Set your guilt free
There’s no time to waste on giving up
Out your ownLacrymosa
“Its okay, we’re a happy family Seul ---perlu kutekankan sekali lagi. Aku .... maksudku, Mino dan aku bahagia, kita bahagia”
Seulgi ingat sekali, saat itu malam menjelang fajar, dimana hiruk pikuk dunia malam mengusik ketenangan duniawi segera berakhir. Disebuah bar kumuh yang tidak sengaja mereka lewati saat sepulangnya dari kantor Irene tiba-tiba saja mengajak Seulgi mampir. Awalnya ia hendak menolak tapi wajah Irene yang murung membuatnya tidak yakin untuk menolak ajakan itu. Yang bisa Seulgi pahami saat itulah Irene –sahabatnya, sedang kacau. Mood nya berantakan dan emosinya yang selalu berubah.
“Nona Kang –anda perlu coffe? Atau minuman yang bisa membuatmu tenang mungkin?” tawar seorang detektif muda mengusik lamunan perempuan itu. Seulgi mengejat dan buru-buru membenahi posisi duduknya.
“Tidak ... Tidak, saya tidak minum kopi” elak nya dengan suara gugup bercampur bingung. Opsir muda yang berada disebelah detektif itu menghentikan kegiatannya menulis beberapa salinan kasus pada komputer dan berdehem kecil.
“Kau tahu sir, sepertinya Nona Kang masih shock –apa tidak sebaiknya kita biarkan dia istirahat sejenak?”
“Opsir Lee?”
“Sorry –aku hanya memberi usul. Wajahnya pucat, kau lihat dia bahkan gemetar dan suara nafasnya seperti tercekik ditenggorokan” jelas opsir muda itu tidak mau kalah. Seulgi mendongak menatap opsir muda yang baru saja dengan gamblang menceritakan kondisi psikisnya. Ia kemudian melengos membiarkan dua pria itu kembali beradu mulut.
“Well, baiklah, anda bisa istirahat Nona, tapi kumohon kalau kondisimu sudah stabil kau bisa menghubungiku di nomor ini” sahut detektif muda itu dengan satu tangan menyodorkan sebuah kartu nama ketangan Seulgi yang langsung menerimanya dan kemudian menaruhnya kedalam saku mantelnya, detektif itu kembali menoleh kearah sang opsir.
“Kau bisa antarkan Nona Kang? Kita harus menjamin keselamatannya, karena dia saksi kunci kita sejauh ini” tanya nya yang bahkan terdengar seperti sebuah perintah ditelinga Seulgi. Opsir muda itu mengangguk dan kemudian berdiri.
“Mari Nona ....”
***
“Anda tidak harus mengantarku, aku baik-baik saja”
Helaan nafas terdengar dipaksakan ditelinga, Seulgi menoleh sekilas kearah polisi muda yang kini sudah menarik safety belt nya. “Lee Seunghoon, its okay Nona, anda saksi kunci jadi berhak mendapatkan perlindungan dari pihak kepolisian” jelasnya yang dibalas anggukan kecil dari kepala perempuan itu.
“Bagaimana bisa anda menjadi kunci hilangnya seseorang padahal jelas-jelas anda bersamanya seharian penuh? Maaf, tapi aku sedikit bingung dengan kasus ini”
Kang Seulgi menoleh lagi dan mengangguk. “Aku tahu ini terdengar mustahil, tapi aku yakin sesuatu terjadi pada sahabatku –pada Irene”
***
Rumah itu indah. Besar dan megah, bernilai milyaran won dan menjadi salah satu rumah yang layak menjadi sebuah aset berharga dalam bidang property. dengan proporsi sempurna rumah 2 lantai itu menjadi saksi bahagia kebahagiaan Song Mino hilang begitu saja. Hidupnya yang sempurna berubah menjadi kelam hanya dalam waktu sekejap. Seperti takdir Tuhan yang begitu mudah dibalikkan begitu juga kehidupan Mino yang akhirnya jatuh kedalam pusaran yang paling dasar.
“Song Mino, ini aku –Kang Seulgi, boleh aku masuk?”
Mino mendongak menatap layar interkom yang menyala, pria tampan dalam balutan jas formal nya yang lusuh itu hanya bangkit tanpa suara dan menekan tombol open disisi layar. Pintu perlahan terbuka menampilkan wajah Seulgi yang sama lusuhnya dengan Mino. Tepat disampingnya berdiri dengan raut wajah penuh arti dari polisi muda Lee Seunghoon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Minrene/One Shoot
FanfictionKumpulan Story pendek dari my ultimate Pair, Song Mino and Bae Irene. With other genre and other shipping area. a Minrene another fiction ©ziewaldorf