0 : "PROLOG"

685 90 18
                                    









"Ma- mark hyung! Akhh! Kumohon hentikan... Hiks-" tangisan terdengar nyaring disebuah hutan lebat dan gelap.

"Tak akan! Kau-! Kau yang sudah membunuh adikku!"

Jleb!

"Nghh...! Mark hyung kumohon hiks- sa-sakiit argh!" Terus berteriak dan menangis saat sesuatu mengenai tubuhnya.

Jleb!

Jleb!

Jleb!

"Ma- mark hyung! Kumohon... Hiks- ini sakiit hiks... Tolong berhenti hyuung"

"Aku akan berhenti saat kau katakan yang sebenarnya donghyuck-ah"

"Bukan aku hyung... Argh!"

"Sshh Mark hyuung... Kumohon, bukan aku yang membunuh adikmu hyung hiks..."

JLEB!

"AKHH!" Teriaknya kesakitan saat sebuah pisau menancap didadanya yang tepat sekali berada jantung didalamnya.

"Su- sungguh... Hiks... bukan aku hyung... Hhh pe-percayalah" suaranya memelan dan terlihat dia sedang menarik nafasnya dengan susah payah.

"Aku ingin percaya! Tapi aku melihatnya sendiri!" Mark mulai membentak pria manis itu lagi dan lagi.

"Bukan begitu hhh" tubuhnya semakin pucat dan melemah.

Melihat itu, mark tersadar.

"Donghyuck! Kau tak apa-apa?!"

"Donghyuck! Jawab aku!"

Donghyuck, pria kecil itu tersenyum saat melihat Mark hyungnya mulai sadar apa yang telah ia lakukan.

Dia lalu mencabut pisau yang ada didada kirinya tadi.

"Arghh! hhh" donghyuk menarik nafasnya terus menerus.

"Do- donghyuck... A-apa yang sudah kulakukan?" Mark mulai memasang wajah khawatirnya.

Ia sadar, ia mulai kambuh.

"Mark hyung... Hhh A-aku mencintaimu"

Setelah kata itu dikeluarkan dari mulut donghyuck, ia lalu menutup matanya.

Sudah tak ada tanda tanda kehidupan lagi yang donghyuck miliki.

"Donghyuck-ah! Bangun!"

"A- apa yang sudah kulakukan?! Donghyuck, bantu aku..." Mark mulai panik. Ia semakin panik saat melihat donghyuck yang sudah tak bernyawa dengan banyak luka goresan bahkan sampai sobek dan berlubang yang ia buat dengan pisaunya itu.

Darah menggenang di tanah sebuah hutan yang lebat itu.

"Apa yang harus kulakukan?! Donghyuck... Apakah itu sakit?"

"Ahh bodoh!, pasti sakit... Ya, aku akan membawamu kerumah sakit" mark mengangkat badan donghyuck yang kecil itu.

Belum sampai terangkat sepenuhnya, ia lalu menaruh tubuh donghyuck ditanah lagi.

"Tidak tidak, jika aku bawa dia... Polisi akan datang"

"A- aku tak mau dipenjara. Tidak, tak mau..." mark menggelengkan kepalanya.

"Ini bukan salahku... Ini salahmu donghyuck! Kenapa kau membunuh adikku?!"

"Apa?! Bukan kau?! Lalu siapa?!"

"Argh dasar gila! Aku harus apa?! Berfikir bodoh!"

Mark berfikir keras. Mau pecah rasanya kepalanya ini karena begitu pusing memikirkan yang harus ia lakukan.

"Ah, benar! Aku akan menguburkannya saja... Iya, pintar mark!" mark lalu menggambil sebuah batu datar dan mulai menggali tanah didalam lebatnya hutan.

Ia mulai memasukkan donghyuck didalam tanah yang sudah ia gali dalam itu. Menutupnya kembali dengan tanah bekas galiannya.

"Donghyuck-ah, maafkan aku..."katanya memandangi sebuah gundukan tanah yang terdapat batu dipojok gundukan.

Mark melepas kemejanya yang sudah penuh dengan bekas darah donghyuk dan tanah, ia lalu mengambil korek api dari saku celananya dan membakar kemeja itu.

Setelah ia pastikan baju itu tak berbekas dan hangus seutuhnya ia lalu meninggalkan tempatnya menguburkan donghyuck.

Tak lupa, pisau yang ia gunakan dibawanya lagi.

Tenang, ia masih memakai kaos hitam yang ada disalam kemejanya tadi.

Mark berjalan keluar hutan dengan tenang.




Tak sadar jika sudah diperhatikan sedari ia sedang menguburkan donghyuck tadi.

Wanita yang melihatnya tersenyum miris, mengetahui jika ada keturunannya yang akan menderita esok.

Tak bisa mencegah, tak bisa juga berbuat apapun. Karena nantinya keturunannya ini sama saja akan menderita sepertinya.

Dahulu, seorang kakek tua mengutuk wanita ini jika memiliki keturunan atau ada orang yang memiliki ikatan keluarga dengannya yang membunuh orang yang mereka sayangi dengan sengaja.

Maka mereka akan diberi 2 anugerah...

Bisa hidup dengan abadi dan awet muda ntah sampai kapan...

Dan, akan selalu dipertemukan jodohnya yang juga akan selalu meninggalkannya juga.

Mungkin, sebagian orang akan berfikir jika anugerah terakhir adalah sebuah kutukan.

Namun nyatanya? Keduanya adalah sebuah kutukan baginya.

Takkan pernah mati yang artinya kau akan hidup selamanya dan selalu dipertemukan jodohmu dan juga selalu ditinggalkan.

Terus seperti itu, karna ia takkan pernah mati.

Dan akan terus merasakan kejadian yang sama, sekaligus dengan orang yang sama.

Benar benar sebuah kutukan ganda yang harus dialami.

Begitu memuakkan.















Begini, sebenernya aku punya akun lain dari ini. Cuma, aku pakai ini khusus untuk ceritaku yang BxB / yaoi. (Karna yang satunya straigh)

Ntar kalo ada banyak yang kepo workku diakun lain kukasi tau /eh? Emang bakal ada yang mau baca ini?:v/

Nah jadi, ini jujur aja aku kurang yakin mau publis ini hehee

Tapi karena aku udah publis, kelanjutan cerita ini kalau aku udah merasa yakin. Gampangnya, kalau lumayan ada yang baca dan vomment.

Tapi kalau nggak ada ya aku kudu kumaha?ヽ( '¬')ノ

INTINYA AKU MINTA SAMA KALIAN (PARA PEMBACA *TERMASUK KAMU* eaa) UNTUK VOMMENT DAN MENGIKUTI KELANJUTAN CERITAKU.

TERIMAKASIH SEBELUMNYA( ˘ ³˘)♥

Reinkarnasi [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang