Chapter 6

1.4K 168 33
                                    

"Eh? Pulang terlambat?"

"Mian, Yoong. Aku harus mengikuti rapat dadakan untuk operasi besok siang, jadi-"

"Ahh-aku mengerti, hanya saja...Dennis dan Aleyna-kau sudah berjanji pada mereka, Siwon," ucap Yoona sedikit putus asa, pada ponsel di genggamannya-yang menekan pipi dan telinga kanannya. Jari-jari panjangnya memijit kepala yang sedikit terasa berdenyut. Karena lelah dan penat melanda.

"Aku tahu. Aku tidak akan melanggar janjiku, tapi-apakah tidak apa-apa kalau kalian pergi lebih dulu tanpaku? Aku akan segera menyusul," balas Siwon, terdengar nada penyesalan yang tidak bisa disembunyikan oleh Siwon. Janji untuk mengunjungi pesta kembang api, sekaligus festival musim panas di kuil yang tidak jauh dari rumah mereka. Dennis dan Aleyna sudah menunggu hal ini sejak lama, menunggu untuk melihat cahaya warna-warni menghiasi gelapnya langit malam. Mereka menyukai hal itu, selain pelangi yang menghiasi langit oranye di sore hari setelah hujan. Warna, yang tidak pernah luput dari mata berbinar mereka.

"Aku berjanji," lanjut Siwon, tidak sabar untuk menunggu suara istrinya yang sedang terdiam-berpikir. "Yoong?"

Yoona menghela napas sesaat, sambil melirik ke sekitar ruang tengah rumahnya. Dennis dan Aleyna masih belum terlihat. Dia tidak perlu menahan suaranya, setidaknya aman dari jangkauan anak-anaknya. "Pakailah hanbok yang sudah kusiapkan, Aleyna menantikan hal itu."

Siwon tertawa kecil begitu mendengar pengakuan Yoona, menyadari sesuatu yang tidak disadari istrinya secara langsung. "Ah, begitukah? Apa ini tidak berarti dirimu?"

"Apanya?" tanya Yoona bingung, mengernyitkan dahinya.

"Kau. Kau yang menantikannya, bukan? Aku memakai hanbok-"

"Apa-kau, jangan bercanda, bodoh! Menyebalkan!"

"Aku tidak akan memakainya, sampai kau yang memintanya sendiri padaku, Yoong."

"Aku sudah mengatakannya, pabo!" Yoona bergidik ngeri membayangkannya, walaupun tidak bisa disangkal akan rasa penasaran melihat Siwon memakai hanbok. Itu akan terlihat cocok dengannya, karena Siwon selalu terlihat pas memakai pakaian apapun-disamping kelebihan dari tubuh bidangnya. "Ini tidak lucu!"

"Tapi itu terdengar manis bagiku, deer. Tidak apa-apa, bukan? Aku suamimu, jadi tidak perlu-"

"Mommy!" teriak si kembar dari kejauhan, membuat Yoona maupun Siwon sedikit bergidik. Suara lantang anak-anak mereka mampu didengar dengan jelas, baik secara langsung walaupun perantara telepon. "Mommy dimana?"

Yoona kembali menghela napas, sedikit lega karena si kembar berhasil mengambil perhatiannya pada mereka-bukan pada tingkah jahil suaminya yang dinilai terlalu kekanak-kanakan. "Kau dengar sendiri, Siwon? Mereka memanggilku."

"Kau mengelak-lagi. Aku hanya akan menunggu ganti ruginya darimu, deer."

"Tidak ada ganti rugi atau apapun yang kau maksud sebagai permintaan balasannya. Sudah kukatakan berapa kali padamu."

"Ada," ucap Siwon bersikeras, sedikit menyeringai jahil. "Kau tahu itu ada, tapi kau selalu menyangkalnya dariku."

"Mommy?!"

"Kau mau membuat Dennis menangis lagi?" gerutu Yoona, yang tahu kalau itu akan terjadi bila dirinya tidak segera beranjak ke tempat Dennis. Dennis selalu merasa tidak tenang, apabila Yoona tidak ada di sampingnya. Di rumah maupun tidak. Seperti Aleyna pada Siwon di pagi hari. Ya, sedikit rumit dan membingungkan.

The Choi's Family Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang