Happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah menerima amplop coklat yang diberikan Mingyu kepadanya, Wonho langsung mencari lokasi perusahaan yang baru saja membuat pikirannya kalut saking senangnya. 4 jam lamanya ia mencari hingga akhirnya dia menemukannya. Dia mendudukkan dirinya dan tidur di gang kecil dekat perusahaan ternama itu. Dia menyandarkan tubuhnya di tembok besar sebuah bangunan yang dingin. Dirinya hanya dilindungi oleh kaus dan jaket tipis yang dikenakannya.
Tanpa ia sadari, ternyata Wonwoo dan Mingyu sedari tadi mengikutinya. Mereka sedikit iba melihatnya seperti itu sekaligus bingung mengapa ia tak pulang kerumahnya atau setidaknya dia bisa mencari tempat menginap.
"Ini sudah hampir jam 4 pagi jeon. Apa kau masih tetap ingin disini dan mengawasinya tidur?"
"Bukan urusanmu."
"Aku mengantuk sialan!!"
Wonwoo tersentak kaget. Dia langsung menatap sinis Mingyu lalu kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke Wonho yang kini telah berada di alam mimpi. Wajahnya terlihat damai walau kegelapan mengelilinginya.
"Pulang."
Titahnya pada Mingyu yang menatapnya dengan kesal.
"Jika saja aku tak mencintaimu sudah kubunuh kau saat ini."
Mingyu berucap lirih, dan hal itu didengar oleh wonwoo. Dia lalu memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke kursi mobil. Ia tau bahwa sejak dulu seorang Kim Mingyu jatuh cinta padanya. Tapi dia berusaha untuk tidak memperdulikan hal itu. Entah apa yang dipikirkannya tentang pria berkulit Tan itu hingga ia bahkan tak memperdulikan keberadaannya dan menjadikannya seperti budak.
~•~
Cahaya matahari mulai menerangi kota Seoul dan mengusik tidur seseorang yang saat ini tengah memeluk dirinya sendiri kedinginan. Tidurnya sama sekali tak nyenyak. Dinginnya malam ditambah perut yang lapar membuatnya tak bisa tidur. Hanya seekor kucing yang setia menghangatkan kakinya dan menemani dirinya. Dia terbangun dengan mata yang sedikit memerah. Dilihatnya si kucing yang menjilati pipinya.
"Kau membangunkanku hm? Astaga terimakasih. Kenapa tak ada yang mau merawat kucing pintar sepertimu."
Dia bangkit dan membereskan tasnya. Dia masuk sedikit lebih jauh ke dalam gang kecil itu lalu mengganti pakaiannya menjadi lebih baik dan merapikan tatanan rambutnya dengan tangannya. Setelahnya dia berjalan keluar menuju gedung mewah J'Design. Dia masuk dengan memperlihatkan amplop yang dipegangnya kepada penjaga gedung itu.
"Permisi, bisakah aku bertemu presiden Jeon? Dia memberiku ini."
Ucapnya pada pria bername-tag Lim Changkyun sambil menyerahkan amplop coklatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not okay
RandomSeorang yang dulu sangat dinantikan kehadirannya, kini dibuang oleh semua orang Namun, ketika sedang berjalan tanpa tujuan di tengah ramainya kota Seoul, pria asal sanbon yang kini terlantar itu ditawari pekerjaan sebagai sekertaris pribadi oleh seo...