Pagi ini, Aluna harus buru-buru berangkat ke sekolah, pasalnya ia harus memberikan Buku pr milik Alvaro. Jari-jarinya sepertinya akan patah, Pr nya sendiri yang sudah banyak, ditambah Pr Alvaro membuat ia harus bergadang semalaman.
Sesampainya disekolah, Aluna dengan cepat menuju kelasnya untuk menyimpan tas nya, lalu menuju kelas Alvaro setelahnya. Namun, saat Aluna sampai di depan kelasnya, Aluna mendapati Alvaro tengah berdiri didepan pintu kelasnya, bersandar dan melipat kedua tangannya di dada. Sepertinya ia menunggu seseorang.
Aluna yang melihat Alvaro dikelasnya bingung dan juga kaget.
"Pr gue mana? Udah ditungguin daritadi!" Aluna tersentak dan dengan gesit mengambil buku Alvaro dari tasnya."Nih, udah-udah buruan pergi!" Aluna menatap sekitarnya, banyak siswi yang menggeleng-gelengkan kepala saat melihatnya bersama Alvaro.
Kalau di novel-novel yang Aluna baca, badboy itu ganteng, Aluna hanya bisa mengangguk dan mengiyakan fakta itu. Karena Alvaro dan beberapa temannya bisa dikatakan ganteng layaknya Ranz Kyle. Namun, jika dikatakan badboy disekolahnya sangat diidamkan dan dikejar banyak siswi, Aluna akan menggeleng cepat. Karena di sekolahnya, Alvaro itu bak sampah masyarakat. Walau ganteng namun jika pembuat onar, tidak ada yang menyukainya bahkan menjauhinya. Apalagi saat ini ia berada di lingkungan orang-orang pintar. Siswi kelas XI IPA 1,2,3 yang berada di satu koridor yang sama menatap Aluna tak percaya karna bergaul dengan sampahnya sekolah.
"Lo ngusir gue?" Alvaro tau ia tidak disukai banyak orang, kecuali teman-temannya di XI IPA 8 yang seluruhnya adalah laki-laki. Bukan tanpa alasan, itu karena tidak ada siswi yang tahan berada dikelas itu.
"Lo gak suka gue disini? Takut dijauhi sama mereka-mereka?" Kini suara Alvaro memelan. Ia sadar, babunya sekalipun malu memiliki tuan seperti dirinya.
Alvaro pun pergi dari tempat itu, setelah beberapa langkah ia berlari hingga tak terlihat lagi. Aluna menghembuskan nafas nya lega. Ia lalu mengedarkan pandangannya mendapati siswi yang lain sedang menatapnya sesekali berbisik ngeri.
Aluna tak peduli, toh ia juga tak memiliki banyak teman. Aluna hanyalah cewek biasa,bukan seorang most wanted atau dikejar-kejar sama ketos. Ia hanya siswi yang rajin belajar walau tetap bodoh. dikatakan cantik, Aluna memang manis. Namun, dibandingkan wajah teman-temannya yang lain, jelas ia kalah. Dibandingkan dengan Seren pun ia berbeda, karena Seren itu cantik.Selama ini Ia hanya menyukai Maleki dalam diam hampir 4 tahun. Sejak Smp, ia hanya menatap Maleki saja. Sahabatnya? Hanyalah Seren seorang. Ia juga berteman dengan teman di basket putri. Saat Smp sampai Sma sekarang pun, Maleki bahkan masih bersinar dimata Aluna. Bahkan jauh saat Maleki menjadi orang yang diidamkan banyak siswi pun, Aluna sudah menyukainya. Maleki kini disukai banyak siswi, itulah yang Aluna benci. Maleki yang menjadi semakin tampan, semakin berotot, semakin pintar dan juga semakin lihai bermain basket. Yang dulunya, hanya Aluna seorang yang berteriak untuknya, kini berpuluh-puluh siswi ikut menyemangati Maleki.
"Woi!" Aluna tersadar dari lamunannya, mendapati Seren didepannya.
"Lo ngapai disini kaya orang bego?" Seren pun masuk ke kelas menyimpan tas nya. Aluna sadar, tasnya saja belum disimpannya. 'Emang bego ren, bukan kaya.'
Selama pelajaran berlangsung, hati Aluna tak tenang. Ia merasa telah menyakiti hati Alvaro. Tapi cowok kayak dia emang punya hati? Menyuruh dirinya setiap hari membelikan bakso dan mengerjakan prnya.Aluna yang merasa memang sudah sangat jahat kepada Alvaro pun, bertekad akan kekelas Alvaro istirahat nanti.
Setelah bel istirahat berbunyi, Aluna langsung bergegas pergi ke kelas Alvaro. Seren sudah mengetahui tentang babu Alvaro. Makanya, Seren selalu ke kantin bersama teman yang lain.
Sesampainya di kelas Alvaro,Aluna mencari nya diseluruh sudut kelas tersebut namun tak menemukan Alvaro. "Tuan lo gak disini!" Terdengar suara milik Valdo, teman Alvaro.
"Dia dimana?" Bodohnya Aluna bertanya akan hal itu, ia harusnya senang karena bisa ke kantin saat ini juga.
"Di rooftop mungkin." Aluna segera berterima kasih dan pergi menuju rooftop. Aluna merasa kasihan terkadang melihat Alvaro yang tak memiliki teman, kecuali teman sekelasnya. Dan Aluna malah mengusirnya seperti tadi.
Di rooftop sangatlah sepi, tapi udaranya sangat segar. Aluna berjalan dan mendapati Alvaro sedang menghisap rokok miliknya. Aluna kaget, ia pikir Alvaro tak merokok selama ini. Ternyata, memang merokok.
"Woi!" Aluna berjalan menuju Alvaro setelah memanggilnya.
Alvaro hanya menatapnya sejenak lalu kembali menghisap rokok miliknya.Aluna langsung memghampiri Alvaro dan duduk disampingnya.
"Lo bolos ya?" Kata Aluna dengan nada sedikit mengejek. Mendengar ucapan Aluna, Alvaro hanya menaikkan sebelah alisnya."Lo ngapai kesini? Gue baik hati mau bebasin lo sekali ini, lo malah datang tanpa diundang." Alvaro menyudahi kegiatan merokoknya, bukan karena rokok tersebut telah habis dihisapnya, namun karena melihat Aluna yang tidak terlalu tahan dengan asap rokok.
"Nah! Itu dia! gue sendiri juga gak paham. Harusnya gue ke kantin sekarang!!" Aluna bangkit dari duduknya hendak meninggalkan tempat itu. Namun kegiatannya tertunda karna Alvaro menahan tangannya lalu menariknya sampai Aluna kembali duduk ditempat semula.
"Sekarang lo babu gue lagi, temenin gue disini." Alvaro menatap intens Aluna yang balas menatapnya tajam pula.
"Ishh, dasar lo ya." Aluna memukul kuat lengan Alvaro sontak membuat Alvaro cengengesan melihat tingkah Aluna.
"Lo marah?" Aluna kini menatap wajah Alvaro dengan nada yang terdengar sedikit khawatir atau kasian? Aluna pun tak paham.
"Nanya nya biasa aja." Kata Alvaro dengan ketus.
"Gue emang nge-gas tadi? Kan enggak!" Yap, seperti sudah mendarah-daging sifat Aluna yang selalu berbicara seperti itu.
Alvaro kembali tertawa mendengar Aluna yang kembali ke wujud semula."Walau gue gak ada yang suka di sekolah ini, tapi gue masih punya sahabat-sahabat gue satu kelas. Dan gue juga punya babu kayak lo." Kata Alvaro disudahi dengan cengengesannya.
"Ih, apaan sih!" Aluna kembali memukul lengannya dengan sangat kuat. Berbeda dengan perempuan lain yang akan memukul cowok dengan pelan dan sedikit manja, Aluna akan memukul dari dalam tenaga langsung, tanpa memikirkan si korban.
"Lo hobi banget ya mukul-mukul! Psiko juga lo." Bersamaan dengan itu, handphone Aluna berbunyi menandakan ada notif masuk.
Aluna segera mengambil handphone nya yang berada di kantong roknya, lalu mengecek nya."AAAKKKKKHH!!" Alvaro yang mendengar teriakan itu, langsung menutup telinganya. Ia bingung, ada apa dengan cewek yang satu ini? Terlalu heboh tidak mengenal tempat.
Aluna melihat layar handphone nya sambil tersenyum indah. "Lo kenapa sih? Gue jadi takut." Aluna menatap Alvaro sejenak lalu kembali fokus pada handphone nya.
"Chanyeol oppa posting update, nih lihat betapa tampannya dia di video ini, keren banget." Aluna mengahadapkan layar handphone nya kedepan wajah Alvaro yang menampakkan video dengan uname: @realpcy itu sedang bermain basket."B aja. Ternyata idola lo model kek ginian?" Tentu Aluna marah jika sesuatu tentang idolanya dihina oleh orang lain.
"Mulut dijaga." Jawab Aluna ketus.
Alvaro pun merogoh sakunya mengambil handphone miliknya."Sini hape lo." Kata Alvaro sambil menengadahkan tangannya.
Aluna menaikkan sebelah alisnya. "Buat?"
"Buat simpan id gue dihape lo." Aluna hanya ber-oh-ria lalu memberikan handphone miliknya. Aluna juga mengambil handphone Alvaro untuk menyimpan id line nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Lost Without You
Teen FictionAlvaro memang diam, tapi bukan berarti ia tidak menyukai. Alvaro memang cuek, namun dibelakang Aluna ia selalu mencaritau. Alvaro memang mendukung Aluna untuk semakin dekat pada Maleki, namun bukan berarti ia tak cemburu. Menyukai dengan cara yang...