Bab 3: Perkara Nama

91 22 5
                                    


"Ibu udah bilang jangan dipaksain kak, kalau kakak ga mau bilang ga mau," ucap lembut wanita nan cantik yang biasa dipanggil ibu oleh anaknya.

Ibu Ela, orang yang paling di sayang Rajendra.

Rajendra tersenyum, seakan-akan bahwa ia baik-baik saja. "Aku gapapa Bu, aku jalan dulu bu udah telat nih." Dasar cepat sekali pengalihannya padahal Ibu Ela tahu jam belum menujukan 7.00

"Anak ini, eh gimana kabar Kat? ibu udah lama ga dengar kabar dia,"

"Aku sama Kat udah putus,"

"Putus bukan berarti gak tahu keadaan dia gimana kan kak, lagian masih satu sekolah. Ajak dia kesini lah ayam kecap ibu ga ada yang abisin nih,"

"Iya kapan-kapan,"

Ibu Ela menggeleng mendengar jawaban putra sulungnya. Bisa dibilang Ibu Ela cukup dekat dengan Katarina, sampai mereka putus Ibu Ela yang galau merana.

***

Hari Kedua menaklukan hati Rajendra

"JENDRA TUNGGUIN" teriak menggelar seorang gadis yang sudah mengecat rambutnya menjadi hitam kecoklatan.

Yang dipanggil sama sekali tidak berhenti, gadis itu mengerjar dan langsung menggapai tas lelaki itu.

Seperti di film-film adegan Rajendra sambil berputar dengan gerakan slowmo, tumpuhan kaki lelaki itu tidak kuat sehingga membuatnya oleng dan terjatuh. Katarina pun ikut terjatuh dan dengan sayangnya kedua bibirnya saling bertemu.

Banyak mata yang melihat, tidak sedikit juga yang memotret untuk dijadikan bahan gibahan.

Tidak sampai tiga detik keduanya langsung sadar dan saling menjauh, wajah Katarina menahan malu karena banyak yang menyoraki mereka.

Bagai tembok yang tetap berdiri kokoh, Rajendra malah kembali berjalan tanpa memedulikan siswa-siswi dan Katarina yang masih terdiam di tempat.

SIALAN!! pikir Katarina.

***

Lihatlah baru beberapa jam berita kejadian memalukan tadi sudah diketahui hampir seluruh murid Lentera. Tadi saja waktu masuk kelas Katarina sudah dikelilingi teman-temannya.

Jam istirahat sudah berbunyi, tidak seperti kemarin ia sudah menunggu Rajendra di kantin. Katarina malah tidur dikelas, ponselnya terus berbunyi. Tidak lain tidak bukan adalah Shena, gadis itu sudah tahu dan akan memarahi Katarina yang sangat malang.

"Enak ya tidur, padahal lagi buat berita hot, " Katarina tahu suara siapa itu, Shena sahabatnya.

Dengan kepala yang masih telungkup gadis itu berkata, "Diem Shen, gue malu."

"Tahu malu juga ya sahabatku ini,"

Mendengar itu tiba-tiba otak Katarina mengeluarkan ide yang sangat BOMBASTIS. Ia kemudian langsung bersemangat dan ingin mencari seseorang yang sudah terpikir di dalam otaknya.

"Thanks Shen, Lo sahabat terbaik gue," Katarina memeluk Shena dan langsung kabur begitu saja kembali seperti Katarina yang biasanya.

Shena langsung mengikuti gadis itu, takut macam-macam. Gila-gila begitu tetap sahabat nomor 1 Shena.


Mata gadis itu menangkap seseorang, wajahnya berubah jadi mutan saat tahu disamping lelaki itu ada seorang gadis cantik tapi lebih cantikan Katarina.

Dia Amel. Gadis cantik dan juga pintar, sekretaris osis. Banyak murid yang sangat menginginkan mereka berpacaran.

"Tanggung jawab," ucap Katarina menghalangi jalan kedua murid tersebut.

Katarina lagi, Katarina lagi.

Rajendra bosan melihat wajah gadis ini yang hampir 3 hari penuh ia melihatnya.

Tak ada jawaban dari Rajendra, "Lo tanggung jawab udah nyium bibir gue."

"Apaan sih lo?!"

"CIH DASAR PECUNDANG NYIUM GUE LANGSUNG KABUR MINIMAL BANTU GUE LAH!! Mel jangan mau sama dia,"

Amel tertawa kecil, "Tadi Jendra cerita kok itu kecelakaan."

Jendra?

Jendra?

Nama yang hanya boleh Katarina panggil.

Entah kenapa tiba-tiba Katarina si anak spesial meneteskan air mata mendengar perkataan Amel. Ya walaupun memang mereka sudah putus, tapi beda perasaan yang tak mampu disembunyikan.

"Eh Kat, kamu kenapa?" Panik Amel.

Saat hendak pergi tangan Katarina di tahan, "Lo kenapa?" Tanya sang mantan pacar yang juga terlihat khawatir.

"TADI PAGI LO CIUM GUE DAN NINGGALIN GUE MALU SENDIRIAN, TERUS APA TADI AMEL MANGGIL 'JENDRA' LO TAHU KAN SIAPA AJA YANG BOLEH MANGGIL NAMA ITU!!"

"Kat, kita udah putus. Hak semua orang mau manggil gue dengan sebutan apa,"

"Berarti lo nggak nepatin janji lo, gue kecewa." 

Shena yang melihat itu semua merasa iba kepada sahabatnya, walaupun segila itu Katarina tuh cinta sama Rajendra. Shena tahu semua itu.

"Udah gue bilangkan batu sih, aduh anak ini ayo Kat," ucap Shena langsung menarik Katarina.

Hari kedua menaklukan hati Rajendra malah gagal karena dirinya yang sangat sensitif.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Mantan [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang