Chapter 4

1.5K 178 17
                                    

Perhatian Yoona tidak pernah lepas dari si kembar yang sedang sibuk bergelut dengan pasir-mengambil dan meremas, kemudian menyatukannya menjadi sebuah bentuk yang abstrak. Aleyna yang memakai baju renang two pieces seperti Yoona, berwarna pink berenda dan bermotif polkadot, serta Dennis yang memakai celana renang biru muda. Terkadang Dennis menggunakan perlengkapan alat-alat pasirnya untuk membuat khayalan pasir miliknya, seperti pengeruk pasir dan bentuk-bentuk pencetak pasir yang seperti pencetak agar-agar-menurut Yoona. Aleyna ikut membantu Dennis, mendirikan sebuah istana pasir yang mereka katakan sebagai rumah para kepiting dan kerang laut, tapi ikan-ikan kecil tidak bisa memasukinya karena darat bukanlah tempat bagi mereka. Pintar, bergabung dengan sebuah imajinasi anak kecil yang terlalu lucu untuk ditangkap nalar orang dewasa. Termasuk Yoona dan Siwon. Orang tua mereka.

Siwon terduduk di samping Dennis-mengenakan celana baggy short dengan kemeja tipis yang tidak dikancingkan- mengamati putranya yang terkadang meminta bantuan ayahnya untuk menyusun pagar istana termasuk gerbangnya. Aleyna yang melihat hal itu langsung mengambil posisi Dennis, duduk di pangkuan ayahnya dan mengamati pekerjaannya dengan mata terbelalak lebar. Sikap posesif kepemilikannya terkadang muncul, sedikit mengusik kakak kembarnya. Dennis hanya bisa memberengut kesal dan akhirnya ditenangkan Yoona dengan sebuah pelukan darinya. Perhatian kecil yang langsung membuat Dennis menyeringai lebar. Dan tangan kecilnya membentuk pasir di depannya menjadi sebuah kerang kecil-menggunakan pencetak pasir-dan memberikannya pada ibunya. Sebuah tanda terima kasih dan rasa sayang Dennis pada Yoona. Hal ini membuat Yoona tersenyum lebar dan mencium pipi merah Dennis sebagai balasannya.

Pemandangan manis sekaligus memberikan banyak pertanyaan janggal pada setiap pasang mata yang memandang keluarga kecil itu-Choi. Pertanyaan seperti 'Apa mereka adalah kakak beradik?' hingga 'Pria muda itu mengurus ketiga anaknya seorang diri?' seringkali terlintas dari mulut-mulut lebar yang tidak bisa ditahan para pengunjung pantai. Tidak jarang sesekali tatapan para wanita muda berusaha menatap Siwon-si pria muda yang terlalu menarik untuk mereka-dan berharap pria itu akan menatap mereka balik. Atau mungkin tatapan jahil pada sosok Dennis dan Aleyna yang terlalu manis untuk dilihat, terlalu 'baik' untuk anak kecil seumuran mereka. Bahkan, sosok Yoona yang menarik seperti putri salju di gurun Sahara, karena kulitnya yang terlalu putih seperti albino. Namun, perhatian berlebihan yang diberikan orang-orang pada keluarga ini sama sekali tidak dihiraukan ataupun ditanggapi dengan raut wajah bingung dan masam. Siwon dan Yoona terlalu sibuk untuk memperhatikan anak-anak mereka, yang terlalu antusias dengan liburan kali ini. Pantai dan pasir. Laut dan ombak.

"Airnya habis!" ucap Dennis yang melihat isi embernya kosong. "Aku akan mengambil airnya!"

"Hati-hati," kata Siwon mengingatkan, melihat Dennis yang mulai mengambil ember kecilnya dan berjalan menuju laut. Untuk kesekian kalinya.

Aleyna masih sibuk membuat miniatur kuda mungil di samping Yoona, yang diamati dengan antusias oleh ibunya. Yoona pun ikut membantu putrinya itu, membuat patung kuda yang sudah lama untuk diingat oleh jari-jarinya. Membentuk dan memahat. Sedikit untuk bernostalgia.

"Apa yang kalian buat?" tanya Siwon ingin tahu dan langsung mengernyit begitu melihat bentuk bulat dan telinga buntel di depan matanya. Kali ini ada dua bentuk.

"Kenapa wajahmu?" Yoona memandang Siwon bingung, yang menurutnya raut wajah suaminya mirip sekali dengan tokoh jahat di sebuah film kartun anak-anak. Terlalu seram untuk dilihat. "Kau mengerikan."

"Yang kau buatlah yang mengerikan."

"Horse! Dad tidak menyukai horse?" ucap Aleyna memandang harap pada ayahnya, tanpa melepaskan tangannya dari pasir buatannya.

The Choi's Family Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang