00

272 35 9
                                    

Elina,

'PRANG!' suara bantingan kaca terdengar diseluruh penjuru rumah kecil yang baru saja mereka tempati. Singkat cerita, dulunya Surya dan Fani adalah pengusaha sukses di Kota Denpasar. Namun, karena kecerobohan Surya mereka harus pindah ke Jakarta di rumah peninggalan Nenek Surya. Pernikahan Surya dan Fani dulu juga menjadi pro-kontra di kedua belah pihak sampai menyebabkan mereka diusir dari rumah karena Fani sudah hamil duluan. Hal itu menyebabkan mereka berdua kabur ke Bali dan memberanikan diri mengucap janji suci disana.

"Bagus, jam segini baru pulang. Kamu kira anak dan istri kamu nggak butuh kamu?" kesal Fani, mama Elina sekaligus istri dari pria yang sedang mabuk di depannya ini.

"Suami baru pulang bukannya di sambut malah dimarahin kaya gini, lo tuh pengennya ribut mulu sama gue apa?!" ucap Surya tak kalah tinggi suaranya. Kondisinya saat ini tak memungkinkan diajak bicara, baju kotor jauh dari kata rapi serta bau alkohol yang tercium jelas pada badannya.

"Berapa kali coba aku bilang kalau kamu itu udah jadi suami sekaligus ayah buat Elina, udah berbulan-bulan juga kamu nggak ngasih keluarga kamu ini nafkah. Kamu itu kepala rumah tangga, ingat itu!"

"Arghh, cerewet tau nggak?!" Surya membanting vas bunga yang ada disampingnya.

"Bukan cerewet mas, aku cuman ngingetin kamu kewajiban kamu." Fani menelan liurnya takut. Dia sedikit takut dengan nada bicara suaminya.

"Lo tau nggak? Lo itu alasan kenapa gue malas di rumah. Lo tuh cerewet! Banyak maunya!"

"Aku cuman pingin kamu jadi suami yang baik sekaligus ayah yang baik buat Elin."

Surya melangkahkan kaki keluar, "Banyak bacot lo!" tangannya menunjuk Fani yang mencoba menahan tangisnya lalu menutup kasar pintu rumah sederhana mereka. Pergi meninggalkan keluarganya yang membutuhkan figur seorang ayah yang baik.

Di lain sisi anak dengan rasa ketakutan terus terisak akibat pertengkaran orang tuanya. Menutupi diri dengan selimut dengan tujuan tidak mendengar pertengkaran itu.

"Please ma, pa, Elina takut," ucapnya dengan mata yang sudah mengalir sejak tadi.

ELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang