Sekarang disini lah mereka berdua di cafe depan kantor, duduk berhadapan, Rania hanya menunduk sambil mengelus lembut kuku jarinya di atas meja lalu fajar hanya memandang lurus ke arah wajah Rania dengan pikiran yang berkecamuk seperti benang kusut.
"Mau Mesan apa mbak, mas?" Rania dan fajar serempak melihat ke arah waiters yang bertanya kepada mereka, lalu saling memandang satu sama lain,
"Mesan seperti biasa aja mas, dua ya" fajar membuka suara
"Baik mbak, mas ditunggu ya pesanannya"
"Ran?" Ucap fajar sambil meraih tangan Rania
"Aku mau kamu jaga kesehatan kamu Ran, bukan berarti hubungan kita berakhir, hidup kamu juga harus berakhir, aku sayang sama kamu Ran tapi kamu tau sendiri kan hubungan kita gak bisa di lan" belum selesai fajar berbica Rania menarik kasar tangannya dalam genggaman fajar lalu menatap fajar benci
"Apa yang buat kamu kayak gini fajar?, Aku gak tau apa yang terjadi 6 bulan terakhir ini tapi kenapa kamu berubah,? Atau benar kamu sama karin "
"Rania plis jangan sangkut pautkan siapapun dalam masah kita, berakhirnya hubungan kita bukan karena Karin"
"TERRRUS KAR_" Belum selesai Rania berbicara waiters datang untuk mengantarkan pesanan mereka, Rania memalingkan wajahnya karena saat ini matanya merah hampir menangis
"Silahkan mbak mas" fajar hanya diam memandang wajah Rania tidak memperdulikan waiters yang memandang bingung mereka bergantian,
Setelah beberapa saat waiters pergi fajar menghela nafas,
"Ran kita makan dulu ya nanti kita omongin lagi baik baik hubungan kita" tidak mengindahkan perkataan fajar Rania berdiri dari duduknya lalu meraih tasnya dan pergi dari sana
Fajar hanya bisa diam tanpa menahan atau mengejar karna dia tau jika dia mengejar, Rania akan kesetanan berteriak, dia nggak mau Rania jadi pusat perhatian orang banyak