seblak

2.1K 66 7
                                    

Suara adzan isyak sudah berkumandang. Para santri sudah merapikan sobnya untuk melaksanakan sholat.

Hari sudah mulai larut malam. Dinginnya malam di temani dengan suara santri putri menghafal nadhom alfiah. Begitu menyejukan di hati.

Aku yang duduk menyenderkan badan di tiang musholah yang besar. Sambil membaca novel novel cinta yang baper. karena guru muhadhasahku hari ini tidak hadir maka kegiatan sekarang bebas. Yah begitu senangnya kita.

Ketika aku sedang asik membaca tiba-tiba ada suara suara yang mamanggilku, aku menengok kanan kiri tapi tak ada orang. Lalu aku tak menghiraukan lagi tapi lama kelamaan suara itu semakin mendekat di telingaku. "mbk zahra,,,,,zahra,,,,zahra."Sepertinya suara ini cukup familiar di kupingku.  Tiba-tiba sebuah tangan mendarat di bahuku.

"mbk zahra" suara ulfa mengagetkan ku.

"astagfirullahaladzim, ulfa dasar ya ngagetin aja, tak kira kamu hantu lo fa."   jawabku sambil memegang dada, lalu membalikkan bada menghadap ulfa.

"hehehe maaf mbk, sampean aja ndak denger dari tadi aku panggil, aku itu manggilnya pelan-pelan karena banyak mbak mbk yang lagi tidur tu liat," ulfa menunjuk di sebelah kiriku ternyata semua temannku sudah tertidur di teras mushola.

"Oalah iya heheh, aku dari tadi fokus baca buku fa," aku memberi jeda " memang ada apa malem-malem gini kamu kok disini, ndak muhadasah kamu?" tanyaku pada ulfa.

"anu mbk tadi aku di timbali di suru ke ndalemnya umi." jawabnya pada ku.

"terus?" tanyaku lagi

"aku disuruh masak seblak mie mbk sama gus, aku ndak tau masakan apa itu, aku juga ndak pernah dengar," ulfa menyenderkan badannya ke tiang musholah.

"buat seblak mie fa?" tanyaku

" iya mbk, gus tadi nyuru aku buat seblak mie, tapi aku ndak tau cara masaknya." jawab ulfa lemas

"kenapa ndak beli saja di luar kan banyak yang jual."

"ndak tau gus, mungkin karna sudah malam mbak." jawap ulfa padabku

"terus kamu ngapain disini fa?" tanyaku lagi.

"aku nyari temen yang bisa masak seblak mie," ulfa menjawab dengan muka ditekuk lesu.

"sebenarnya aku bisa si fa, tapi,,," kata ku menggantung.

" tapi apa mbk, ayo bantu aku masak mbk di dapur," dengan wajah girang ulfa langsung bangkit dari senderannya "ayolah mbk nantik aku masakin mie instan deh plisss!"dengan muka yang memelas dia memintaku dan merengek layaknya anak kecil minta jajan pada ibunya. Rasanya tidak tega juga jika liat gadis ini di memelas seperti ini.

"ok baik lah tapi setelah dari ndalem masakin mie instan yak" jawab ku dengan senyum mengembang.

"siapp bos, ayok kita pergi ke dapur ndalem." ulfa memasang sendalnya dan aku mengikuti ulfa ke ndalem dapur dengan  membawa buku dan kitabku. Itung itung ini buat belajar aku jadi anak ndalem ini ucap ku dalam hati.

"dari mana mbk, sayakan nyuru buatin seblak mie." gus bertanya dengan nada santainya. Ternyata gus hamid tengah bediri di depan dapur ndalem tepat di samping tiang rumah. Aku dan ulfa menunduk kan pandangan karena itu adalah adap seorang wanita kepada orang yang bukan mahrom nya.

"eee anu gus saya ndak bisa masak mienya itu, jadi saya mintak tolong mbk zahra." jawab ulfa gugup

Gus hamid hanya menganggukan kepala. Mempersilahkan aku dan ulfa masuk. Tapi belum sampai aku memasuki pelawangan dapur gus bertanya lagi.

" mbk zahra tau masak seblak mie?," tanyanya, aku langsung membalik kan badan dan mengannggukan kepala. "engge gus bisa." Tak brani menatap sosok beliau yang bisa merontokkan semua hafalan di dalam otakku ini, Dasar aku ini.

" oh ya udah nantik di kasi cabe 3 saja ya mbk!" ucap gus seraya meninggalkan dapur.

Aku mulai meraciknya, Ada banyak macam-macam bahan makanan yang yang sudah di siapkan di atas meja. Aku dan ulfa mulai melakukan aktifitas, kita membagi pekerjaan masing-masing. Ulfa mengupas bawang dan bumbu lainnya. Aku mencuci gubis dan mencincangnya. Setelah selesai aku mulai memotong daun bawang sesuai selera saja sih, aku sudah tanya pada ulfa bahwa gus suka daun bawang.

Setelah selesai menyiapkan semua bumbu aku mulai memasaknya.
Aku memanaskan sedikit minyak untuk membuat telor orak arik. Menyiaapkan teflon untuk membuat. Lalu masak hingga setengah matang lalu masukkan bumbu yang sudah di haluskan tadi.

Setelah itu tambahkan air sekitar 500ml atau sesuai selera saja. Tambahkan sedikit garam, gula dan penyedap lainnya masing-masing 1/2 sdt. Mulai masukan sosis dan gubis yang sudah di potong. Tunggu air medidih lalu masukkan mie. Setelah selesai aku memasukkan bumbu mie instan dan cabai bubuk.

Setelah 5 menit mie sudah masak. Aku menyiapkan di mangkuk sedang. Lalu ku sajikan di atas meja makan.

"ulfa,,, fa sudah selesai." aku menggoyang-goyangkan bahu ulfa yang ketiduran di sebelah meja makan.

ulfa yang dari tadi menunggungku sampai ketiduran di samping meja makan.

"eeeehkk, sudah selesai ya mbk maaf ketiduran." ulfa menggeliat lalu berdiri. " sebentar saya nimbali gus dulu mbk." ulfa meninggalkan ku

"loh ada mbk zahra disini?" sebuah suara muncul dari ambang pintu dapur ternyata itu neng fat.

"iya neng di suru bantu ulfa masak mie buat gus neng" jawap ku dengan menunduk. "ada yang bisa saya bantu neng?" tanyaku

" ndak usah mbk saya mau ambil air saja buat kyai." jawab neng

Begitu terkejutnya aku saat neng di dapur. Ternyata beliau hendak mengambil air putih.

Tak lama gus datang dan di belakangnya nampak ulfa mengekorinya tapi tidak terlalu dekat.

"ada umi disini, monggo nderek dahar mi, kulo di masakin seblak mie ini" gus mendekat di sebelah umi nya.

"seblak mie apa itu le, kok umi ndak pernah tau?" tanya neng mendekat ke meja makan.

"itu mie yang di masak sama sayur-sayuran sama ada krupuk mentahnya yang di masak" gus menjelaskan  "saya kemaren makan sama temen di kasi tau makanan ini, makanya saya mintak di masakin mbk-mbk."

Kemudian neng duduk di kursi meja makan. Gus hamid juga mengikuti neng fatimah duduk. Lalu mulai mengambil sendok yang sudah tersedia di atas meja. Neng fatimah mulai menyendok sedikit kuah, lalu beralih mencicipi mienya. Tampak ekspresi yang tidak bisa di tebak. Aku takut rasanya tidak enak karena aku tadi tidak sempat mencicipinya.

"siapa yang masak ini?" neng bertanya dengan muka datar.

Aku beringsut maju kedepan. "saya neng."

" mulai besok kamu masak disini ya!" neng berkata padaku, dan tak lupa dengan senyumnya yang mengembang.

Sepertinya Neng dan Gus menyukai masakanku. Beliau berdua lahap memakan seblak mie yang ku buat.

Biasanya setelah hari libur pondok aku di rumah sering membantu ibu memasak. Aku mempunyai ke ahlian memasak mie ini karena aku sering membantu mbk ku jualan di rumah.

Mbk ku sudah berkeluarga dan sudah mepunyai dua anak. Suami mbk ku bekerja sebagai seorang guru. Mbk ku mbk haliza membantu suaminya berjualan makanan kuliner. Seperti seblak mie, ayam geprek, salad dan lain. Kita membangun toko kecil-kecilan karena rumah kita masih masuk desa.

• • •
Terimakasih sudah membaca
Maaf apa bila ada salah kata atau tulisannya masih kacau. Karena penulis baru belajar dan masih butuh bimbingan lagi.

Jika berkenanan mohon komentarnya





Terperangkap Cinta GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang