kesialan

53 7 0
                                    

"aku bahkan tidak mengenalmu,tolong cukup jangan ganggu hidupku,apalagi membuat diriku merasa berhutang Budi kepadamu"

Jam pelajaran hari itu sepertinya membuat Anya mual,seharian itu sepertinya dia harus meminum racun lebih banyak.

Anya,Tasya,dan Alya menuju ke kantin,tepatnya ke tempat favorit ketiganya,yakni ujung kantin yang beratap pohon mangga.

"Gue heran sama guru tadi,dulu dia sepinter apa yak?atau punya dukun dari mana,kenapa bisa jadi guru yang bikin muridnya sampe mau stres gini,gila banget ah!"gumam Tasya,merasakan pelajaran hari seperti malapetaka.

"Tau dah!bisa ga si hari ini di skip aja,pengen jadi ayam aja lama lama"celetuk Alya menyauti keluhan Tasya.

"Apaloh?ayam?berani banget ya Lo nyamain diri Lo sama ayam?Lo ga mikir Lo gimana dan ayam gimana?mikir Napa,yang pantes jadi ayam itu gue,bukan Lo apalagi cowok itu!"
Tiba tiba nada bicara Anya meninggi,entah karna pelajaran hari ini,atau karna ayam yang disama samakan dengan orang lain,entahlah

"Loh kok bahas cowo itu sih?eh iya,siapa sih cowo itu,emang Lo kenal ya ay?atauuuu dia pacar Lo?!"mulut Tasya bagaikan mercon yang tak terkendali!

"Gilaaaaaa,Lo udah punya pacar ay?Lo nduluin gue,apa gimana sih?gue aja baru pdkt sama ahnif,lah elu main serobot cari cowok aja" lanjut Alya yang mulai emosi,ya karna emang diantara mereka bertiga hanya Alya yang mudah dekat dengan lelaki,paras Alya yang cukup cantik,ramah dan mudah bergaul,membuat dirinya mudah mengenal laki laki.

"Aelah elu mah,dari lebaran monyet taun lalu,sampe sekarang presiden nya udah dilantik,pdkt Mulu heran" sambung Tasya,

Eehh bentar,yang ditanya siapa ya dari tadi?author lupa

"Gue?kenal sama cowok?siapaaaa?cowo aneh tadi?yang sok sokan jadi pahlawan?idih najis tau ga,udah sok ganteng,sok baik lagi,mulutnyaaa elah kek cerobong Asep!"cerca anya.

Sepertinya kesialan Anya datang kembali,pria itu ternyata duduk di bangku ketiga dari tempat Anya duduk,suara Anya yang lantang membuat semua orang bisa mendengar pembicaraan mereka

"Lo bisa ga?kalo ngomong pake saringan ,Lo tuh sebenernya siapa?bisa ga ngerasa bersalah sedikit aja!"
lelaki itu berdiri lalu mendekat ke meja tempat Anya dan teman teman nya makan,tatapan nya penuh dengan kemarahan,senyum nya nampak mengerikan,ya memang lelaki ini sosok yang aneh!

Ya meskipun Anya pun aneh~~

"Ulangi maksud perkataan Lo tadi!!"
Pinta lelaki ini.

"Loo itu siapa sih?kenapa selalu jadi masalah buat gue,bisa ga Lo gausah ada!"ucap Anya dengan lantang,meskipun terdapat ketakutan dalam dirinya.bagaimana tidak takut?cowo seganteng ini bisa marah dengan mata yang membara

"Lo bilang apa?gue jadi masalah buat Lo? gue udah nolongin Lo dari masalah,dan Lo bilang gue cuman jadi masalah?punya otak ga sih Lo?"bentak lelaki yang merasa marah

"Nama Lo siapa sih?! Dan ngapain Lo nolongin gue!"sambung Anya

"Ini orang ga ngucapin makasih,gatau diri lagi!dan yang paling parah,dia ga tau nama gue juga"geram lelaki ini

nada lelaki itu benar benar menakutkan,tatapan nya tajam,alis tebal membuat karisma nya terpancar,dan yang jelas,meskipun sedang marah,ketampanan nya tidak ada yang berkurang sedikitpun!luar biasa.

"Buat apa gue ngucapin makasih sama Lo?!buat apa gue harus ngerasa berhutang Budi sama Lo?dan yang bikin gue jiji,buat apa gue tau nama Lo?!"kini Anya berdiri dan membalas tatapan sengit lelaki itu.tatapn mereka bertemu,kedua pasang mata mengeluarkan kemarahan yang entah kenapa harus hadir.

"Gue Angga,gue anak populer di sekolah ini,dan Lo gatau siapa gue?"tatapan mereka seketika bertemu,meski amarah sedang menutupi hati Angga,namun ada sesuatu yang berbeda,entahlah,dia membenci gadis yang ia tak kenal ini

"Denger baik baik ya pak Angga yang terhormat,mau Lo anak populer atau Lo anak ayam sekalipun,gue ga peduli,menurut gue ,Lo itu cuman pembuat masalah!"
tatapan itu terbalas ketika gadis ini benar benar marah kepada lelaki yang sama sekali ga dikenalnya.

Susana kantin menjadi hening,kedua sahabat Anya pun mati kutu melihat adu mulut mereka,sampai akhirnya masalah tersebut terdengar sampai BK,dengan cepat Bu Wati membawa  Anya dan Angga ke ruang konseling.

"Anyaaaa,maaf"

23/26Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang