1

73 11 0
                                    


- Hati dan pikiran memang bisa saling berkomunikasi, dan hasilnya ditunjukan oleh mata. Dimana mata adalah benda ajaib yang kejujurannya bersifat mutlak. -

********

"Huh.."lagi lagi Senar menggerutu kesal. Pasalnya, pagi ini ia mendapat pesan WhatsApp dengan kritik pedas mengenai tulisannya di Wattpad. Ia menyesal mencantumkan nomor ponsel dan WA nya di keterangan bio.
Dipandanginya chat demi chat yang membuat bagian otak amygdala gadis itu merespon dengan cepat. Pikirannya mulai iseng. Ia kemudian memerintahkan jempol kanannya untuk menggeser bagian layar handphone dari atas kebawah untuk melihat ulang pesan yang membuatnya kesal. Geseran ibu jarinya itu terhenti ketika sampai ke pesan pertama yang bertuliskan :

" Semua orang juga bisa kali kalau cuma bikin cerita begituan. Gak ada istimewanya."
06 : 01

Aksinya dilanjutkan kembali oleh Senar ketika selesai melihat pesan yang merupakan balasan dari kalimat pertama. Kali ini, jari terbesar nya menyentuh layar dari bawah ke atas.

" Gak ada urusannya ya sama elo. Emang Lo pikir lo siapa? Bokap bukan, nyokap juga bukan. Seenaknya aja ngehina karya orang."
06 : 01

" Gak penting gue siapa. Tapi Lo bisa mengkategorikan gue sebagai hater lo."
06 :02

"Bener ya kata orang, sifat manusia yang paling jahat itu iri "
06 : 02

"Dan Lo termasuk kedalam Sifat sombong nya iblis?"
06 : 02

"Maksud Lo apaan sih. Gue nggak pernah ya ngerasa tulisan gue itu karya yang paling bagus."
06 : 03

"Maksud gue, cerita elo itu pasaran. Gak bakal ada yang mau baca. Liat aja udah seminggu yang lalu Lo publikasikan, eh taunya yang baca cuma 3 orang. Mngkin gue, elo dan satu orang lagi tak tau siapa"
06 : 04

" Itu semua gak ada urusannya ya sama elo. Kalau sekiranya Lo nggak suka, gak usah dibaca. Gitu aja repot"
06 : 05

"Siapa juga yang mau baca tulisan gak berfaedah kayak gitu. Sori. Gue gak serendah itu."
06 : 06

"Iya.. tanpa Lo sadar, Lo lebih rendah dari binatang, yang nggak pernah menghargai orang lain. Cam kan itu!"
06 : 07

Baru saja Senar selesai membaca pesan terakhir itu, Handphone nya kembali bergetar, tak lain dan tak bukan, itu adalah notifikasi dari hater yang sejak tadi membuat gadis 17 tahun itu kesal.
Senar menarik nafas panjang. Ia menutup mata sebelum membaca pesan yang baru saja diterima nya.
Perlahan ia membuka matanya melihat ke layar HP, layaknya anak kecil yang sedang main cilik ba. Hanya saja ini versi lambat.

"Sok suci, anjir".
06 : 10

Kalimat itu benar benar membuat Senar Marah semarah marah nya. Namun apa boleh buat. Andai saja ia tahu siapa yang mengirimnya pesan itu, pastilah dicarinya sampai benar benar ketemu. Baginya, marah tanpa objek itu ibarat api yang selalu ingin besar tapi tak ada satupun bahan bakar yang ada disekitarnya.
Senar kemudian membuka kecil mulutnya dan menyatukan dua bagian gigi disertai getaran tanda geram.
Pikirannya kini berusaha mencari kata yang pas untuk orang yang menurutnya sok benar itu. Kedua jempolnya kini mulai mengetik kata yang lebih tak pantas lagi di keyboard HP nya.

"Dasar iblis".
06 : 12

Tak lama setelah pesan itu dikirim, hanya timbul satu tanda centang yang berarti pesan tak sampai ke orang yang dituju. Merasa sasarannya tak menerima pesan itu, Senar menambahkan lagi kalimat Sapaan yang bisa dibilang kasar

ELABORATE ( Do You Really Know How You Feel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang