Jika kau membaca ini, atau kau menemukan tulisan bodoh yang kutulis sembari mendengarkan lagu dari BlackOut - Selalu Ada; maka selamat, kau sedang menikmati sebuah perasaan yang terlambat kusampaikan, sebab aku benci harus jujur padamu perihal rasaku.
Aku masih peduli padamu. Tetap peduli dengan semua yang kau lakukan, bahkan semua yang kau rasakan. Aku tetap peduli, karena aku masih mencintaimu.
Terdengar bodoh memang. Ketika cinta tidak terbalas, peran sebagai teman sudah dilepas, namun perasaan tetap tertinggal disertai tangisan deras. Aku bodoh! Iya, itu kata yang sering kau ucapkan tiap kali aku mengingatkanmu perihal betapa pedulinya aku padamu.
Tapi semua kalimatmu yang keluar untuk menghentikan perasaanku, tak memengaruhi rasa peduliku. Kau memang bukan lagi seseorang yang mengisi hari-hariku dengan cerita indah dipenuhi tawa. Kau memang bukan lagi teman yang selalu ada di saat hatiku luka. Tapi kau tetaplah seseorang yang berhasil membuatku jadi manusia paling peduli di dunia.
Kau mengajari aku caranya tumbuh dari keinginan diri, bukan mendengar tuntutan orang lain. Kau membentuk diriku dari si manja, menjadi si kuat yang selalu mengembangkan tawa. Kau hebat untuk dijadikan teman, tapi ketika sebuah kebiasaan di antara kita menumbuhkan sebuah rasa; kau jadi alasanku menjatuhkan air mata dan terluka.
Tak mengapa. Aku tidak menyalahkanmu. Aku tidak ingin kata salah jadi jurang pemisah bagi tumpukan kenangan yang membuat kita harus merasa saling kehilangan. Kini, walau aku sudah memiliki cinta baru dan kau mendapatkan dia yang kau tunggu. Tetap saja aku peduli padamu. Sebab aku tak bisa membohongi diriku, walau sedikit, cinta ini masih menyebutkan namamu.
Maaf, jika kata-kataku terdengar menipu. Aku hanya sedang melampiaskan semua rasa yang tak sempat terdengar olehmu. Rasa yang kau anggap salah, hingga membuatku kalah. Rasa yang kau sebut sebagi ketidakjelasan, yang akhirnya menjadi alasanku meninggalkan.
***
Instagram : @putrialfatih96
