Ide dan Perencanaan

341 51 13
                                    

Disclaimer: J.K Rowling

Warning: AR, MODIFIED CANON, NON-CANON, HEADCANON, SLASH, boys love alert, girls love alert, alur mungkin bisa cepat bisa lambat, update tidak menentu-kemungkinan terbesar adalah slow-up, typo berkeliaran, OC bakal nyempil

Enjoy!

Last, Vote and Comment?

=o^o=

"Ini, tempat tinggal kalian, mulai sekarang."

Sebuah kastil megah menjulang tinggi di depan mereka, halamannya begitu luas dan sekilas mereka bisa melihat hamparan danau yang sangat besar di belakang kastil. Keempatnya memandang kastil itu takjub, koper masing-masing ada di tangan. Tinggal lantaran tidak mau berpisah satu sama lain. Akhirnya, mereka saling berpandangan dengan senyum khas masing-masing di wajah.

"AHAHA—SEKARANG JADI BERGARIS!"

"GODRIC KEMBALI KE SINI DAN PERBAIKI KEKACAUANNYA!"

Teriakan gadis bersurai pirang itu menggema di lorong kastil yang panjang, sementara remaja yang diteriaki tetap berlari guna menghindar dari amukan lantaran telah menambahkan garis-garis vertikal berwarna hitam di kain besar yang penuh dengan warna kuning. Kain yang di tengahnya terhias gambar seekor badger sederhana dari benang-benang hitam dirajut rapi bersamaan dengan tali kecil putih, menjadikan kain itu terlihat elegan sebelum si biang onar menambahkan beberapa garis hitam vertikal.

"Sebenarnya ini cukup bagus loh," tanggap gadis lain mengamati kain itu, memperhatikan tiap detail arah rajutan yang tertata lumayan kagum.

"Kau bilang seperti itu karena kau tak bisa membuatnya," timpal pemuda bersurai perak tersebut mendengus meremehkan, melipat tangan depan dada dan gayanya seperti bangsawan angkuh.

Rowena memutar mata, memilih tak menanggapi. "Kau tahu, jika Godric tidak menambahkan garisnya, ini malah akan terlihat biasa saja. Dengan garis-garis ini, malah membuatnya makin keren," ungkap Rowena pada Helga yang baru saja kembali dengan Godric yang membuntuti di belakangnya dengan cengiran.

Dengan tak berdosa Godric menyikut Helga mendengar pendapat Rowena, "Dengar, 'kan dengar? Aku membuatnya makin bagus, 'Elga!" Ujarnya menepuk dada bangga, tertawa sombong.

"Lihat, dia jadi besar kepala karenamu, Ro," Helga menyalahkan Rowena, menuding sahabatnya dengan jengkel sementara Rowena tersenyum bersalah, "harusnya ini jadi hiasan baru di kamarku," desah Helga kemudian dengan murung, tapi Godric cuma menepuk bahu Helga.

"Nanti aku bantu bikin lagi deh," tawar Godric menghibur, tentu dia tahu batasan kapan dia harus bercanda. "Tapi kalau dilihat lagi sih, malah mirip seperti logo?" tambah Godric seolah tersadar, dia segera mengambil kain itu dari Rowena. "Lihat, lihat, aku tahu badger adalah lambang keluargamu, tapi kalau ditambahi garis-garis jadi terlihat seperti logo!"

Kemudian Godric mengambil benang dan jarum dari meja terdekat, dengan hati-hati dan cekatan dia menyulamkan tali-tali tipis itu di permukaan kain—tepat di bawah sang badger, membentuk garis-garis tak beraturan yang akhirnya menjadi gambaran rumput hitam. Rowena, Salazar, dan Helga mengintip apa yang dilakukan Godric tadi. Kain itu dia bentangkan di atas meja, dengan senyuman riang dia menoleh pada ketiga remaja tersebut, lalu balik memandang tambahan karyanya yang sembarangan di karya buatan Helga namun terkesan indah.

Helga terperangah, "Whoa—kau benar!" Tanggap Helga girang, dia suka sekali melihatnya kini, lupa begitu saja tentang kekesalannya pada Godric.

"Darimana kau belajar menjahit?" Salazar bertanya heran, tak menyangka Godric lumayan ahli dalam hal jahit-menjahit.

It All Starts From HereWhere stories live. Discover now