14 Years

0.3 suck

Sept 29th, 2004.

Pagi ini waktunya untuk belajar seni. Guru mu bilang ia memilih Taehyung untuk mengikuti lomba menggambar. Kau setuju, gambarannya memang sangat bagus. Dia hampir terlalu sempurna di segala bidang. Mendapatkan peringkat satu dikelas bukanlah hal yang sulit untuk seorang Taehyung.

Namun kau merasakan tubuhmu melemah dengan sketsa yang baru setengah jadi diatas meja. Perutmu memanas dan kepalamu terkulai. Suasana kelas semakin ricuh, dan itu membuatmu sangat tersiksa. Sesuatu keluar dari mulutmu, cukup banyak. Kau terdiam untuk beberapa saat sampai Pak Hans menyadari kau baru saja muntah.

Kau dibawa oleh gurumu kamar mandi untuk membersihkan diri. Seragammu sangat berantakan dan bau. Untuk beberapa alasan, kau sungguh membenci penampilanmu sekarang.

Kau kembali ke-kelas, guru mu merapikan semua barang ke dalam tasmu dan menyuruh si ketua kelas untuk mengantarmu pulang. Saat itu baru pukul sembilan, dan kau berjalan keluar halaman bersama Taehyung, ketua kelasmu.

Kau berjalan cepat mendahuluinya, kau tak ingin terlihat kacau didepan Taehyung. Sebelum suara bariton itu menginterupsi mu,

"Pelankan jalanmu, kau bisa muntah lagi dijalan." Langkahmu memelan. Kau rasakan tangannya menggenggam milikmu.

"Kalau sakit itu jangan dipaksakan masuk sekolah, bodoh."

"Dan satu lagi, saat dirimu berjalan mendahului ku, aku merasa seperti sedang menguntitmu."

Ia menatap-mu sengit. Kau terkekeh pelan mendengar pengakuannya. Suasana hatimu perlahan cair.

"Maafkan aku, Tae. Dan juga terima kasih telah mengantarku"

Langkahmu terhenti, kau masuk ke bangunan yang kau sebut rumah dan mengayunkan telapak tangan ke arahnya, yang hanya dibalas senyuman. Kedua telapak tangannya menangkup dan terarah ke pipi kanan, seperti menyuruhmu untuk tidur dan ber-istirahat.

Senyum-nya menjadi awal perpisahan antara kau dan Taehyung.

Hari ini, kau jatuh lagi padanya untuk kesekian kali.

Dan kau membenci itu.[ ]