Hari ini warnet sangat ramai membuat ku kewalahan, warnet akan sangat ramai jika sudah musim liburan begini tapi menurutku lebih ramai jika sekolah karena bagi anak sekolah yang bosan dengan suasana sekolah dan pelajaran mereka akan melarikan diri ke sini atau lebih tepatnya sebagai anak pemalas. Sebenarnya aku sangat kesal jika melihat mereka hampir setiap hari, apa mereka tidak memikirkan perasaan orang tuanya mereka yang sudah susah payah mencari uang untuk mereka agar mereka bisa mengenyam pendidikan yang baik dan menjadi bekal mereka di masa depan.
Rasanya ingin sekali aku mengusir mereka tapi apa daya aku hanya pekerja dan akan sangat merepotkan, jika pendapatan menjadi berkurang dan aku tidak ingin menjadi ikut campur dengan urusan mereka. Jika ada razia dengan senang hati aku menyerahkan mereka ke pihak sekolah, dan kadang mereka protes dengan ku, aku hanya tertawa dan mengatakan "siapa suruh kalian bolos sekolah."
Padahal jika mereka ingin main kenapa tidak pulang sekolah saja dan menyisihkan uangnya untuk main tapi ya sudahlah itu urusan mereka.
Saat aku lagi mau memberikan uang kembalian consumer, aku di kejutkan mendengar suara maskulin mirip bule kampret, temannya si Rony. Benar saja saat melihat ke samping aku melihat dia berdiri di pintu, ini orang ngapain sih kesini. Di memperhatikan ruangan warnet ini dan mengernyit dahi. Aku memutarkan mataku saat menerka apa yang dia pikirkan.
"Ada apa datang ke sini?" Aku langsung to the point karena aku ingin dia segara pergi dari sini, aku tidak nyaman saat di dekat dia. Auranya terlalu mengerikan membuatku susah bernafas, atau karena hormonnya ya, brrr horor mas bro.
"Aku ingin mengajak mu makan siang." Bah dia kira ini kantor apa bisa ditinggalin sesuka hati, bisa di gorok bos kalau aku pergi begitu saja.
"Tidak bisa vicktor." Dia langsung menatap ku tajam saat mendengar penolakan ku.
"Aku tidak terima penolakan." Aku memutar mataku, dia kira siapa bisa memerintahku,ck.
"Victor, dengar aku kerja di warnet bukan di kantor jadi aku tidak bisa sesuka hati meninggalkan warnet ini." Dia mendekati ku dan tubuhnya yang menjulang tinggi membuatku mau tidak mau mendongakkan kepala ku, lama-lama bisa sakit leherku.
"Kau bisa meminta orang lain untuk menggantikan mu." Aku mengambil kursi kosong dan menyuruhnya duduk karena leherku sudah mulai nyeri karena harus mendongak.
"Aku tidak bisa vicktor, mengertilah." Saat dia akan menebatkan ku lagi, suara dering ponsel ku dan membuat mengantupkan bibirnya yang seksi itu, eh.
Aku menggelengkan kepalaku dan mengambil ponsel ku yang aku letakan di laci meja OP. Nama Rony tertera di panggilan ponsel ku saat aku akan menekan tombol hijau, secepat kilat Vicktor mengambil ponsel ku dan langsung mematikan ponsel ku.
Aku melotot memandangnya "Vicktor, kamu ga sopan mematikan panggilan dari ponsel orang lain." Dia mengabaikan omelanku dan kembali duduk dengan tenang seakan omelan ku hanya angin lalu yang bertiup.
Dia mengambil ponselnya yang berdering di saku celannya, dia keluar untuk mengangkat ponselnya karena disini terlalu bising. Aku melihat dia berdiri di luar membuat ku terpana, dan jujur saja pesona Vicktor sangat sulit untuk diabaikan.
Rahangnya yang tegas, bentuk wajahnya yang dipahat nyaris sempurna karena aku kurang suka dengan lelaki yang berjanggut dan aku sangat menyukai dengan mata abu-abu beningnya. Membuatku seperti tenggalam oleh dunianya.
Tubuhnya yang sangat prefesional membuat ku ingin sekali masuk ke dalam pelukannya yang hangat dan dilingkari oleh lengannya yang kuat. Dia berbalik memandangku sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.
Astafirullah, aku langsung mengalihkan pandangan ku dan mengusap wajahku. Sepertinya aku harus di ruqiah biar otak ku kembali bersih. Dia kembali masuk dan duduk di samping ku dan menatapku intens.
Aku langsung pura-pura menonton drama yang lagi aku tonton, aku mencoba mengabaikan feromon yang makin lama makin kuat membuat ku gelisah. Bahkan pemain disini mencuri pandang ke arah ku dengan pandangan bertanya, aku hanya bisa mengabaikan tatapan mereka.
"Kamu benar-benar tidak bisa menemani ku makan siang?"
"Tidak bisa, Vicktor."
"Oke no problem, aku akan menjemputmu jam 6 nanti."Aku melongo dan saat akan menolak, dia sudah pergi keluar, hadoh ini orang menyebalkan banget sih jadi orang. Dulu maknya ngidam apaan waktu hamil dia, aku hanya bisa menggerutu, tanpa bisa berbuat apa pun.
Seperti perkataannya tadi, dia benar-benar datang pada pukul 5 membuat satu rumah ku gempar, untung saja papa tidak ada di rumah kalau di rumah bisa berabe. Si kakak sudah menatap bertanya kepada ku dan hanya aku jawab kalau dia temannya Rony yang sedang memeriksa bisnisnya disini. Mata kakak ku langsung berbinar, ck dasar matre.
Aku selesai mengganti baju ku dan turun ke bawa dan dia berbicara dengan mama dengan datar, ini orang apa tidak bisa lembut dikit ya sama orang tua. Aku pun pamit pergi dengan mama dan juga kakak ku.
Sepanjang perjalanan kami lalui dengan hening, mata ku makin lama makin berat tapi aku tidak ingin tidur siapa tahu dia mau menculik ku, aku berusaha menahan rasa kantuk ku tapi sepertinya aku tidak bisa menahannya. Akhirnya rasa kantuk ku menjadi pemenangnya.
Aku mengerjabkan mata ku dan memandang sekitar, aku langsung duduk tegak saat melihat kami sudah diparkiran. Aku melihat Vicktor yang sedang membaca sesuatu di ponselnya.
"Kenapa tidak membangunkan ku kalau sudah sampai?" dia menyimpan ponselnya dan memandang ku dengan lembut, ini anak kenapa sih dari kemaren aneh mulu sikapnya.Dia tidak menjawab pertanyaan ku dan keluar dari mobil. Aku pun keluar dari mobil dan mengikutinya dari belakang. Aku memasuki restoran korea yang mewah ini, kami naik ke lantai 2 restoran dan memasuki ruangan yang aku liat di papan pintu bahwa ini ruangan VIP.
Aku duduk di lantai yang di lapisin oleh bantal duduk, kalau bahasa kampung ku sih ini nama lesehan, nyahahahahaha.
Di meja sudah terhidang berbagai jenis makanan korea yang membuat air liur ku hampir menetes, aku mendongakkan kepala ku. Dia hanya menatap ku intens.
"Makanlah, aku tahu kalau kamu suka dengan makanan korea." Aku menatap heran, bagaimana dia tahu aku suka dengan masakana korea.
"Darimana kamu tahu kalau aku suka makanan korea?" Aku menyuarakan isi kepala ku.
"Karena slalu memperhatikanmu." Stalker kali ini orang, lagian berapa hari ini kan dia cuek dengan ku kenapa 2 hari ini dia begitu baik kepada ku. Dia memasukan daging ke tempat pangggangan dan menyuruh ku makan. Aku langsung makan dengan lahap."Makanlah dengan banyak karena kita akan melalui perjalanan yang jauh." Dia bergumam dengan suara misterius.
"Kau mengatakan sesuatu?" Aku menghentikan gerakan ku, aku menatapnya.
"tidak ada, makanlah kembali." aku mengangkat bahu dan kembali datang.Pelayan datang membawa es krim yang di hias dengan cantik sebagai dessert. Aku tidak tega memakannya, Vicktor tertawa kecil melihat ku.
"Es krim itu akan mencair jika kau tidak memakannya." Aku pun memakannya dengan nikmat, sebenarnya perutku hampir meledak tapi rasa es krim ini sungguh nikmat membuat ku tidak bisa mengabaikannya.Entah mengapa mata ku menjadi sangat mengantuk dan rasa kantuk itu membuat kepala ku menjadi sedikit sakit, jangan-jangan ini ada obat tidurnya. Aku melotot memandangnya.
"Kau..." Arrrgggg aku tidak bisa menahannya dan sebelum kegelapan menguasaiku, aku melihat Vicktor tersenyum lembut.
tbc
================================================================================================================================================================
Assalamualaikum dan apa kabar semuanya.
Aku harap kalian selalu sehat.
aku sangat berterima kasih kepada kalian yang sudah membaca, vote dan juga memberi komentar untuk karya ku
terima kasih banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Cinta Aku??
Sachbücher"Awalnya kehidupan lancar seperti kebanyakan orang lain dan tentu saja aku memiliki pacar yang sangat menyayangi dan mencintaiku tapi itu semua berubah saat dirinya datang. dia mengusik hidupku dan menghancurkan semua kebahagiaan yang telah aku mili...