Kamu tarik ulur hatiku. Kamu ragukan perasaanku yang begitu dalam hanya menginginkan kamu. Kamu seperti ular, melingkari langkahku. Namun enggan menjadi bagian dari hidupku. Kamu hanya ingin bermain-main, sementara aku tidak pernah ingin menjadi mainan. Kamu harusnya tahu, aku yang sudah terlalu lelah memendam rindu. Itulah mengapa akhirnya aku memilih pergi. Aku memilih mematikan saja semua rasa hati kepadamu. Meski tetap saja ada yang tersisa dan terasa pilu. Setiap kali kita bertemu kau seolah menyalahkan aku. Menyalahkan aku yang memilih pergi.
Sesekali merenunglah. Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tak pernah diterima? Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang hanya ingin memainkan perasaanmu? Atau bagaimana rasanya mencintai seseorang yang meragukan perasaanmu? Itu yang kurasakan. Jika akhirnya kini aku memilih pergi. Lalu mencintai orang baru. Jelaskanlah, pada bagian mana aku bersalah kepadamu? Tidak perlu dijawab, perasaan padamu tak lagi ada. Meskipun ada, akan kubunuh secepatnya.
☘☘☘
@fricyliaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Ungkapan Perasaan
KurzgeschichtenBiarlah kita saling menunggu kabar Kau cemas aku khawatir Dan kita sama-sama menunggu takdir.