WORK

765 74 12
                                    

Sore itu Jaejoong masih setia di meja kerjanya. Mengadukan jemari lentiknya dengan keyboard komputer kantornya. Tak cuma sekali ia dengar dering sebuah ponsel berbunyi, sudah sejak tadi. Membuat pria itu gerah dan hendak memprotes prilaku pemilik ponsel -yang juga pegawai di perusahaan itu- sesegera mungkin. Sabarku sudah habis. Pikirnya. Dengan sedikit menggeser bokongnya, ia membuka suara.

"Yunho-ssi, tidak kah kau akan mengangkat panggilan diponselmu? Demi Tuhan, itu sangat mengganggu konsentrasiku yang tengah menyusun laporan."protes pria imut itu.

"mi-mianhae, Jaejoong-ssi. Aku benar-benar malas mengangkatnya. Dia sangat menyebalkan!" balas Yunho yang terdengar seperti curhat pada rekan kerjanya itu.

Tak mau ambil pusing, Jaejoong pun melanjutkan pekerjaannya karena kebetulan juga ponsel Yunho sudah tak berbunyi lagi.

.

Kantor sudah hampir sepi, hanya tinggal Yunho dan Jaejoong yang berada di ruangan lantai 12 gedung SM Corp. Wajar saja, jam telah berdentang 10 kali. Sedari sore sejak ponsel Yunho berdering terakhir kali, tak ada lagi yang membuka suara. Hanya suara "klik" dan "ctik. Ctik." khas suara orang mengetik di keyboard yang masih sama saat sore tadi.

Keadaan masih hening sampai security gedung itu memasuki lantai 12 dan menyuruh para pegawai workaholic atau tak tau waktu itu pulang. Dengan berat hati Jaejoong men-shutdown komputernya dan segera bangkit untuk pulang, namun langkahnya terhenti saat melihat Yunho yang seperti ketakutan saat membaca sebuah pesan -mungkin- dilayar ponselnya. Karena penasaran Jaejoong mendekati rekannya itu dan berinisiatif mengajukan pertanyaan.

"apa yang terjadi?"

"mm.. itu- aku- AAGH! AKU TIDAK BISA KELUAR DARI GEDUNG INI KALAU PEREMPUAN GILA ITU MASIH BERDIRI DISANA!" tunjuknya horror kearah pos satpam di depan gedung tempatnya bekerja.

Jaejoong pun mengikuti arah pandang Yunho. Ia melihat seorang wanita dengan pakaian minim nan seksi juga dandanan yang tak kalah heboh menunggu di pos satpam. Namun sepertinya ia kenal siapa wanita itu.

"aigo! Yunho-ssi, apa dia Go Ahra?"

Yunho hanya mengangguk. Jaejoong tahu, wanita itu adalah kekasih Yunho. Sampai Yunho menceritakan padanya bahwa ia telah memutuskan Ahra karena tidak betah pada wanita itu, yang selalu memaksa mengajak itu dengan Yunho.

Jaejoong mau tak mau terkikik mendengar alasan Yunho memutuskan Ahra. Sangat aneh mendengar cerita seorang pria berumur hampir kepala tiga menolak diajak bercinta dengan kekasihnya sendiri. Ekhem, kecuali dia memang tidak normal.

"AHA! Aku punya ide! Kau harus membantuku, Jaejoong-ssi! Ku mohon! Kau tak mau kita tertahan disini sampai besok kan?" ucapan Yunho seperti mantra yang tak bisa Jaejoong tolak.

Akhirnya mereka kini sudah berada didalam lift, dengan jemari yang terkait sempurna. Di wajah Yunho terukir senyum 5 jari khas anak TK, namun sebaliknya wajah Jaejoong ditekuk sejeleknya -walaupun masih terlihat menawan.

Harusnya tadi aku menolaknya. Batin Jaejoong yang menyesal atas keputusannya.

Kini Jaejoong menggunakan kemeja bunga-bunga berenda dan rok mini polkadot yang Yunho ambil (red: curi) dari laci meja Sekretaris Hong, tak lupa wig hitam panjang berponi yang menutupi rambut asli dan sebagian mata bulatnya. Jujur Yunho tak menyangka kalau kaki Jaejoong bisa secantik ini. Jika bukan dia yang mendandani Jaejoong barusan ia bisa saja tidak mengenali pria ini sebagai rekan kerja dikantornya. Mata besar yang cantik, kulit yang sangat halus, kaki mulus, bahkan Yunho sedikit terkejut saat rok milik Sekretaris Hong melekat dengan indah di pinggang Jaejoong, biasanya Jaejoong hanya memakai celana bahan panjang kedombrangan, yang tidak membentuk tubuhnya. Yunho juga sempat berpikir kalau Jaejoong memiliki bokong yang besar karena jarang bergerak dari kursi kerjanya sepanjang hari. Tapi saat ini Jaejoong tampak sempurna dengan style-nya sekarang. PERFECTLY PERFECT!

WORKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang