Ketika saya masih duduk di bangku sekolah, usiaku baru menginjak umur 17 tahun , tapi saya harus menerima kenyataan yang pahit, ayahku berpulang kepangkuanNYA untuk selamanya, padahal baru tadi siang beliau masih bercengkrama dengan saya, beliau pun berucap sesuatu yang jarang kita perbincangkan.
Beliau hanya sedikit berucap "1 le, ojo lali sholat mbi ngaji" Saya tidak bergumam sedikitpun, hanya memandang wajahnya yang tanpa saya sadari sudah banyak dihiasi kerutan, beliau pun melanjutkan berucap "2 Terus karo ibukmu di jogo, bapakmu loro koyo ngene wae tapi ibukmu iseh sabar gelem ngopeni bapak le, yen dudu ibukmu mungkin bapak wes ora di gagas ora di openi" seakan-akan itu pesan buat saya anak laki-laki nya, saya terdiam seribu kata, dan hanya menganggukkan kepala.
Selepas Sore itu menjelang malam bersama berkumandang nya adzan Maghrib ibu saya pun langsung memeluk saya dengan terisak tangis sembari berkata "3 jee, bapakmu" saya hanya terdiam tidak berucap sepatah katapun, sembari memeluk ibu saya, dan menenangkan ibu saya tanpa kusadari air pun membasahi pipi saya.
Seakan langit runtuh, bumi berhenti berputar, saya hanya terduduk lemas dengan kaki bergemetar dan berharap ini hanyalah mimpi buruk, bukan kenyataan.
Duka mendalam yang menyelimuti keluargaku waktu itu, Mungkin memori kelam yang tak akan saya lupakan sampai akhir hidup saya. Melihat ibuku yang hampir setiap hari menangis, belum bisa merelakan belahan jiwanya. Batinku pun juga ikut terpukul, saya merasa Tuhan itu tidak adil terhadap keluarga saya dan kehidupan saya.
Hingga sekarang Ada sedikit yang masih tersisip rasa kekecewaanku karena saya pun belum bisa membahagiakan ayahku, Tapi tetap saya pegang pesan dari nya untuk selalu menjaga belahan jiwanya. Hanya dengan mebahagiakan ibuku adalah salah satu cara membahagiakan ayahku juga.
*****
8 tahun telah berlalu,
tidak ku sangka waktu cepat berlalu,
Aku,
Menyisiri kerasnya hidup tanpa sosokmu
Jangan khawatirkan kami disini,
Anak-anakmu sekarang sudah tumbuh dewasa.
Jangan khawatirkan kami disini,
Belahan jiwamu, akan selalu kami jaga.
Maaf,
jika belum bisa membahagiakan mu.
Terima kasih,
atas pengorbanan dan jasamu selama ini
Untuk anak-anakmu.
(Kupang, 2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
selepas soreku
Historia Cortakumpulan tulisan tulisan tidak menarik dari tukang tulis yang absurd