Zwëi

450 58 2
                                    

“Utusan Istana datang untuk menjemput Anda, Yang Mulia Grand Duke.”

Duke of Krievickie menatap pelayan pria itu dengan bingung.

“Apakah gerangan yang membuat Paduka Raja menjemput Anda sepagi ini?” kata Jisoo bertanya-tanya.

Grand Duke juga tidak dapat menjawab pertanyaan itu.

“Pasti karena Jackson lagi,” komentar Seokjin. “Dia memang pembuat masalah.”

“Aku tidak menyukai dia,” komentar Jisoo.

“Taehyung tidak akan suka mendengarnya,” timpal Jisoo.

“Ya,” Jisoo sependapat, “Ia tidak pernah suka mendengar orang lain mengatakan yang buruk tentang Jackson. Tetapi ia juga tidak pernah melakukan sesuatu untuk mengubah sikap sepupunya itu.”

“Kurasa ia terlalu membiarkan Jackson,” komentar Seokjin, “Ia selalu membela Jackson di depan semua orang tetapi di baliknya, ia selalu mengomel karena sikap Jacjson. Dan setiap kali Papalah yang menjadi korbannya.”

“Jackson terlalu dimanjakan semenjak ia dilahirkan di dunia ini.”

“Aku ingin kalian menghentikan pembicaraan ini,” Grand Duke meletakkan peralatan makannya, “Akupun tidak senang mendengar kalian membicarakan keburukan Istana.”

“Kami  membicarakan kebenaran, Papa,” Jisoo membela diri.

“Apapun itu,” kata Duke of Krievickie, “Aku berharap aku tidak pernah mendengar hal itu lagi. Membicarakan keburukan mereka berarti membicarakan kegagalanku membesarkan mereka sepeninggal keluarga kerajaan.”

Jisoo langsung terdiam.

Seokjin melirik kakaknya. Matanya menertawakan kakaknya yang mati kutu itu.

Jisoo membalas lirikan itu dengan tidak senang.

“Aku akan pergi ke Istana sekarang juga,” Grand Duke berdiri lalu pada pelayan itu ia berkata, “Tolong sampaikan pada utusan itu aku akan segera berangkat.”

“Baik, Yang Mulia Grand Duke,” pelayan itu membungkuk lalu meninggalkan Ruang Makan.

“Lanjutkanlah makan pagi kalian,” Grand Duke berpesan pada putra-putrinya. “Tanpa membicarakan keburukan istana,” tekannya.

“Baik, Papa,” kata Seokjin.

“Istana sudah memberi banyak beban pada Papa,” Jisoo melirik Seokjin, “Kurasa sudah saatnya seseorang memberitahu Taehyung dan memintanya memberi istirahat pada Papa. Ia sudah terlalu lelah untuk semua ini.”

“Apa boleh buat,” kata Seokjin mengangkat bahu, “Papa adalah Grand Duke yang paling berkuasa di samping Raja dan Ratu kerajaan ini.”

“Tetapi ini sudah terlalu banyak untuk Papa!” Jisoo menentang, “Ia sudah menjadi ayah angkat bagi kedua pewaris tahta kerajaan ini semenjak Red Invitation. Ia telah memegang ujung kekuasaan kerajaan ini hingga Taehyung naik tahta. Dan sekarang, setelah Taehyung menjadi Raja Viering, ia masih harus menjadi penasehat kerajaan. Apakah ini tidak terlalu banyak untuk Papa? Ia sudah tua dan sudah saatnya ia menikmati masa tuanya.”

“Aku rasa,” Seokjin memberi pendapat, “Papa menikmati pekerjaannya ini. Walaupun semua ini sangat melelahkan, Papa menikmatinya karena ia mencintai Viering.”

“Aku melihat,” Jisoo menatap adiknya, “Sudah saatnya kau maju menggantikan tugas-tugas Papa.”

“Dan mengacaukan semuanya?” Seokjin bertanya dengan nada tinggi. “Tidak, terima kasih,” katanya lagi, “Papa tidak pernah menyukai ide ini.”

RATU PILIHAN REMAKE (TAENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang