Bab 2: Jendra & Kat

120 22 5
                                    


HARI PERTAMA (MISI DEKETIN RAJENDRA)

Katarina duduk sendirian di kantin, matanya tak lepas dari lelaki yang sedang menikmati makanannya di bangku yang berapa tepat di depannya.

Senyum manis terukir di wajah cantik gadis itu, ia bangun dan duduk tepat di sebelah Rajendra. "Kiw cowok lagi mam ya."

Diam, tak menanggapi perkataan Katarina.

"Sombong amat, Jendra balikan yuk," ajak Katarina dengan panggilan kesayangan waktu masih pacaran.

"Gamon sama Rajen lo Kat," celetuk Lionel sahabat Rajendra yang memang lumayan akrab dengan Katarina.

Katarina mengangguk antusias bahkan rambutnya pun ikut bergoyang mengikuti kepalanya, "Jendra mau nggak balikan sama Kat." Demi apapun siapapun tolong Katarina setelah mengatakan itu ia merinding jijik.

Lionel sudah mesem-mesem melihat kelakuan mantan pacar sahabatnya.

Rajendra membalas tatapan mata gadis itu, "Jendra nggak mau soalnya Kat rambutnya bau asem." Setelah mengatakan itu Rajen pergi.

"RAJENN AWAS LOO!! SIALAN" teriak Katarina tak terima rambut indahnya di bilang bau asem, catat Katarina sangat menyayangi rambutnya jadi jangan berani-berani menghina rambut panjang itu.

Lionel tertawa terbahak-bahak, "Haha langsung muter lagunya SZA 'Kill Bill'."

Tak lama setelah itu seseorang berdiri disampingnya, "Nyerah aja, karena lo nggak bisa." bisik Geisha.

Katarina juga ikut berdiri walaupun tingginya tak seberapa dari Geisha, ia mendongak, "Seorang Katarina nyerah? Hellow itu sama aja kayak ibu gue hidup lagi ga akan pernah."

"Nolak nih, seingat gue dulu putus galaunya beuh," ejek Lionel yang sudah berhasil mengejar Rajendra.

"Khilaf."

Tak lama kemudian ada yang bunyi nada dering ponsel menandakan ada yang menelpon.

Lionel langsung merubah raut wajah menjadi malas, "Cih, ganggu mulu tuh anak. Gausah ditenggepin Jen,"

"Biarin aja," Rajen pun langsung mengangkat telpon membuat Lionel berdecih, anak itu selalu saja. Yang salah siapa yang tanggung jawab siapa.

Lionel berpikir kapan Rajendra terlepas dari itu semua, tiba-tiba otaknya berpikir satu nama Katarina. Siapa lagi yang bisa membantu Rajendra kecuali Katarina si manusia ajaib.

***

"Dasar motor butut sialan!" Maki Katarina saat motornya mogok di tengah jalan, mana jarak bengkel dengan tempat berhentinya lumayan jauh.

Siapa yang harus di minta tolong saat jam seperti ini.

Shena? Oh tidak anak itu pasti sedang rapat osis.

Papa? Jangan ditanya bahkan untuk minta tolong saja Katarina tidak mau.

Mama? Mama siapa mama tiri? Tidak sudi.

Rajendra? Nggak, mengingat namanya saja ia kesal dengan kejadian tadi.

"Haduh gini nasib manusia kayak gue kasihan amat," Keluh Katarina.

"Perlu bantuan? Tapi lo duduknya di knalpot," Seseorang berhenti tepat di depannya.

"Lo lagi, Lo lagi."

Lionel bersama pacarnya, "Rajen tuh lagi nganggur, telpon sana."

"Nggak makasih."

"Sama Rajen aja Kat," ujar Civa, pacar Lionel.

Katarina menggeleng, ia pun mengusir kedua pasangan itu. Lagian dirinya bisa menyelesaikan masalah itu sendiri, jangan meremehkan seorang Katarina.

Dengan perlahan dibawah terik matahari yang lumayan membakar kulit, ia mendorong motor butut kesayangannya. Karena sangat serius mendorong motor sampai ia tak sadar ada yang mengikuti nya dari belakang.

"Katarina!" Teriak Rajendra yang sudah berkali kali memanggil nama itu.

Katarina sadar akan ada yang memanggilnya, "Lo ngapain disini? Eh em maksudnya Rajen ngapain disini?" Lihatlah ia tetap menjalankan misi untuk balikan dengan lelaki itu.

"Baik gue dorong (derek) dari belakang,"

"Nggak tadi Jendra udah hina rambut Kat, nanti kalo bantuin hidungnya ngehirup bau asem lagi," anak ini sangat pandai dalam mengganti sifatnya.

Rajendra hafal dengan sifat Katarina yang seperti ini, dasar mbak mantan. "Yaudah kalau gitu gue duluan."

HAH? YANG BENAR SAJA RAJENDRA INI? Padahal Katarina sudah mengharap di bujuk lho, mau bagaimana lagi Rajendra tetap Rajendra.

"Iya, iya. Nggak peka banget," omel Katarina tanpa sadar Rejendra yang tersenyum.

Beberapa saat kemudian mereka sampai juga di bengkel. Motor Katarina segera diperbaiki, tidak langsung pulang ternyata Rajendra masih menemani Katarina.

"Sebelumnya makasih banyak ya Jen, Jendra pulang aja. Kat disini sendiri gapapa kok, pasti capek seharian di sekolah. Pulang makan, istirahat dan jangan lupa mikirin Kat okay mas ex?!"

Padahal sebenarnya ia sudah enek bicara di imut-imut kan begitu. Kenapa harus melakukan itu? Ya karena dulu Rajendra sangat suka ketika Katarina berbicara seperti itu.

Rajendra hanya mengangguk, "Gue pergi, lo hati-hati."

Katarina melambaikan tangan dan tersenyum manis semanis mungkin.

***


Bjirrr ak up ini aja lah

Kisah Mantan [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang