III

219 20 21
                                    

"I... Itu.. Kan... " Jimin dan kedua temannya nampak kaget melihat sosok yang tadi mereka temui di depan rumah Suho.

"Sebenarnya Anda siapa? Kenapa mengikuti kami?" Jungkook memberanikan diri bertanya pada lelaki itu, namun lelaki itu hanya tertawa menampilkan giginya yang nampak hitam, matanya menyipit dan dahinya menampilkan kerutan yang cukup banyak.

"Lebih baik kita masuk saja, sebelum lelaki itu menerkam kita."

Ajak taehyung yang kini tengah berjalan menarik kopernya ke rumah megah itu.

"Tunggu tae, ayokk jung pergi dari sini!" Jimin menarik tangan jungkook, namun jungkook masih menatap lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum samar, menatap tajam jungkook yang berlalu meninggalkannya.

********

Sebenarnya siapa lelaki itu?

"Kau masih memikirkan lelaki tadi Jung?"

Jimin masih menatap heran jungkook.

Jungkook merasa ada sesuatu yang aneh pada lelaki paruh baya itu, senyuman lelaki itu benar-benar creepy. Kini jungkook mencoba mengalihkan pikirannya.

"Tidak Jim. Taehyung kemana? Kenapa tak ada?"

Sosok taehyung yang berjalan lebih dulu hilang seketika disaat jungkook dan jimin hendak menyusulnya.

"Heii... Aku disini!".

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Keduanya mendekati taehyung yang kini sedang berjongkok di depan gerbang rumah megah itu. Memperhatikan setiap gerak taehyung. "Lihat , ini seperti darah."

Jimin mendekati taehyung, memastikan apakah benar itu darah atau hanya halusinasi taehyung. "Mana? Tak ada apapun disini tae."

"Kau buta ya? Jelas sekali di depan mu."

"Kau yang aneh tae, tak ada apapun disini!" Jungkook menimpali.

Seseorang datang mendekati mereka yang kini sedang asik melakukan perdebatan kecil. "Annyeonghaseyo, ada apa hyung ribut-ribut disini?"

Ketiganya mengalihkan atensi mereka pada sosok bocah yang kelihatannya lebih muda dari mereka. "Ah, annyeong.. Kami sedang mencari tempat tinggal, dan katanya rumah ini bisa ditinggali."

Jungkook dengan sopan membalas sapaan anak itu, kedua temannya kini berdiri dan mengikuti jungkook.

"Ah, benar hyung ini kos putera, saya tinggal disini."

Dengan sopan anak itu tersenyum sangat ramah di depan ketiganya, senyumannya sangat manis memperlihatkan sosok kekanakannya.

"Perkenalkan nama saya Haechan."

Sembari membungkukan badan, tersenyum lagi dan menggaruk tengkuknya yang dirasa tidak gatal sama sekali.

"Aku jungkook, dan kedua temanku ini Jimin dan Taehyung."

Senyuman mengembang diwajah mereka, haechan terlihat menyukai ketiga pemuda itu, terlihat dari sorot matanya yang berbinar.

"Kalau begitu ayo masuk hyung, bu kosnya ada di dalam."

Gerbang berwarna hitam nan tinggi itu terbuka, menampilkan bangunan yang sepertinya sudah sangat tua, megah dan juga terlihat masih kokoh.

Namun, catnya sudah luntur, warna yang seharusnya menampilkan warna putih bersih kini berubah menjadi kuning, banyak coretan di bagian temboknya.

Di pojok sebelah kiri terdapat pohon beringin yang menjulang besar, di sampingnya terdapat kolam ikan yang tidak terlalu besar. Dibagian kanan rumah terdapat gubuk kecil yang reot.

"Aneh sekali kenapa seketika bulu kuduk ini berdiri." Taehyung bergumam namun gumamannya terdengar oleh jimin."Yakk..jaga sikapmu tae!".

Sepertinya haechan mendengar jimin dan taehyung bergumam, ia kembali tersenyum memperlihatkan wajah polosnya. " Hehe, tak apa hyung, nantinya hyung akan terbiasa dengan suasana di sini."

Sikap jungkook begitu aneh ketika melangkahkan kakinya ke kos ini, wajahnya berubah ketakutan, dan deru nafasnya tak teratur. Ia menelan salivanya.

Menatap haechan yang masih saja tersenyum. "Berapa orang yang tinggal di sini?"

"Di sini ada dua lantai hyung, di lantai satu ada empat orang dan di lantai dua hanya ada satu orang."

Ditengah perbincangan mereka, seorang wanita paruh baya mengenakan daster  panjangnya mencapai lutut, rambutnya sangat pendek dan sedikit ikal, serta badan yang cukup gemuk datang dari balik pintu.

"Aaahhh... Ada tamu rupanya." Senyuman mengembang ditunjukkan pada ke-empat pemuda yang rupa-rupanya kaget melihat presensi wanita itu.

Kenapa wanita itu terus tersenyum? Aneh, senyumannya creepy sekali.

"Aahh.. Hyung ini ibu kosnya, kalian bisa bertanya padanya, aku akan masuk lebih dulu, sampai nanti hyung."

Jungkook dan kedua temannya masih mematung, menatap punggung haechan yang pergi meninggalkan mereka.

Senyum yang masih mengembang diwajah bu kos membuat jungkook sedikit risih, namun ia harus bersikap sopan dan menghormati wanita yang lebih tua darinya itu. "Nak apa kalian mau kos di sini?"

"Iya ahjumma, bolehkan kami melihat lihat dulu?"

"Tentu saja nak, mari-mari silahkan masuk."

************

Jennie masih menatap nanar layar ponselnya, menantikan layar itu menyala dan menampilkan sebuah nama di sana. "Aiss, sedang apa dia sebenarnya?"

Jennie frustasi mengacak puncak rambutnya, sejak dua jam yang lalu  taehyung belum juga menghubungi.

Lantas ia memilih untuk menghubunginya lebih dulu, jennie mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel yang ia letakan di nakas dekat tempat tidurnya.

Layar ponselnya menyala seketika, menampilkan sebuah nama yang ia sedari tadi nantikan. "Oppa!! Aku sungguh menghawatirkan mu!"

"Mianhae Jennie, tadi oppa sedang melihat tempat yang akan kami tinggali"

Jennie memasang raut wajah kecut, mempoutkan bibirnya sembari meninju bantal guling miliknya. "Yakk! Tapi tetap saja aku mengkhawatirkan mu oppa!"

"Jennie, sudah dulu ya, ada yang memanggilku, nanti ku telfon lagi."

Panggilan berakhir, taehyung memutuskan panggilannya membuat jennie semakin geram pada lelaki itu. "Yakk!! Kim Taehyung!!!"

.
.
.
.
.
.

Ini next tidak ya? Aku jadi ragu mau melanjutkan cerita bergenre absurd ini.
Mohon komen sebanyak-banyaknya ya..
Supaya Author sregep nuliss.
Gomawo


BLACK HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang