°7

2.7K 484 62
                                    

"You'll be mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You'll be mine."

•••

Jari jemari lentik itu bergerak cepat, menulis beberapa kata dengan spidol berwarna merah. Dirinya mendekam di pojok ruangan, bersama kertas yang ditempel acak di dinding berwarna putih gading. Ada beberapa foto yang tergantung di sanaㅡtermasuk salah satu teman tampannya di universitas.

SI TAMPAN MILIKKU

MARK LEE

Gadis itu tersenyum memandangi foto di hadapannya. Tangannya naik, mengusap foto tersebut dengan lembut penuh kasih sayang. Tatapannya begitu penuh cintaㅡjuga obsesi yang menakutkan.

Di bawah foto Mark, ada satu note lecil berisikan beberapa baris kalimat. Dirinya tertawa keras setelah membaca kalimat yang ditulisnya sendiri.

"Pemuda Kanada yang tampan. Dia milikku! Dan akan selamanya jadi milikku! Ah, aku bahkan selalu terbayang tatapan matanya yang tajam. Bagaimana jikaㅡsuatu saat kamu jadi kekasihku?"

Gelak tawanya mengecil seiring dengan tatapannya yang kian menajam. Giginya menggigit bibir bagian bawahnya kuat, teringat sesuatu yang membuatnya kesal bukan main.

"Tapi gadis itu selalu berada di sekitarmu, Mark. Bagaimana caranya membuatmu berpaling padaku?"

Tidak. Mikayla tidak pernah menyakiti orang lain secara fisik. Obsesinya boleh jadi menakutkan, tapi dia tetap seorang gadis dengan sedikit pemikiran lugu dan belas kasihan. Mikayla hanya akan menyakiti seseorang lewat perasaannya. Ah, bukankah sama saja? Dan mungkin terdengar lebihㅡmenyeramkan?

Gadis itu bergumam, mengetukkan jemarinya di dagu dengan tatapan yang mengarah fokus pada foto Mark yang diambilnya diam-diam.

"Aku akan bergerak lebih cepat, lalu kamu akan jadi milikku!"

- Comet -

Mark menjilat es krim yang berada dalam genggamannya selagi kamu menatapnya jengah. Karenaㅡdemi Tuhan, orang gila mana yang menikmati es krim lebih dari dua scoop di suhu sedingin ini? Mengingat musim gugur sudah memasuki akhir dan musim dingin akan menyambut dengan tangan terbuka.

Tangannya terulur, memaksamu ikut menikmati es krim dengan rasa karamel di tangannya. Belum sempat kepalamu menjauhi uluran tangannya, Mark sudah lebih dulu menempelkan es krim tersebut ke bibirmu dengan ekspresi tidak bersalah.

Maka dengan terpaksa, kamu mengambil bagian dari es krim tersebut dengan gigimu sebelum meringis ngilu. Kepalamu terasa beku dan mulutmu berhenti bekerja.

"Kupikir lebih baik kamu menenggelamkanku di danau es sekarang, Mark."

Pemuda itu tertawa gemas, kembali menikmati es krimnya tanpa beban. Setelah kamu berhasil menelan es krim yang meleleh di mulutmu, ibu jari Mark mengusap bibir bawahmu lembut. Ada lelehan es krim di sana, tertinggal. Dan dengan santainya Mark membawa ibu jarinya ke mulutnya sendiri, mengecap rasa manis dari lelehan di bibirmu tadi. Ekspresi lembutnya berganti dengan tatapan menggoda.

Alih-alih merona malu dan merasakan ribuan kupu-kupu atau lebah atau kunang-kunang di perutmu, kamu justru menatapnya dengan alis yang tertaut diikuti ringisan kecil dari bibirmu.

"Ew, gross," ujarmu singkat dan jelas.

Mark tidak bisa tidak tertawa. Renyah sekali, bahkan sekarang dirinya nyaris menjatuhkan es krim dalam genggamannya.

"Oops, sorry," balasnya lalu mengakhiri sesi tawa renyahnya. "Kupikir kamu akan melebur dan menyatu dengan tanah."

"Aku benci mengatakan ini, kamu keren."

Mark tersenyum malu-malu dan berdeham pelan.

"Tapi tadi itu menjijikkan, serius. Aku benci adegan romantis seperti telenovela, jadi hentikan sebelum aku menendang tulang keringmu."

"Wow," hanya itu respon yang Mark berikan. Netranya yang semula berkelana kesana-kemari karena malu, kini justru menatap tepat irismu. "Luar biasa. Bisakah kamu menjadi kekasihku sekarang juga?"

Sial.

Kenapa justru di saat seperti ini kamu malah berdebar?

"Ya, katakan itu pada seluruh gadis di Universitas."

"Astaga, kamu cemburu?"

Kamu mendesis, rona merah muda yang tadinya menjalar di pipi kini memudar.

"Pergi saja sana! Menghilang kalau bisa!"

"Tidak bisa."

"Kenapa?!"

"Karena kamu akan merindukanku."

"Demi Asteroid! Kenapa kamu jadi seperti ini?! Kurangi jam mainmu dengan si dinosaurus bermulut besar itu!"

- Comet -

C

onstellation Series - January 2019


[Constellation Series] | Comet - Mark VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang