2

1K 160 47
                                    

════════ [] ════════

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[] 

Masih dalam keadaan menunduk lantaran harap-harap cemas Lan Xichen mengetahui jati dirinya, Jiang Cheng menurunkan tangannya dengan cepat.

Sepanjang karir kultivasinya, ia mafhum dan menjunjung tinggi hubungan antarsekte sebagaimana ajaran ayahnya. Siapa yang layak mendapat salam hormat darinya dan siapa yang hanya perlu disapa ala kadarnya, Jiang Cheng tidak pernah lupa. Ia pun ingat betul masuk kategori mana kultivator Gusu di hadapannya.

Jiang Cheng tidak tahu apa yang membuat Lan Xichen berlama-lama menatapnya seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Mungkin karena Lan Xichen mengenalnya atau mungkin karena Jiang Cheng kelihatan begitu lusuh dan menyedihkan.

Merasa makin tidak nyaman, Jiang Cheng berbalik dan memunggungi laki-laki yang seingatnya lebih tua empat tahun darinya.

Andaikata ayahnya berada di sini, Jiang Cheng pasti menambah daftar kekecewaan ayahnya. Tapi, ayahnya tidak di sini dan Jiang Cheng membuat keputusannya sendiri:   Ia enggan memperpanjang urusannya dengan kultivator Sekte Lan yang biasanya berakhir rumit.

Bagiamana tidak rumit, hidup mereka—dari bangun tidur hingga tidur lagi—diatur oleh tiga ribu aturan tertulis yang mungkin akan bertambah jumlahnya di masa depan.

Lagi pula, tidak masalah kan? Toh, ia dan Lan Xichen hanya sebatas kenalan. Interaksi mereka selama ini pun tidak lebih dari bertukar sapa, melempar senyum sopan, dan rentetan tata krama adat umum lainnya.

Kalaupun harus memutar otak untuk mencari interaksi mereka yang kesannya lebih akrab, jawabannya barangkali adalah saat ia belajar di Yun Shen Buzhi Chu dua tahun yang lalu. Kala itu, ia dan Wei Wuxian membantu Dua Giok Lan—Lan Xichen dan Lan Wangji—untuk mengusir  hantu air di Kota Caiyi, kota di bawah perlindungan Sekte Lan.

Selain argumen-argumen yang ia yakini di atas, Jiang Cheng masih punya dua kecemasan lain yang membuatnya tidak dapat memercayai Lan Xichen.

Pertama, kemungkinan bahwa Lan Xichen akan membeberkan lokasinya pada Yunmeng Jiang seandainya berita kaburnya bungsu Jiang sudah sampai ke telinganya.

Terakhir, kemungkinan bahwa Lan Xichen akan menceramahinya karena mungkin menurut ajaran sektenya, kabur tidak akan menyelesaikan masalah apa pun.

Terdengar berlebihan, ia tahu. Tapi tidak mustahil Lan Xichen akan melakukannya, sebab laki-laki di belakangnya ini—minus senyum super ramahnya—sebelas dua belas dengan Lan Wangji, pemuda dengan ekspresi eksta datar yang tidak bisa menoleransi banyak hal.

Adiknya saja seperti itu, bagaimana dengan kakaknya yang jelas-jelas calon ketua sekte?

"Gongzi."

'Apa kucederai saja kakinya supaya waktu kaburku lebih banyak?' pikirnya putus asa. Ia tidak mau melakukannya, tapi kalau hanya itu pilihan yang ia punya, maka mau tidak mau, suka tidak suka, ia pas—

Unring The BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang