuceritakan barusan terjadi, Monochrome War perlahan dilupaka hingga sepenuhnya dihapus dalam sejarah hidup manusia. Hanya beberapa ahli, peneliti, dan orang-orang beruntung yang menemukan buku-buku soal sejarah yang terlupakan itu. Beberapa menganggap orang-orang tersebut gila, beberapa dianggap sebagai penyebar ajaran sihir hitam, beberapa dianggap jenius karena mampu 'mengarang' cerita yang sedemikian nyata dan menebar horror sekaligus excitement.

Zaman sudah berubah, banyak hal yang dulunya relevan menjadi ketinggalan tren di waktu sekarang ini. Masih ingat soal 'jam malam' dari pemimpin merpeople? Empat belas jam yang diberikan pada makhluk cahaya dan manusia untuk beraktivitas dan berinteraksi semakin lama dirasa tidak cukup bagi manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan manusia menggerus kepercayaan manusia pada bangsa non-manusia, menjadikan manusia sebagai satu-satunya golongan yang netral dan skeptis. Hal ini didukung pula oleh jumlah populasi bangsa non-manusia yang semakin lama semakin menipis. Manusia merasa semakin mampu untuk beraktivitas di malam hari, dan hal ini menekan pergerakan golongan makhluk gelap—membuat mereka yang tidak ingin membuat perang kembali pecah memilih untuk mengakhiri hidup mereka, bersembunyi, atau yang jadi tren kira-kira sejak lima puluh tahun lalu: membaur dengan manusia.

Tetapi begitulah hidup, kan? Harus ada yang berubah. Adaptasi itu perlu, suka maupun tidak. Sebelum aku tahu soal sejarah panjang yang dirahasiakan dari umat manusia ini juga, aku termasuk mereka yang begitu takut—ah, bukan. 'Menaruh perhatian' terdengar lebih tepat.

Bisa dibilang aku banyak menaruh perhatian tentang keberadaan alien, hantu, hewan mitologi, dan dewa-dewi yang ditulis di buku-buku fantasi dan fiksi ilmiah—makanya aku sibuk membaca buku-buku seperti itu. Aku membayangkan bagaimana jadinya dunia kalau makhluk-makhluk seperti itu ada, sebelum mengetahui bahwa setidaknya setengah dari mereka betul-betul ada.

Hidupku tidak bisa sama lagi seperti sebelum aku tahu tentang mereka dan tentang Monochrome War. Perdamaian tidak bisa hanya dijaga oleh satu pihak. Semakin banyak manusia yang melek soal sejarah yang terlupakan ini, semakin banyak kesalahpahaman antarbangsa non-manusia yang diselesaikan, semakin cepat pula kita semua dapat hidup berdampingan, bersama, tanpa perlu menutup-nutupi fakta tentang diri sendiri.

Live the real you. Live like I wish I would live the real me.

.

"Berhentilah menulis hal-hal seram yang membuat orang bingung di internet, Kim Namjoon."

"Tidurlah. Kamu belum tidur sejak tiga hari lalu."

"Kau terlalu banyak berkutat dengan buku-buku aneh itu. Khayalan konyol macam apa yang kau lihat di dalam kepalamu?"

"Kau sudah gila, Namjoon-ssi."

.

.

.

Even when the whole world goes blind, will you still be seeing my word?






Dulu story ini ada di akun LimesHopyy. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya aku pindah ke sini. Terimakasih untuk kak NamHopyy, karena sudah memberikan izin agar aku bisa sepenuhnya mengerjakan tulisan ini. Semoga bisa lancar-lancar saja, meskipun bakal banyak hiatus dan slow update.

Nocturnal [kg.ns.vm]Where stories live. Discover now